Cara Budidaya Eucalyptus, Tanaman Wangi yang Miliki Banyak Khasiat

Eukaliptus adalah tanaman dengan nama ilmiah Eucalyptus. Eucalyptus memiliki lebih dari 700 jenis atau spesies di dunia, dan disebut sebagai Rainbow e

AFP
Koala Makan Daun dari tanaman eucalyptus, juga merupakan sumber antioksidan yang baik karena kandungan flavonoid 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID- Kepala Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat, Balitbangtan Kementerian Pertanian Dr Ir Evi Savitri Iriani MSi mengatakan, sejatinya eucalyptus adalah tanaman hutan.

Eucalyptus adalah salah satu tanaman yang diklaim bisa membantu meredakan gejala ringan pasien Covid-19 seperti batuk, pilek, dan anosmia.

Klaim ini berdasarkan hasil uji klinis yang dilakukan oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) Kementerian Pertanian (Kementan) yang bekerjasama dengan Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin, Kota Makassar Provinsi Sulawesi Selatan.

Lantas, eucalyptus itu tanaman seperti apa?

Tanaman eucalyptus

Eukaliptus adalah tanaman dengan nama ilmiah Eucalyptus. Eucalyptus memiliki lebih dari 700 jenis atau spesies di dunia, dan disebut sebagai Rainbow eucalyptus.

Tanaman ini dinyatakan sebagai tanaman asli Australia, yang juga dapat ditemukan beberapa jenisnya di Papua Niugini, Filipina, dan Indonesia.

Ajaib, Ternyata Begini Wangi Daun Eucalyptus yang Keluar dari Tubuh Eril, Apa Saja Manfaatnya?

Namun, banyak jenis eucalyptus yang sudah dibudidayakan di hutan di masyarakat.

Tanaman ini biasanya hanya diambil kayunya sebagai bahan baku pulp, kayu lapis, atau minyak atsiri.

Menurut Evi, beberapa jenis eucalyptus merupakan minyak atsiri yang bisa dimanfaatkan untuk berbagai hal.

"Salah duanya yang kami gunakan dalam produk eucalyptus yaitu dari jenis globulus dan citriodora," kata Evi kepada Kompas.com.

Tanaman eucalyptus tidak hanya diambil kayu dan minyak atsirinya saja.

Beberapa spesies eucalyptus ada pula yang dijadikan tanaman hias karena pertumbuhannya lambat, meskipun pada umumnya merupakan tanaman tahunan yang menjulang.

"Saat ini kami masih meakukan penelitian untuk bisa memendekkan tanaman tersebut (dwarfing) dengan pemangkasan dan penggunaan zpt. Tapi penelitian ini baru berjalan dari awal tahun jadi belum terlihat hasilnya," ujarnya.

Ungkapan Geraldine Beldi yang Pertama Kali Melihat Jenazah Eril Anak Ridwan Kamil

Ciri-ciri eucalyptus

Tanaman eucalyptus dapat tumbuh cepat dan bisa mencapai ketinggian lebih dari 3 meter di tahun pertamanya. Berikut ciri-ciri eucalyptus:

  • Pohon memiliki batang yang licin
  • Batang berwarna orang, hijau, abu-abu dan cokelat
  • Tajuk lurus ke atas seperti pohon cemara
  • Daunnya berwarna hijau berbentuk oval
  • Tercium aroma seperti kayu putih saat daunnya dipatahkan atau tergores
  • Memiliki bunga berkelompok atau bergerombol berwarna putih seperti bunga edeulwis
  • Memiliki buah bulat dengan ukuran kecil

Cara budidaya eucalyptus

Adapun untuk dapat membudidayakan atau menanam eucalyptus ini sampai menghasilkan bahan baku berkualitas, Evi berkata, memang membutuhkan ketelitian dan juga perawatan yang baik.

1. Fase benih pohon

Untuk melakukan budidaya tanaman, hal utama yang paling penting untuk dilakukan adalah pemilihan benih yang baik dan sehat.

Evi mengatakan, fase awal dari biji menjadi benih itu yang paling krusial, karena tingkat kematian cukup besar, terutama saat proses pindah tanam.

Cara Nabila Menepati Janji Pada Eril yang Sudah Tiada: Aku Terusin Kebaikan Kamu ya Ril

"Kalau ada akar yang putus biasanya bisa mati saat ditanam di lahan," jelasnya.

Oleh karena itu, bagi para petani yang ingin membudidayakan eucalyptus, sebaiknya benar-benar mempelajari tips dari para ahli agar fase biji menjadi benih ini bisa berhasil tanpa kematian saat proses pindah tanam.

Lebih aman lagi, jika petani mengambil sumber benih berkualitas dari penangkar yang sudah terdaftar di BPTH. Di mana benih diambil dari pohon yang pertumbuhannya baik dan jelas asal-usulnya.

Untuk diketahui, benih yang sudah masak secara fisiologisnya terlihat berwarna kuning kecokelatan pada buah.

2. Penyiapan dan pemeliharaan bibit

Untuk dapat memperbanyak bibit dalam skala besar dengan mudah, maka pembiakan dengan stek merupakan alternatif yang bisa dilakukan.

Nah, dalam pembiakan bibit eucalyptus dengan stek ini yang penting diperhatikan adalah pemilihan tanaman induk yang terbaik.

Umumnya tanaman induk yang baik berasal dari tanaman unggul yang bebas dari serangan hama penyakit, pertumbuhannya normal dan memiliki batang yang bagus yakni lurus dan besar.

Stek bibit ini bisa diambil dari tunas yang keluar dari cabang-cabang tanaman tersebut. Bibit eucalyptus dinyatakan siap jika sudah berakar, biasanya membutuhkan waktu normal sekitar satu bulan untuk ini.

Sebelum dipindahkan ke lahan budidaya utamanya, selama satu bulan bibit masih harus disiram dan dipupuk dengan NPK minimal 2 minggu sekali.

Tidak hanya itu, bibit juga masih perlu penyemprotan hama dan penyakit setidaknya selama satu minggu sekali.

3. Kesesuaian lahan

Setelah memastikan benih dan bibit pohon eucalyptus sehat dan baik. Maka, hal kedua yang harus diperhatikan para petani adalah kesesuaian lahan.

Menurut Evi, lahan terbaik tentunya adalah lahan yang subur. Eucalyptus akan sulit hidup dan bertumbuh pada lahan yang kering, lahan basah, lahan masam, lahan kritis.

Tidak hanya itu, perhatikan juga lahan yang tanahnya tersedia cukup air dan juga tidak berpengaruh terhadap iklim.

"Kombinasi itu semua akan menentukan tingkat kesuburan tanaman," ucap dia.

Sebagai informasi, eucalyptus dapat tumbuh dengan baik pada dataran rendah sampai tinggi (0-1.800 meter diatas permukaan laut/MDPL), dengan curah hujan 2.000-5.000 mm per tahun.

Hal lain yang harus diperhatikan dalam persiapan lahan ini adalah memastikan lahan bersih dari rumput liar, menentukan jarak tanam (setidaknya 4 meter x 4 meter) dan membuat lubang tanam serta aplikasi pupuk.

Baca juga: Apa Itu Puasa Arafah? Kapan Dilakukan? Bisa Menghapuskan Dosa Setahun Lalu dan Tahun Depan

4. Penanaman eucalyptus

Seperti dinyatakan sebelumnya, pohon eucalyptus ini sedikit lebih sensitif dalam proses budidayanya, termasuk persoalan akar yang putus bisa menyebabkan kematian.

Maka dalam proses penanamannya, para petani juga harus lebih teliti dan memperhatikan betul kapan, cara dan perlakuan terhadap bibit yang ada.

Usahakan melakukan penanaman tidak pada saat musim kemarau. Artinya lakukanlah pada saat hujan sering turun atau musim hujan.

Adapun, sebelum ditanam di lahan yang sudah disediakan. Bibit Eucalyptus yang diambil dari media tanam sebelumnya haruslah dibiarkan terlebih dahulu selama 2-3 hari sebelum diangkut ke lahan tanam baru.

Serta, pada saat menanamnya pun, petani harus berupaya melepaskan polibek ataupun kantong plastik bibit eucalyptus dengan hati-hati agar bibit tetap dalam keadaan utuh saat dimasukkan ke dalam lubang tanam.

Terakhir, lubang tanam yang dimasukkan bibit tersebut harus kembali ditutup dengan tanah dan dipadatkan.

Sebelum dapat diambil hasilnya, usai ditanam maka tanaman eucalyptus haruslah tetap dipupuk, disiram dengan rutin untuk mempercepat tumbuh dan juga mengendalikan hama serta penyakit tanaman. (*)

Cek Berita dan Artikel Mudah Diakses di Google News

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved