Doa Katolik

Apa yang Dimaksud dengan Kamis Putih? Mengapa Kamis Putih disebut Malam Perjamuan Terakhir?

Kamis Putih tahun ini jatuh pada 14 April 2022 yang diperingati dengan misa Kamis Putih.

NOAH SEELAM / AFP
Uskup Agung Hyderabad Poola Anthony (2R) membasuh kaki seorang umat paroki selama misa malam Perjamuan Kudus Kamis Putih, memperingati Perjamuan Terakhir Yesus bersama murid-muridnya dan meresmikan triduum Paskah, di Katedral Saint Joseph di Hyderabad pada 1 April 2021. 

Kita harus berjaga-jaga dan mengontrol nafsu duniawi supaya tidak terjebak di dalam dosa.

Kisah di Taman Getsemani ini juga mengajarkan kepada kita untuk tetap setia berdoa kepada Allah Bapa.

Berdoa adalah komunikasi dengan Tuhan. Kita harus tetap menjaga komunikasi dengan Allah supaya perjalanan kita di dunia itu terberkati oleh Tuhan.

Untuk kamu yang jarang berdoa, mulailah membiasakan diri untuk berdoa kembali karena doa itu penting. Ingatlah Ora et Labora. Petrus adalah hamba yang setia.

Hal ini tentu ditunjukkan ketika dia melakukan perlawanan terjadap prajurit yang ingin menangkap Yesus.

Petrus memotong kupin salah satu prajurit. Nama prajurit tersebut adalah Malkhus.

Namun, Yesus justru marah dengan perbuatan Petrus dan memilih untuk menyembuhkan kuping Malkhus.

Yesus memberikan teladan kepada kita bahwa kekerasan tidak boleh dilawan dengan kekerasan.

Dia adalah sosok yang anti-kekerasan dan memilih jalan damai.

Yesus Kristus memilih jalan salib daripada kekerasan karena dia sadar bahwa takdir-Nya sudah ditentukan sejak lama.

Orang Kudus Katolik 14 April Santa Lidwina

3. Nafsu Duniawi akan Membawamu kepada Maut

Yudas Iskariot adalah murid Yesus yang akan menyerahkan Yesus untuk dihukum salib.

Yesus sudah memberikan “kode” kepada para murid-Nya bahwa salah satu di antara 12 Rasul akan mengkhianati-Nya.

Lalu, kenapa Yudas justru menjual Yesus? Apakah Yesus menjual Yesus demi harta?

Yudas menjual Yesus kepada para Imam dengan harga hanya 30 keping perak yang bila kita ubah ke dollar itu adalah sekitar 19 dollar Amerika.

Bila kita konversikan ke rupiah dengan 1 rupiah adalah 13.000, itu setara dengan Rp 247.000.

Tentu hal ini itu sangat murah. Jadi, Yudas bukan ingin menjual Yesus dengan harapan uang, tetapi harapan lain.

Seperti orang Yahudi saat itu, Yudas ingin menjadikan Yesus sebagai pemimpin revolusi orang Yahudi untuk melakukan pemberontakan terhadap Kekaisaran Romawi.

Hal ini pernah dilakukan oleh Judas Makabe yang melakukan pemberontakan melawan Kekaisaran Seleukid dan akhirnya mendirikan Dinasti Hasmonea.

Sayangnya, kerajaan tersebut tidak bertahan lama.

Yudas Iskariot berharap Yesus mau memimpin pemberontakan melawan Roma.

Sayangnya, Yesus mengajarkan murid-Nya untuk taat kepada Kaisar.

Jadi, Yesus sendiri tidak memiliki minat untuk menjadi pemimpin di dunia karena dia sudah menjadi Pemimpin di surga.

Oleh sebab itu, Yudas menjual Yesus kepada para Imam dengan harapan akan terjadi revolusi di Kota Yerusalem ketika Yesus diadili oleh Pilatus.

Namun, harapan tersebut tidak terkabulkan karena Yesus sendiri memilih jalan salib.

Tentu hal ini mengecewakan Yudas Iskariot. Dia pun mengembalikan uang tersebut kepada para Imam.

Yudas pun memilih mengakhiri hidupnya karena rencananya yang gagal dan rasa malu yang sangat mendalam.

Apa yang dilakukan oleh Yudas mengajarkan kita satu hal.

Nafsu duniawi tidak bisa menggagalkan penggenapan Firman Allah.

Saat berdoa, kita sering ingin doa kita terkabulkan oleh Allah dan ketika tidak terkabul maka kita akan kecewa kepada Allah.

Padahal, Allah memiliki rencana yang lebih indah dari itu.

(*)

[Update informasi seputar Katolik]

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved