Doa Katolik

Renungan Katolik Senin 13 Juni 2022 Lengkap Bacaan 1 Bacaan Injil dan Mazmur Tanggapan

Renungan Katolik 13 Juni 2022 pekan biasa XI. Bacaan pertama Bacaan I: 1Raj. 21:1-16 dan Bacaan Injil: Matius. 5:38-42.

OSWALDO RIVAS / AFP
Wanita Katolik berdoa di Katedral Leon, Nikaragua pada 9 Juni 2022. Beberapa karya seni suci oleh pandai emas Italia terkenal Luigi Valadier (1726-1785) yang diperkirakan telah hilang di Meksiko ditemukan di Katedral León, Nikaragua, sebuah sumber gereja mengatakan pada hari Rabu. 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID - Renungan Katolik Senin, 13 Juni 2022.

Renungan Katolik 13 Juni 2022 pekan biasa XI.

Bacaan pertama Bacaan I: 1Raj. 21:1-16 dan Bacaan Injil: Matius. 5:38-42.

Mazmur Tanggapan: Mzm 5:2-3.5-6.7; dan Bait Pengantar Injil: Alleluya.

Orang Kudus Katolik 14 Juni Santo Metodius dari Konstantinopel

Bacaan Pertama: Bacaan dari Kitab Pertama Raja-Raja 21:1-16

“Nabot dilempari batu sampai mati.”

Nabot, seorang Yizreel, mempunyai kebun anggur di Yizreel, di samping istana Ahab, raja Samaria.

Berkatalah Ahab kepada Nabot, “Berikanlah kepadaku kebun anggurmu itu, supaya kujadikan kebun sayur sebab letaknya dekat rumahku.

Sebagai gantinya akan kuberikan kebun anggur yang lebih baik, atau jika engkau lebih suka, akan kubayar harga kebun itu dengan uang.”

Jawab Nabot kepada Ahab, “Semoga Tuhan mencegah aku memberikan milik pusaka leluhurku kepadamu.”

Lalu masuklah Ahab ke dalam istananya dengan kesal hati.

Ia gusar karena perkataan Nabot, orang Yizreel itu, “Aku takkan memberikan milik pusaka leluhurku kepadamu.”

Maka berbaringlah raja di tempat tidurnya dan menelungkupkan mukanya; ia tidak mau makan.

Lalu datanglah Izebel, isterinya, dan berkata kepadanya, “Apa sebabnya hatimu kesal, sehingga engkau tidak makan?”

Jawab Ahab kepadanya, “Sebab aku telah berkata kepada Nabot, orang Yizreel itu, ‘Berikanlah kepadaku kebun anggurmu dengan bayaran uang atau jika engkau lebih suka, aku akan memberikan kepadamu kebun anggur sebagai gantinya.’

Tetapi sahutnya, ‘Tidak akan kuberikan kepadamu kebun anggurku itu’.”

Kata Izebel, isterinya, kepadanya, “Bukankah engkau yang menjadi raja atas Israel ?

Bangunlah, makanlah, dan biarlah hatimu gembira!

Aku akan memberikan kepadamu kebun anggur Nabot, orang Yizreel itu.”

Izebel lalu menulis surat atas nama Ahab, memeteraikannya dengan meterai raja, lalu mengirim surat itu kepada tua-tua dan pemuka-pemuka yang diam sekota dengan Nabot.

Dalam surat itu ditulisnya demikian, “Maklumkanlah puasa dan suruhlah Nabot duduk paling depan di antara rakyat.

Suruh jugalah dua orang dursila duduk menghadapinya, dan mereka harus naik saksi menghadap dia, dengan mengatakan, ‘Engkau telah mengutuk Allah dan raja’.

Sesudah itu bawalah dia keluar dan lemparilah dia dengan batu sampai mati.”

Para tua-tua dan pemuka yang tinggal sekota dengan Nabot melakukan seperti yang diperintahkan Izebel kepada mereka.

Mereka memaklumkan puasa dan menyuruh Nabot duduk paling depan di antara rakyat.

Kemudian datanglah dua orang, yakni orang-orang dursila itu, lalu duduk menghadapi Nabot.

Orang-orang dursila itu naik saksi terhadap Nabot di depan rakyat, katanya, “Nabot telah mengutuk Allah dan raja.”

Sesudah itu mereka membawa Nabot ke luar kota, lalu melempari dia dengan batu sampai mati.

Kemudian mereka menyuruh orang melaporkan kepada Izebel, “Nabot sudah dilempari batu sampai mati.”

Segera sesudah mendengar, bahwa Nabot sudah dilempari batu sampai mati, berkatalah Izebel kepada Anab, “Bangunlah, ambillah kebun anggur Nabot, orang Yizreel itu, menjadi milikmu, karena Nabot yang menolak memberikannya kepadamu dengan bayaran uang, sudah tidak hidup lagi; ia sudah mati.”

Ketika Ahab mendengar, bahwa Nabot sudah mati, ia segera bangun dan pergi ke kebun anggur Nabot, orang Yizreel itu, untuk mengambil kebun itu menjadi miliknya.

Demikianlah sabda Tuhan.

U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan: Mazmur 5:2-3.5-6.7

Ref. Indahkanlah keluh kesahku, ya Tuhan.

1. Berilah telinga kepada perkataanku, ya Tuhan, indahkanlah keluh kesahku. Perhatikanlah teriakku minta tolong, ya Rajaku dan Allahku, sebab kepada-Mulah aku berdoa.

2. Engkau bukanlah Allah yang berkenan akan kefasikan; orang jahat takkan menumpang pada-Mu.

Pembual tidak akan tahan di depan mata-Mu; Engkau benci terhadap semua orang yang melakukan kejahatan.

3. Engkau membinasakan orang-orang yang berkata bohong, Tuhan jijik melihat penumpah darah dan penipu.

Bait Pengantar Injil:

U : Alleluya

S : (Mzm 119:105) Sabda-Mu adalah pelita bagi kakiku, dan cahaya bagi jalanku.

Bacaan Injil: Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius 5:38-42

“Jangan melawan orang yang berbuat jahat kepadamu.”

Dalam kotbah di bukit, Yesus berkata, “Kalian mendengar, bahwa dahulu disabdakan, ‘Mata ganti mata; gigi ganti gigi.’

Tetapi Aku berkata kepadamu, ‘Janganlah kalian melawan orang yang berbuat jahat kepadamu.

Sebaliknya, bila orang menampar pipi kananmu, berikanlah pipi kirimu.

Bila orang hendak mengadukan engkau karena mengingini bajumu, serahkanlah juga jubahmu.

Bila engkau dipaksa mengantarkan seseorang berjalan sejauh satu mil, berjalanlah bersama dia sejauh dua mil.

Berikanlah kepada orang apa yang dimintanya, dan jangan menolak orang yang mau meminjam sesuatu dari padamu.”

Demikianlah Sabda Tuhan.

U. Terpujilah Kristus.

Orang Kudus Katolik 13 Juni Santo Gerardus dari Clairvaux

Renungan Katolik

Kasih menjadi landasan hidup bersama. Yesus menegaskan bahwa kasih itu harus juga menyapa lawan dan memperbarui hubungan yang gagal.

Perjuangan mengamalkan kasih butuh pengorbanan. Kasih pada dasarnya adalah aktif memberikan.

Tetapi, cara memberikan juga menjadi penting.

Kasih tidak didasarkan pada pembalasan, apalagi pembalasan dalam kekerasan. Kekerasan hanya membuahkan dendam.

Kasih sejati adalah usaha terus-menerus. Tidak ada kata akhir.

Setiap hari dan di mana pun kita dipanggil untuk mewujudkan kasih itu.

Salah satu usaha yang mengungkapkan kasih itu adalah membawa damai atau berdamai.

Perjuangan bisa bernada keras, tetapi cara berjuang memang tidak harus keras.

Semangat mendasar murid Yesus bukanlah mengusahakan kekerasan, melainkan perdamaian. Bagaimana semangat damai ini kita wujudkan dalam hidup?

Ya Tuhan, jadikanlah kami pembawa damai di mana ada kekerasan, konflik, amarah dan balas dendam. Amin.

Sumber: adiutami.com

(*)

[Update informasi seputar Katolik]

Cek Berita dan Artikel Mudah Diakses di Google News

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved