Penjelasan Langit di Pontianak Berwarna Kehijauan pada 31 Mei 2022 Kemarin
Menurut penuturannya, satelit Kosmos 1408 ini adalah satelit yang menggunakan kecerdasaan dalam hal elektronik dan sinyal yang diproduksi oleh Rusia.
Penulis: Muhammad Luthfi | Editor: Try Juliansyah
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Beberapa waktu lalu, tepatnya pada tanggal 31 Mei 2022. Sempat viral video yang memperlihatkan langit di Kota Pontianak berwarna kehijauan.
Menanggapi fenomena tersebut, Peniliti Pusat Riset Antariska, Andi Pangerang menjelaskan bahwa cahaya hijau yang terlihat di langit Pontianak pada tanggal 31 Mei 2022 lalu, merupakan serpihan dari satelit Kosmos 1408.
“Jadi cahaya kehijauan yang nampak di langit Pontianak menjelang tengah malam 31 Mei silam itu sudah kami konfirmasikan adalah serpihan atau pecahan dari satelit kosmos 1408,” jelasnya, Kamis 2 Juni 2022.
Menurut penuturannya, satelit Kosmos 1408 ini adalah satelit yang menggunakan kecerdasaan dalam hal elektronik dan sinyal yang diproduksi oleh Rusia.
• Komet ke-18 : Ciptakan Ilmuwan Muda yang Kritis untuk Menjawab Tantangan Era Society 5.0
“Satelitnya sudah diluncurkan sejak 16 September 1982. Satelit kosmos 1408 ini diluncurkan di orbit bumi rendah untuk mengantikan satelit kosmos 1378,” terangnya.
Dikatakannya, dalam rangakaian uji senjata anti satelit Rusia pada 15 November 2021, satelit Kosmos 1408 dihanckurkan.
Kata dia menambahkan, dari hancurnya satelit Kosmos 1408 tersebut menghasilkan 1500 pecahan. Dan satu di antaranya melintasi langit Pontianak dari arah utara ke selatan.
“Kemudian, pada 15 November 2021 satelit kosmos 1408 ini dihancurkan dalam rangkaian uji senjata anti satelit Rusia. Sehingga setidaknya menghasilkan 1500 pecahan, dan salah satunya yang sudah diprediksi jatuhnya pada 31 Mei 2022 dan tepat melewati di atas Pontianak dari arah utara ke seletan,” ucapnya.
Selain itu ia juga menerangkan, setelah satelit Kosmos 1408 dihancurkan. Serpihan dari satelit tersebut akan melayang di atas permukaan bumi dengan ketinggian yang bervariasi.
“Ketinggiannya bisa lebih dari 200 km di atas permukaan bumi. Karena pecahan ini mengalami gaya gesek atmosfir. Maka serpihan ini tidak dapat mempertahankan ketinggiannya, sehingga ketinggiannya semakin turun. Dan ketika mencapai di bawah 90 km, itu ada kemungkinan serpihan satelit tersebut akan jatuh kepermukaan bumi,” katanya.
Kata dia melanjutkan, karena serpihan satelit tersebut mengalami gesekan dengan gas oksigen dan nitrogen yang ada di atmosfir, menyebabkan langit di kota Pontianak berwarna kehijauan pada 31 Mei 2022.
“Seperti kita tahu atmosfir di bumi itu hampir 78 persennya adalah nitrogen, 21 persennya adalah oksigen. Jadi wajar cahaya yang muncul itu berwarna kehijauan, karena reaksi gesekan serpihan ini dengan atmosfir di bumi,” ungkapnya.
Kendati demikian, ia menyebutkan, berdasarkan laman pemantauan benda jatuh antariksa BRIN, serpihan satelit Kosmos 1408 tersebut, hanya melewati langit Kota Pontianak.
Yang kemungkinan jatuhnya berada di bagian perairan selatan Jawa Samudra Hindia, sebelah baratnya Australia, dikatakannya fenomena tersebut aman, karena jauh dari pemukiman.
“Jadi bisa dipastikan serpihan satelit yang jatuh tersebut aman, dan tidak membahayakan bagi penduduk sekitar. Dan jatuhnya di perairan selatan Jawa, Samudra Hindia sebelah baratnya Australia,” tukasnya.
Wawancara via telepon ini dilakukan, Melalui Humas Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Kawasan Tunggal Pontianak, Miswari, yang menghubungkan langsung ke Peniliti Pusat Riset Antariska, Andi Pangerang.
Cek Berita dan Artikel Mudah Diakses di Google News