Persaingan Dagang yang Ketat Jelang Lebaran, Pedagang Pakaian di Sekadau Ungkap Sepi Pembeli

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, SEKADAU - Selama pandemi Covid-19, munculnya toko pakaian serba 35 dan online shop. Pedagang pakaian di pasar Sekadau, Kalimantan Barat ungkapnya omset menurun drastis, Minggu 24 April 2022.

Veronika (38) satu di antara pedagang pakaian di pasar Sekadau mengaku omsetnya menurun drastis sejak tahun 2020. Dimana pandemi Covid-19 mulai melanda seiring masuknya toko-toko pakaian serba 35 ribu di Kabupaten Sekadau.

Akibatnya, para pedagang yang menyewa kios langsung dari Pemerintah Daerah Kabupaten Sekadau itupun harus gigit jari saat dagangnya tidak dilirik konsumen.

• Mobil Damkar BPBD Sekadau Amblas di Jalan Berlumpur Saat Hendak Padamkan Lahan Terbakar

Bahkan di hari raya keagamaan seperti lebaran dan natal juga sepi pembeli. Kondisi tersebut semakin parah di
hari-hari biasa, karena tidak jarang dalam satu hari tidak ada pembeli.

"Dalam sehari kadang tidak ada pembeli. Sekarang saja belum dapat kita, kalau dulu pas lebaran bisa dapat 2 juta sampai 3 juta. Sekarang jauh sekali turunnya," ungkap Veronika.

Untuk jenis pakaian yang ia jual sebetulnya beragam yang disesuaikan dengan permintaan pasar. Saat bulan ramadhan biasanya baju Koko, gamis dan mukena lebih banyak dicari.

Dalam rangka menunjang penjualan, Veronika juga menjual pakaian secara online. Namun menurutnya omset yang didapat jauh berbeda.

"Walaupun hasil yang didapatkan tidak sebanyak dulu, namun masih bisa menutupi harga sewa kios. Tergantung cara membagi penghasilan yang ada. Sewa gedung ini ke Pemda, setiap bulannya membayar sewa sebesar Rp.250.000," pungkasnya.

Ia pun berharap ada solusi dari pemerintah terhadap kondisi yang dialami pedagang pakaian di pasar Sekadau itu. (*)

[Update Informasi Seputar Kabupaten Sekadau]