Sopir Kesulitan Dapat Solar dan Antrean Terjadi di Hampir Semua SPBU, Polda Awasi Distribusi BBM
Setiap hari penyaluran dilakukan pukul 09.00 sampai dengan pukul 14.00 atau juga sampai BBM-nya habis
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Antrean sopir yang akan mengisi truk dengan BBM solar terjadi di sejumlah SPBU, terutama di luar kota. Kondisi ini terus terjadi, sejak beberapa bulan terakhir.
Manager di satu SPBU di Kecamatan Sambas, Laurensius, mengungkapkan setiap hari selalu terjadi antrean pengisian BBM solar di SPBU. Bahkan tidak hanya di Kecamatan Sambas, kondisi tersebut juga sering terjadi di SPBU lainnya yang ada di Kabupaten Sambas.
Laurensius menerangkan, enam hari dalam sepekan, SPBU tempat ia bertugas mendapat pasokan kuota 8 kilo liter BBM jenis solar. Khusus hari Senin merupakan jadwal off pasokan solar di SPBU tersebut.
Dia mengatakan penyaluran pasukan solar ditentukan oleh Pertamina di Pontianak. Jadwal penyaluran dilakukan setiap hari kecuali Senin mulai pukul 09.00 WIB hingga pukul 14.00 wib.
• Pertamina Klaim Salurkan Solar Bersubsidi di Kalimantan Barat Sesuai Kuota
"Penyaluran sudah ditentukan oleh pihak Pertamina. Setiap hari penyaluran dilakukan pukul 09.00 sampai dengan pukul 14.00 atau juga sampai BBM-nya habis," katanya.
Kondisi antrean kata dia, disebabkan kuota solar yang tidak mencukupi kebutuhan. Karena solar sedikit maka selalu terjadi antrean ketika solar datang.
"Seperti biasa, selalu terjadi antre, karena mungkin barangnya sedikit maka selalu ada antre di setiap BBM solar datang. Dari jam penyaluran pukul 09.00 WIB selalu antre," jelasnya.
Dia mengatakan pihaknya mengatur penyaluran solar, bagi kendaraan roda empat maksimal 60 liter dan kendaraan roda enam maksimal 70 liter. Pihaknya berkomitmen memberikan pelayanan semaksimal mungkin supaya pengantre solar semuanya kebagian.
"Agar semuanya dapat, selalu mencukupi berapa pun jumlah mereka mengantre kita mengusahakan selalu mencukupi. Jangan sampai ada yang tidak dapat, jadi kita bagi pembagiannya itu," jelasnya.
Dia menyebut kendaraan yang mengantre sebagian besar truk, bus, bus antar kota atau kabupaten dan kendaraan pribadi.
"Sebagian juga bus antar kabupaten, seperti Perintis, mereka selalu mengantre setiap hari, kemudian juga mobil pribadi," katanya.
Sopir truk asal Mempawah, Markilan, mengeluhkan soal kondisi sulitnya bahan bakar minyak jenis solar di Mempawah.
"Kalau saya sebagai supir truk yang biasa mengangkut pasir, dan tanah di sekitar Kota Mempawah sangat mengeluhkan tentang minyak jenis solar yang saya rasa sulit didapatkan, dan ini terjadi bukan baru-baru ini melainkan sudah lama, dan bisa setiap hari melakukan antrean dan terus saja terjadi," ujarnya.
"Kalau mau ngantre rasanya sangat lama sudah tak terhitung berapa jam, bahkan ada yang rela ngantre sampai bermalam karena demi mendapatkan solar," ujarnya lagi.
Dirinya beranggapan susahnya solar bukan karena langka, melainkan adanya yang memainkan solar. "Saya rasa bukan semata-mata langka, tapi ada pemain di sini, baik itu pengepul ataupun yang membeli menggunakan tangki siluman dan jerigen," katanya.