Pola Hidup Sehat
Mengapa Angka Talasemia Pada Anak Terus Meningkat di Indonesia? Deteksi Riwayat Anemia!
Pada tahun 2012, tercatat 4.896 kasus talasemia di Indonesia. Angka ini terus mengalami peningkatan hingga 10.973 kasus di bulan Juni 2021.
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID- Thalasemia disebabkan oleh kelainan genetik yang memengaruhi produksi sel darah merah.
Kelainan genetik ini diturunkan dari orang tua meski orang tua tersebut tidak mengalami gejala.
Dilansir dari laman resmi Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Selasa10 Mei 2022 penyakit ini membuat penderitanya harus melakukan transfusi darah seumur hidup.
Plt. Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular Kemenkes, dr. Elvieda Sariwati, M.Epid, mengatakan penyakit thalasemia dapat dicegah dengan deteksi dini.
Menurut dia, tujuan deteksi dini thalasemia adalah untuk mengidentifikasi pembawa sifat talasemia agar tidak terjadi perkawinan sesama pembawa sifat. Pasalnya, talasemia dapat diturunkan dari perkawinan antara dua orang pembawa sifat.
• Peran Orangtua Dalam Menjaga Kesehatan Mental Anak Penyitas Thalasemia
Seorang pembawa sifat atau gen talasemia akan tampak sehat atau tidak bergejala. Sebab, penyakit tersebut hanya bisa diketahui melalui pemeriksaan darah serta analisis hemoglobin.
Adapun untuk mengetahui apakah seorang mengalami penyakit thalasemia, dapat dilakukan melalui pemeriksaan riwayat penyakit keluarga yang anemia.
Selanjutnya, ciri lain orang dengan penyakit thalasemia ini, wajah tampak terlihat pucat, lemas, memiliki riwayat transfusi darah berulang.
Secara klinis, kata Elvieda ada tiga jenis penyakit thalasemia, yakni penyakit talasemia mayor, talasemia intermedia, dan talasemia minor (trait) atau pembawa sifat.
Pasien thalasemia mayor memerlukan transfusi darah secara rutin seumur hidup, sebanyak 2 hingga 4 minggu sekali.
• Pemenang Puteri Indonesia Perwakilan Kalbar, Arisda Oktalia Fokus Membantu Penyandang Thalasemia
Berdasarkan hasil penelitian Eijkman tahun 2012, diperkirakan angka kelahiran bayi dengan talasemia mayor mencapai 20 persen atau 2.500 anak dari total populasi.
Pasien thalasemia intermedia membutuhkan transfusi darah meskipun tidak rutin.
Pasien thalasemia minor dapat hidup seperti orang normal secara fisik dan mental. Orang dengan penyakit talasemia ini tidak bergejala dan tidak memerlukan transfusi darah.
“Sampai saat ini talasemia belum bisa disembuhkan namun dapat dicegah kelahiran bayi talasemia mayor dengan cara menghindari pernikahan antar sesama pembawa sifat, atau mencegah kehamilan pada pasangan pembawa sifat talasemia yang dapat diketahui melalui upaya deteksi dini terhadap populasi tertentu,” ujar Elvieda.
Berdasarkan data dari Yayasan Talasemia Indonesia, terjadi peningkatan kasus setiap tahunnya.
Pada tahun 2012, tercatat 4.896 kasus talasemia di Indonesia. Angka ini terus mengalami peningkatan hingga 10.973 kasus di bulan Juni 2021.
Sementara itu, dari segi pembiayaan talasemia, data BPJS Kesehatan tahun 2020 menunjukkan peningkatan yang signifikan.
Talasemia menempati urutan kelima di antara penyakit tidak menular setelah penyakit jantung, gagal ginjal, kanker dan stroke dengan pembiayaan sebesar Rp. 2,78 triliun di tahun 2020.
• POPTI Kalbar dan Sahabat Thalasemia berbagi Kebagiaan bersama Anak-anak Penyandang Tunanetra
Upaya untuk mencegah penyakit thalasemia
Kemenkes pun mengimbau pemerintah, swasta maupun masyarakat untuk dapat berpartisipasi dan mendukung upaya pencegahan serta pengendalian talasemia dengan cara berikut.
- Meningkatkan upaya promotif dan preventif untuk mencegah terjadinya kelahiran bayi dengan talasemia mayor.
- Lalu, meningkatkan informasi maupun edukasi kepada masyarakat mengenai skrining atau deteksi dini. Hal ini perlu dilakukan terutama pada keluarga yang diketahui memiliki riwayat talasemia.
- Melaksanakan deteksi dini pada calon pengantin yang belum memiliki kartu deteksi dini.
- Melaksanakan penjaringan kesehatan pada anak sekolah dengan integrasi program Usaha Kesehatan Sekolah (UKS).
- Mendorong kementerian terkait seperti Kementerian Agama, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, serta sektor terkait untuk meningkatkan kerja sama dalam mengatasi masalah kesehatan. Sehingga semua kebijakan yang ada berpihak pada kesehatan masyarakat. (*)