Satono Komitmen Eksplorasi Sumber Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Sambas

Bupati Satono mengatakan, dia telah mengikuti koordinasi pengelolaan keuangan pemerintah pusat dan daerah di Kantor Kanwil DJPb Provinsi Kalbar.

Penulis: Imam Maksum | Editor: Hamdan Darsani
TRIBUNPONTIANAK/ISTIMEWA
Bupati Sambas H Satono saat meneken MOU dengan Kanwil DJPb Provinsi Kalbar di Pontianak, Rabu 29 Juli 2022 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, SAMBAS - Bupati Sambas, H Satono berkomitmen akan mengeksplorasi sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD) semaksimal mungkin pasca teken Memorandum of Understanding (MoU) dengan Kanwil DJPb Provinsi Kalbar di Pontianak, Rabu 29 Juli 2022.

Bupati Satono mengatakan, dia telah mengikuti koordinasi pengelolaan keuangan pemerintah pusat dan daerah di Kantor Kanwil DJPb Provinsi Kalbar.

Dari situ, dia melihat bertapa pentingnya memaksimalkan sumber-sumber PAD yang ada di daerah untuk percepatan pembangunan.

"Kabupaten Sambas sebenarnya punya potensi yang luar biasa untuk mendatangkan PAD. Cuma pintu masuk PAD-nya itu tidak dari Sambas langsung. Ini akan terus kita eksplorasi untuk percepatan pembangunan," katanya Jumat 1 Juli 2022.

Gedung Perpustakaan Daerah Sambas Termegah di Kalbar, Bupati Sebut Jadi Pusat Literasi

Satono memberikan contoh, satu diantara sumber PAD yang harus dieksplorasi lebih maksimal lagi adalah sektor pertanian. Sebab, mayoritas masyarakatnya Kabupaten Sambas adalah petani.

"Populasi penduduk Kabupaten Sambas terbesar kedua setelah Kota Pontianak, 70 persen masyarakatnya bergerak di sektor pertanian. Maka ketika pandemi Covid-19 melanda, masyarakat kita tidak terlalu merasakan dampaknya, karena Sambas adalah lumbung pangan," katanya.

Satono mengatakan, selama ini pangan dari Kabupaten Sambas banyak beredar di sejumlah kabupaten dan kota di Kalbar. Seperti beras saja misalnya, saat ini, kata dia, formulasi agar beras bisa menyumbang PAD untuk Sambas masih dirancang.

"Sambas menyumbang 25 persen pangan untuk Kalbar. Kalau kita tidak suplai beras ke luar daerah. Bisa-bisa Kota Singkawang kekurangan beras.  Kemudian daerah yang lahan pertaniannya kecil, berasnya sedikit, pasti akan repot. Lalu bagaimana beras ini menjadi sumber pendapatan bagi daerah kita," tuturnya. (*)

Cek Berita dan Artikel Mudah Diakses di Google News

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved