Sopir Truk di Kabupaten Landak Keluhkan Antrean Panjang untuk Membeli Solar Subsidi
Antrean mobil truk tersebut sudah menjadi pemandangan umum di setiap SPBU, dimana terkadang para supir harus rela mengantri hingga berjam-jam
Penulis: Alfon Pardosi | Editor: Hamdan Darsani
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, LANDAK - Antrean truk untuk mendapatkan Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis solar di setiap Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) masih saja terus terjadi sejak beberapa bulan belakangan ini.
Antrean mobil truk tersebut sudah menjadi pemandangan umum di setiap SPBU, dimana terkadang para sopir harus rela mengantri hingga berjam-jam untuk mendapatkan solar. Dengan harapan agar kendaraan yang mereka bawa bisa kembali bekerja.
"Iya masih harus ngantre, tapi kalo yang di sini alhamdullilah tidak terlalu lama antrenya. Karena nozzlenya kalo tidak salah saya ada tiga. Jadi paling lama itu satu jam sampe 2 jam lah," ujar Ya Mukmin sopir truk ketika ditemui Tribun di SPBU Pal 3 Ngabang pada Kamis 16 Juni 2022.
• Tim Penilai Dari Mabes Polri Datangi Polres Landak
Diterangkan Ya Mukmin, dirinya sudah antre solar sejak 30 menit lalu untuk mendapatkan solar agar bisa kembali bekerja.
"Mengantre setiap hari untuk mendapatkan solar ini sudah terjadi sejak empat bulan belakangan ini," terangnya.
Sedangkan keperluannya terhadap solar sangat tinggi, karena terkadang harus membawa angkutan yang jaraknya lumayan jauh seperti ke Pontianak, Kubu Raya ataupun ke Mempawah.
"Tapi saat ini kebetulan angkutan saya tidak jauh-jauh, yakni di sekitaran Ngabang dan Sosok," terangnya.
Meski pun demikian, untuk mendapatkan solar di setiap SPBU yang ada tentu harus tetap mengantri.
"Kalo yang di sini tidak terlau lama antrenya, kalo di SPBU lain kadang ada yang harus menunggu berjam-jam, bahkan ada yang sudah menjatahkan maksimal pengisian itu berapa banyak," jelasnya.
Sehingga dengan adanya antrean yang harus dilakukan setiap akan mengisi solar di SPBU tentunya cukup menganggu, karena jam kerja akan berkurang. Dirinya berharap ada kebijakan dari pemerintah untuk mengatasi agar mengantri ketika mengisi solar tidak terjadi.
Sebab solar subsidi masih menjadi andalan para sopir, jika menggunakan yang non subsidi tentu tidak sebanding dengan penghasilan.
"Kebijakan yang seperti apa, tentu pemerintah bisa memikirkannya, agar kami sebagai supir ini bisa terus lancar dalam bekerja," harapnya.
Ungkapkan yang sama juga disampaikan oleh sopir truk lain yakni Syawal, dimana mengantri di SPBU untuk mendapatkan solar sudah berbulan-bulan dirasakan.
Hal tersebut mau tidak mau mesti dilakukan agar kendaraan yang dibawa bisa terus keberja.
"Kita juga tidak mengerti kenapa harus selalu antri, mungkin jatahnya dikurangi kita juga tidak mengerti. Semogalah jatahnya diperbanyak atau bagaimana. Karena susah juga kami kalo harus antri terus, yang pasti waktu sudah banyak terbuang sia-sia," ungkapnya. (*)
Cek Berita dan Artikel Mudah Diakses di Google News