Aturan Membuat Tembang Macapat dan Sejarah Tembang Macapat ! Apa itu Tembang Macapat ?

Artikel ini memuat aturan membuat tembang macapat termasuk informasi tentang apa itu tembang Macapat dan jenis-jenisnya.

Editor: Jimmi Abraham
Gramedia.com
Ilustrasi sinden menyanyikan tembang macapat. 

Tembang macapat kinanthi berasal dari kata kanthi yang artinya menuntun yang memiliki filosofi kehidupan yakni hidup dari seorang anak yang memerlukan tuntunan.

Ia butuh pegangan dari orang lain agar bisa berjalan dengan baik dalam kehidupan ini.

Yakni memahami berbagai macam adat maupun norma yang berlaku dan dijunjung tinggi dalam lingkungan masyarakat dimana ia tumbuh.

Tembang kinanthi memiliki watak yang menggambarkan perasaan bahagia , perilaku teladan yang baik, nasehat atau petuah-petuah, dan kasih sayang.

Struktur atau aturan kaidah tembang kinanti adalah 8u, 8i, 8a, 8i, 8a dan 8i. 

5. Tembang Asmaradana- Api Asmara

Tembang Asmaradana berasal dari kata asmara yang artinya cinta kasih sehingga tembang ini memiliki makna yang mengisahkan gejolak asmara seseorang.

Dalam kehidupan manusia memiliki perasaan dan emosi yang bisa dimabuk cinta dan tenggelam dalam lautan kasih.

Perasaan cinta yang dimaksud tidak hanya kepada manusia saja, namun juga kepada sang pencipta, Rasulullah SAW, dan alam semesta. 

Watak atau karakter tembang asmaradana adalah menggambarkan asmara, cinta kasih, dan rasa pilu atau kesedihan.

Tembang ini biasanya digunakan untuk mengungkapkan perasaan cinta, baik kebahagiaan sebagai pengharapan atau kesedihan karena patah hati.

Struktur atau aturan kaidah tembang asmaradana adalah 8i – 8a – 8e – 7a – 8a – 8u – 8a. 

Apa itu Aplikasi MyPertamina ? Pembelian BBM Subsidi Solar dan Pertalite akan Pakai MyPertamina

6. Gambuh- Sepaham Atau Cocok

Tembang gambuh adalah tembang macapat yang berarti menghubungkan atau menyambungkan.

Tembang gambuh memiliki makna untuk menyambungkan dan menjelaskan kisah hidup seseorang yang sudah mulai menemukan pujaan hatinya.

Hubungan tersebut kemudian mampu dipertemukan keduanya untuk melangsungkan pernikahan dan akhirnya bisa menjalani hidup bersama sampai akhir hayat.

Tembang gambuh memiliki  sifat rasa yang biasa dipakai untuk suasana yang esti atau tanpa keraguan, maksudnya adalah kesiapan dan keberanian untuk maju ke medan yang sebenarnya.

Selain itu watak atau karakter tembang gambuh adalah berhubungan dengan persahabatan dan keramahan yang menjelaskan kisah kehidupan manusia.

Tembang gambuh memiliki struktur atau aturan kaidah 7u – 10u – 12i – 8u – 8o.

7. Tembang Dhandhanggula- Manisnya Kehidupan

Tembang dhandhanggula berasal dari kata gegadhangan yang berarti cita-cita atau harapan.

Kata gula bermakna manis, indah dan menyenangkan.

Tembang ini memiliki makna sepasang kekasih yang memperoleh kebahagiaan setelah melewati suka duka bersama-sama untuk kemudian meraih cita-cita. 

Karakter atau watak tembang dhandhanggula adalah gembira, luwes, dan indah sehingga cocok untuk menunjukan kebaikan, rasa cinta, dan kebahagiaan.

Struktur atau kaidah tembang ini adalah 10i – 10a – 8e – 7u – 9i – 7a – 6u – 8a – 12i – 7a.  

Apa itu Mujahadah An Nafs ? Apa Dalil Mujahadah An Nafs ? Ketahui Macam-macam Hawa Nafsu

8. Tembang Durma- Memberi

Berasal dari kata derma yang artinya suka memberi dan berbagi rezeki, tembang durma memiliki makna mundurnya tata krama atau etika seseorang dalam kehidupan.

Tembang ini menggambarkan kisah manusia yang telah memperoleh kenikmatan dari tuhan dan berada dalam kondisi kecukupan yang seharusnya bersyukur dan berbagai. 

Tembang durma memiliki watak yang keras, tegas, dan penuh dengan gejolak amarah.

Itulah sebabnya tembang ini tergambar semangat perang dan pemberontakan.

Struktur atau aturan kaidah ttembang durma adalah 12a – 7i – 6a – 7a – 8i – 5a – 7i. 

9. Tambang Pangkur- Menarik Diri

Berasal dari kata mungkur yang berarti pergi dan meninggalkan, tembang pangkur memiliki makna sebagai proses mengurangi hawa nafsu dan mundur dari urusan duniawi.

Tembang ini mengisahkan tentang manusia yang memasuki usia senja dan saatnya untuk introspeksi diri dari masa lalu dan kepribadianya kepada tuhan.

Karakter tembang pangkur adalah kuat, perkasa, gagah, berhati besar.

Tembang ini memiliki aturan kaidah 8a – 11i – 8u – 7a – 8i – 5a – 7i. 

Apa itu Shalat Gaib ? Berikut Ini Tata Cara Shalat Gaib Lengkap dengan Rukun Sholat Gaib

10. Tambang Megatruh- Sakaratul Maut

Berasal dari kata megat roh yang artinya putusnya roh atau terlepas dari roh, tembang megatruh memiliki makna perjalanan manusia yang telah selesai di kehidupan dunia.

Tembang ini menggambarkan kondisi manusia yang akan menghadapi sakaratul maut.

Watak tembang megatruh adalah penyesalan, kesedihan, dan kedudukan dengan aturan kaidah 12u – 8i – 8u – 8i – 8o. 

11. Tembang Pocung- Kematian

Daftar tembang macapat yang terakhir adalah tembang pocung yang berasa dari kata pocong yang bermakna seseorang yang sudah tidak bernyawa atau meninggal yang kemudian dikafani atau dipocong sebelum dikuburkan.

Tembang ini menggambarkan bahwa setiap yang bernyawa akan kehilangan nyawanya dan menjeput ajalnya kepada kematian.

Meskipun bermakna kematian namun tembang pocung memiliki watak yang jenaka atau lucu yang digunakan untuk menceritakan hal lelucon sebagai nasihat.

Struktur atau aturan kaidah tembang ini adalah 12u – 6a – 8i – 12a. 

Apa itu Buta Warna Parsial yang Mengakibatkan Fahri Gagal Lolos Bintara Polisi ?

ATURAN DAN STRUKTUR TEMBANG MACAPAT

Karya tradisional jawa ini memiliki aturan atau struktur tertentu yang menjadi ciri khas tembang macapat.

Sebuah karya sastra tembang macapat biasanya memiliki beberapa pupuh yang setiap pupuh-nya terbagi lagi menjadi beberapa baik atau pada.

Pupuh adalah bentuk puisi tradisional Jawa yang memiliki rima tertentu setiap barisnya dan sejumlah suku kata.

Setiap pupuh kemudian memiliki metrum yang sama yang tergantung pada watak isi teks yang diceritakan dalam tembang macapat tersebut. 

Jadi, setiap bait di tembang macapat memiliki struktur guru gatra yang didalamnya memiliki sejumlah guru wilangan dan diakhiri dengan guru lagu.

Berikut ini penjelasan tentang struktur tembang macapat yang perlu Grameds ketahui:

Guru Gatra : Banyaknya jumlah baris atau larik kalimat dalam satu bait tembang macapat

Guru wilangan : Banyaknya jumlah suku kata pada setiap baris atau larik kalimat

Guru Lagu : Bunyi vocal pada setiap sajak akhir yang ada di setiap baris atau larik kalimat

Apa itu Psikosomatis ? Ketahui Gejala Psikosomatik dan Penyebab Psikosomatik

SEJARAH TEMBANG MACAPAT

Kemunculan tembang macapat memiliki catatan sejarah, meskipun belum ada penemuan yang pasti terkait munculnya tembang macapat pertama kali.

Itulah sebabnya banyak versi dari sejarah tembang macapat seperti berikut ini: 

1. Pendapat Peugeud

Kemunculan tembang macapat menurut Pegeud  adalah pada akhir masa kerajaan Majapahit dan sejak adanya pengaruh dari pada walisongo.

Pendapat Peugeud hanya merujuk pada kemunculan tembang macapat di Jawa Tengah saja karena sejarah tembang macapat di Jawa Timur dan Bali diperkirakan sudah ada sebelum kedatangan Islam. 

Hal tersebut dapat terlihat dari teks berjudul Kidung Ranggalawe dari Bali dan Jawa Timur yang selesai ditulis sekitar tahun 1334 masehi.

Karya tersebut dikenal dari versi yang paling mutakhir dari Bali.

2. Pendapat Purbatjaraka Dan Karseno Saputra

Poerbatjaraka berpendapat bahwa tembang macapat pertama kali muncul bersama dengan syair Jawa Tengahan.

Pendapat tersebut kemudian diperkuat oleh Karseno Saputra yang mengatakan demikian: 

“Pola metrum yang digunakan tembang macapat sama dengan pola metrum tembang tengahan. Apabila tembang macapat tumbuh berkembang bersamaan dengan tembang tengahan, maka dapat diperkirakan bahwa tembang macapat telah lahir dikalangan Masyarakat penikmat karya sastra, setidak-tidaknya tahun 1541 masehi”

Perkiraan tersebut berdasarkan tahun yang ada di Kidung Subrata dan Rasa Dadi Jalma, yakni 1643 atau 1541 masehi.

Pada tahun tersebut telah hidup dan berkembang puisi berbahasa jawa kuno, jawa tengahan, dan jawa baru seperti kakawin, kidung, dan tembang macapat tersebut. 

3. Pendapat Zoetmulder

Zoetmulder berpendapat bahwa tembang macapat mulai muncul sesuai dengan perkiraan tahun yang ada pada Kidung Subrata di atas.

Yakni muncul sekitar kurang lebih abad XVII dimana ada tiga bahasa jawa yang digunakan pada saat itu, yaitu jawa kuno, jawa tengahan, dan jawa baru. 

Apa Itu Super Soldier Serum ? Kenapa Super Soldier Sangat Mengerikan di Marvel ?

4. Tedjohadi Sumarto

Menurut Tedjo Hadi Sumarmo (1958) dalam Mbombong manah menunjukan bahwa tembang macapat mencakup 11 matrum yang diciptakan oleh Prabu Dewa Wisesa (Pramu dari Banjarmasin)) di Segaluh 1191 tahun Jawa atau tahun 1279 masehi. 

5. Laginem

Merujuk pada Leginem (1996), tembang macapat tidak hanya ditulis oleh satu orang, melainkan oleh beberapa wali dan bangsawan sebagai berikut: 

- Sunan Giri Kedaton

- Sunan Giri Prapen

- Sunan Bonang

- Sunan Gunung Jati

- Sunan Mayapada

- Sunan Kali Jaga

- Sunan Drajat

- Sunan Kudus

- Sunan Geseng

- Sunan Bejagung

- Sultan Pajang

- Sultan Adi Eru Cakra

- Adipati Nata Praja

(Penulis : Lala Linawati)

Artikel ini telah tayang di Gramedia.com dengan judul Daftar Tembang Macapat Dan Maknanya

(*)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved