Petani Muda Berkemajuan Apresiasi Rakerda Perhiptani Sambas

Ardiansyah meminta peran eksekutif dan legislatif untuk lebih memfokuskan membina dan memberikan bantuan guna mendukung kegiatan petani muda agar lebi

Penulis: Imam Maksum | Editor: Hamdan Darsani
TRIBUNPONTIANAK/ISTIMEWA
Anggota DPR RI Daniel Johan saat menghadiri Rakerda Perhiptani Kabupaten Sambas, di Pemangkat, Kabupaten Sambas, baru baru ini. 

TRIBUNPONTIANAK CO.ID, SAMBAS - Ketua Petani Muda Berkemajuan Ardiansyah mengapresiasi jajaran Pengurus DPD Perhiptani Kabupaten Sambas yang memulai langkah strategis dalam mendukung program-program yang telah dibuat oleh pemerintah pusat dan daerah, Selasa 14 Juni 2022.

"Selaku petani muda dan sebagai penyuluh swadaya yang juga berperan membangun pertanian tanpa digaji, kami merasa diapresiasi keberadaan kami dan komitmen kami selaku petani muda dan penerus dunia pertanian untuk bekerjasama dengan semua stakeholder dalam membantu pemerintah," katanya.

Ardiansyah meminta peran eksekutif dan legislatif untuk lebih memfokuskan membina dan memberikan bantuan guna mendukung kegiatan petani muda agar lebih maksimal. 

Jawab Tuntutan Aliansi Mahasiswa, Kadiskes Sambas Jelaskan Dana Rp 24 Miliar Bukan untuk Perjadin

"Kita tau bahwa sekarang semua serba mahal dan sulit didapat, pupuk kimia mahal, pupuk subsidi tidak mencukupi dan sulit didapat karena kuota terbatas, akan tetapi kita ada peluang sumber daya alam seperti sampah pertanian, limbah sawit, kotoran hewan, hanya saja untuk mengolahnya menjadi pupuk organik yang bermanfaat bagi tanaman dan dapat dimanfaatkan oleh petani perlu biaya yang cukup besar untuk membeli alat dan uji laboratorium," tuturnya.

Untuk itu, kata dia, pihaknya meminta melalui pokir-pokir dan aspirasi anggota DPR RI terutama, Daniel Johan untuk memperhatikan petani-petani muda yang mulai menyukai dan menekuni bidang pertanian

Sementara itu, belum lama ini, Rapat Kerja Daerah (Rakerda) Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Perhiptani Kabupaten Sambas tahun 2022 sukses dilaksanakan di Pondok Modern Nelayan (POMAN) Kecamatan Pemangkat, Sambas, Kalbar.

Rakerda diikuti oleh 140 orang peserta yang terdiri dari Penyuluh ASN (PNS dan PPPK) Kabupaten Sambas, Penyuluh Swadaya dan Penyuluh Swasta, serta beberapa undangan dari stakeholder terkait.

Diantaranya DPRD Kabupaten Sambas, perwakilan BKPSDMAD, Kepala Dinas Pertanian dan Ketahan Pangan Kabupaten Sambas, DPW Perhiptani Kalimantan Barat dan Perwakilan DPD Perhiptani Singkawang dan DPD Perhiptani Mempawah.

Ketua DPD Perhiptani Suliati, S.PKP berterimakasih atas peran serta seluruh komponen penyuluh dalam mensukseskan program pemerintah, baik pusat maupun daerah. 

"Kami senang sekali pertanian di Kabupaten Sambas mulai tumbuh dan mengarah kepada pertanian digital dalam menyongsong Pertanian Industri 4.0. Peran Serta penyuluh di lapangan terhadap petani mulai dirasakan dampaknya," katanya.

Dia mengatakan, terdapat penyuluh ASN yang selalu mendukung kegiatan tersebut, juga penyuluh swadaya yang berasal dari petani-petani yang telah berhasil mengembangkan pertaniannya. 

"Tak terlepas dari peran petani muda yang mulai tumbuh bak jamur di musim hujan di Kabupaten Sambas, serta peran penyuluh swasta yang juga tidak kalah penting dalam mengawal kemajuan pertanian Kabupaten Sambas menjadi lebih baik," tutur Suliati.

Rapat kerja yang dikemas dalam bentuk Bimbingan Teknis dengan tema Penguatan Peran Petugas Lapangan dalam Pengendalian OPT Tanaman Pangan diselenggarakan oleh Kementerian Pertanian bekerjasama dengan Komisi IV DPR RI, Daniel Johan.

Pada sambutannya, Daniel Johan yang hadir secara langsung pada kegiatan tersebut menyampaikan bahwa pentingnya peran penyuluh dalam menyampaikan informasi terkait tantangan ke depan dunia pertanian Indonesia terkhusus bagi daerah Kabupaten Sambas

"Dalam waktu ke depan kita akan menghadapi kerawanan pangan, beberapa negara eksportir bahan baku pangan seperti Vietnam, Thailand mulai menutup keran ekspor negara lain. Indonesia jangan terlena dan tetap waspada di situasi yang serba tidak menentu seperti sekarang," jelasnya.

Kata dia, perang Rusia dan Ukraina juga menjadi salah satu penyebab kerawanan pangan tersebut. Untuk itu dia meminta kepada petani untuk tetap berproduksi, minimal untuk menjaga ketahanan pangan keluarga.

"Dan dalam rapat kerja dengan Kementerian Pertanian di Jakarta beberapa waktu lalu saya juga meminta agar pemerintah fokus pada substansi yang mendukung kegiatan menjaga ketahanan pangan keluarga tersebut," ujarnya.

Dalam kesempatan itu, Daniel Johan memberikan bantuan berupa bibit tanaman buah kepada peserta pelatihan dan memprioritaskan beberapa permintaan dan masukan dari petani yang menyampaikan aspirasi kepada dirinya.  (*)

Cek Berita dan Artikel Mudah Diakses di Google News

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved