Lembaga Sensor Film Akan Bentuk Kampung Sensor Mandiri di Kota Pontianak Kalimantan Barat
Anak-anak dinilainya sebagai kelompok yang paling rentan terhadap tontonan yang tidak sesuai klasifikasi usia
Penulis: Muhammad Rokib | Editor: Try Juliansyah
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Lembaga Sensor Film (LSF) akan mengembangkan kampung sensor mandiri di Kota Pontianak Kalimantan Barat.
Hal tersebut disampaikan oleh Ketua Komisi III LSF RI, Naswardi saat Sosialisasi Budaya Sensor Mandiri di Universitas Tanjungpura Pontianak dengan 'Cerdas memilah dan memilih tontonan' pada Rabu 8 Juni 2022
"Kami hari ini datang ke Kota Pontianak untuk peningkatan kualitas literasi tontonan masyarakat melalui sosialisasi tontonan melalui gerakan budaya sensor mandiri. Maka kita akan melakukan pembentukan kampung sensor mandiri yang nantinya kita akan bekerjasama dengan Pemerintah Kota Pontianak," ujarnya.
Saat ini pihaknya tengah melakukan pengembangan model desa literasi sensor mandiri termasuk Kampung sensor mandiri yang saat ini sedang berjalan di Blitar, Banten Solo, Kalteng dan Tasikmalaya, serta direncanakan akan berkembang di Kota Pontianak Kalimantan Barat.
• Wali Kota Pontianak Apresiasi LEMIP Jadi Suksesor Dalam Pembangunan SDM
Sosialisasi Budaya Sensor Mandiri dan Kampung Sensor Mandiri ini kata dia, dalam rangka pengembangan untuk peningkatan kualitas literasi tontonan film masyarakat dan memasyarakatkan klasifikasi usia penonton sesuai dengan amanat konstitusi UU nomor 33 tahun 2009 tentang Perfilman.
Ia menerangkan pasca 2021 awal pihaknya telah melakukan kerjasama dengan 24 perguruan tinggi di seluruh Indonesia dan satu diantaranya adalah Universitas Tanjungpura Pontianak.
"Sebagai tindak lanjut itu ada beberapa hal yang disepakati diantaranya dalam rangka mendukung gerakan kampus merdeka sebagai tempat untuk magang mahasiswa. Program tersebut sudah berjalan dengan mahasiswa yang magang di LSF," katanya.
Ia ia pun berterima kasih dan mengapresiasi dukungan dari Universitas Tanjungpura Pontianak dan Wali Kota Pontianak terhadap rencana LSF mengembangkan kampung sensor mandiri.
"Tentu kami ingin kampung sensor mandiri ini bisa diinisiasi di Kota Pontianak," jelasnya.
Ia menjelaskan, keberadaan kampung sensor mandiri ini akan membentuk masyarakat yang sadar dan memiliki nilai-nilai yang tertanam berkaitan dengan tuntunan dalam menonton sesuai klasifikasi usia. Anak-anak dinilainya sebagai kelompok yang paling rentan terhadap tontonan yang tidak sesuai klasifikasi usia
"Sehingga gerakan literasi ini harus kita teruskan hingga lapisan masyarakat paling bawah," pungkasnya. (*)
Cek Berita dan Artikel Mudah Diakses di Google News