Rozana Hadirkan Makan Khas Sambas Bubur Pedas Dalam Bentuk Kemasan Instan
"Memang Bubor Paddas paling ikonik, sebenarnya Bubor Paddas adalah makanan khas Suku Melayu pada umumnya, namun yang paling terkenal ada bubur pedas S
Penulis: Imam Maksum | Editor: Rivaldi Ade Musliadi
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, SAMBAS - Meski sempat vakum mengembangkan ide Bubor Paddas Instan Cup, Tim Inventor Poltesa tak mudah patah arang. Upaya demi upaya dilakukan hingga akhirnya Bubor Paddas cup instan berhasil dikembangkan.
Keberhasilan memproduksi Bubor Paddas menjadi makanan cepat saji ini tak lepas dari kiprah Rozana. Dia adalah Tim Inventor Bubor Paddas Instan Cup yang berhasil mengembangkan makan khas Sambas itu menjadi lebih praktis.
Rozana mengatakan Bubor Paddas adalah makanan khas Melayu Kabupaten Sambas yang paling ikonik diantara makanan lainnya. Selain itu, alasan lain juga karena Bubor Paddas dapat diterima oleh masyarakat luar Kabupaten Sambas dan di luar kalangan Suku Melayu.
"Memang Bubor Paddas paling ikonik, sebenarnya Bubor Paddas adalah makanan khas Suku Melayu pada umumnya, namun yang paling terkenal ada bubur pedas Sambas. Bubor Paddas sudah banyak dicoba atau dicicip orang luar, dan cita rasa bubur pedas dapat diterima oleh masyarakat di luar Kabupaten Sambas atau diluar kalangan Suku Melayu," jelasnya, Rabu 22 Juni 2022.
• Dinas Peternakan Sambas Bentuk Tim Reaksi Cepat Tangani PMK
Rozana menuturkan awal mula ide untuk membuat bubur pedas instan yang merupakan inisiasi dirinya. Ide itu lantas dieksekusi saat kegiatan PKM pada tahun 2020. Meski sempat terhenti, pengembangannya dilanjutkan pada tahun 2021.
Berkat dorongan semangat Kaprodi Agroindustri Pangan dan Direktur Poltesa akhirnya pengembangan Bubor Paddas Instan tersebut diproduksi kembali.
"Ide awal untuk membuat bubur pedas instan adalah saya sendiri, tentu atas dorongan cita-cita banyak kawan-kawan. Kemudian pertama kali dieksekusi pada kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) tahun 2020 yang bermitra dengan Desa Trigadu, Kecamatan Galing," jelasnya.
Tim pengabdian masyarakat tersebut terdiri dari Nur Istiqomah, Kiki Kristiandi, Asti Febrina, dan dirinya. Namun kegiatan pengembangan sempat vakum di tahun 2021. Kemudian di tahun 2022, dengan semangat dan dorongan besar dari Kaprodi Agroindustri Pangan, serta Direktur Politeknik Negeri Sambas, kegiatan pengembangannya kembali diintensifkan.
"Hingga diperoleh formulasi yang sudah diproduksi massal seperti saat ini," ungkapnya.
• Polres Sambas Salurkan Bantuan Sosial ke Panti Asuhan dan Pondok Pesantren
Ia juga menuturkan bahwa setelah melalui testimoni, Bubor Paddas Instan diproduksi massal pada Mei 2022 dan dijual dengan harga Rp20.000 per cup.
"Testimoni pertama pada tahun 2020, kemudian dilanjut testimoni kedua di tahun 2022 awal lalu testimoni terakhir pada Mei 2022 dan mulai diproduksi massal sejak akhir Mei 2022. Kalau ditotal sekitar 2 tahun termasuk dengan ada masa vakumnya kemarin. Harga jual saat ini adalah Rp. 20.000/cup. Semoga kedepan dengan bertambahnya volume produksi, biaya produksi juga bisa diminimalisir, sehingga harga bisa diperhitungkan kembali," ujarnya.
Proses produksi, kata dia, dimulai dari seleksi atau pemilihan bahan baku diantaranya daun pakis, daun singkil, dan sayur lainnya yang mesti segar. Pemilihan bahan bumbu memiliki kriteria tertentu, yaitu kualitas yang baik dan bebas dari cemaran.
"Langkah kedua, proses persiapan sayuran kering yang dilakukan melalui proses pengeringan, tahap ketiga adalah pembuatan bumbu dan tahap ke 4 pengemasan," ujarnya.
Lebih lanjut ia menambahkan terdapat dua jenis bumbu untuk Bubor Paddas Instan yaitu bumbu basah dan bumbu kering, dan terdapat sayuran yang dikeringkan.
"Bumbu basah terdiri dari daun kunyit dan kasum. Bumbu kering adalah beras dan kelapa. Sayuran kering terdiri dari pakis, singkil, katuk, jagung, ubi jalar, kubis, dan wortel," ungkapnya.