Idul Adha

Contoh Teks Khutbah Idul Adha 1443 H Tahun 2022 Terbaru Tema Tentang Qurban

Contoh khutbah yang ada dalam artikel ini merupakan karya KH.M.Cholil Nafis, Lc., Ph D yang dilansir dari situs mui.or.id.

Editor: Syahroni
https://mui.or.id
KH.M.Cholil Nafis, Lc., Ph D. Contoh Ceramah Tema Qurban yang Disampaikan KH.M. Cholil Nafis. 

Ibadah kurban merupakan salah satu ibadah penting dalam ajaran Islam. Ibadah ini memiliki fondasi kuat dan memiliki akar sejarah panjang dalam tradisi rasul-rasul terdahulu. Nabi Ibrahim a.s. dikenal sebagai peletak pertama ibadah Qurban.

Peristiwa penyembelihan yang dilakukan Nabi Ibrahim a.s. terhadap anaknya Nabi Isma’il a.s. merupakan dasar bagi adanya ibadah Qurban. Nabi Ibrahim a.s. dengan penuh iman dan keikhlasan bersedia untuk menyembelih anak kesayangannya, Ismail hanya semata-mata untuk memenuhi perintah Allah SWT.

Peristiwa yang mengharukan ini, dilukiskan dengan indah oleh Allah SWT dalam al-Qur’an surah as-Shaffat ayat 102:

فَلَمَّا بَلَغَ مَعَهُ السَعْيَ قَالَ يَابُنَيَّ إِنِّيْ أَرَى فِيْ المَنَامِ أَنِّيْ أَذْبَحُكَ فَانْظُرْ مَاذَا تَرَى قَالَ يَآأَبَتِ افْعَلْ مَاتُؤْ سَتَجِدُنِيْ إِنْ شَآءَ اللهُ مِنَ الصَابِرِيْنَ

“Tatkala anak itu sampai umurnya dan sanggup berusaha bersamasama Ibrahim. Ibrahim berkata ; Wahai anakku, sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka pikirkanlah apa pendapatmu. la menjawab, wahai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan oleh Allah kepadamu, insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar”.

Ini adalah ujian ketaatan Nabi Ibrahim kepada Allah. Di kemudian hari, pengorbanan ini menjadi anjuran bagi umat Islam untuk menyembelih hewan kurban, setiap tanggal 10 Dzulhijah dan pada hari tasyrik, yaitu 11, 12, dan 13 Dzulhijjah.

Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar Walillahil Hamd

Kaum muslimin yang berbahagia

Saat sekarang ini umat Islam, khususnya di Indonesia sedang mendapat musibah pendemi Covid-19 sehingga secara keagamaan, sosial dan ekonomi mengalami banyak perubahan dan kesulitan. Secara keagaman kita banyak perubahan tata laksananya bahkan sampai tak dapat melaksanaan ibadah sebagaimana mestinya.

Contohnya, beberapa bulan lalu kita tak dapat melaksanakan shalat jum’at berkali-kali karena menghindari berkerumun di masjid, shalat rawatib berjemaah sampai sekarang di daerah yang masih rawan penularan covid-19 belum bisa melaksanakan shalata berjemaah yang merapatkan shaf.

Secara sosial keagamaan banyak hal yang berubah karena mengikuti protokol kesehatan untuk menghindari penolaran pandemi ini. Yaitu, tidak bersalaman secara langsung saat berlebaran dan pertemuan, tidak bisa mudik saat lebaran dan acara-acara hari besar dan tabligh akbar sulit dilaksanakan.

Kini secara ekonomi, pendapatan masyarakat sangat terasa penurunan produksi bahkan sebagian banyak yang dirumahkan juga diberhentikan kerja. Para pekerja informal, seperti guru lepas dan pedagang kaki lima banyak yang berhenti bekerja karena suasan di saat wabah pandemi tak memungkin kondisinya.

Masyarakat saat ini banyak yang prihatin. Apapun kondisinya harus banyak berkorban demi mempertahankan hidup dan memenuhi kebutuhan hidup baik secara muril maupun materiil. Harus meluruskan niat, semua upaya semata-mata qurbanan (mendekatkan diri) kepada Allah SWT.

Mari kita kembali kepada ajaran Islam untuk menghindari siksa dengan datangnya wabah sehingga wabah pandemic ini bisa mendatangkan rahmat. Sebab musibah, termasuk pandemin Covid-19 ini akan menjadi siksa (adzab) bagi siapa yang dikehendaki oleh Allah SWT dan akan menjadi rahmah (kasih sayang) Allah kepada orang mukmin. Karenanya, untuk menjadikan musibah ini rahmah adalah menyikapinya dengan keimanan dan melaksanaan ajaran Islam.

Pertama, tauhid kepada Allah SWT seraya juga melakukan upaya nyata yang maksimal. Bahwa saat pandemi mewabah maka kita wajib menghidarinya dengan cara isolasi diri dari interaksi fisik dengan orang lain. Menghidari kerumunan (social distancing), menghidari kontak fisik dengan orang lain (fisical distancing), menggunakan masker di tempat umum untuk menghindari penularan pandemic Covid-19, menjaga higienisitas diri dan lingkunga, hati yang tenang, rajin berolahraga dan mengkonsumsi yang halal dan thoyyib

Halaman
1234
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved