Ramadhan Kareem
Bolehkah Main Sosmed saat Puasa? Berikut Ulasan Ustaz Harjadi Hefni
Nafsu menguat jika iman melemah. Ketika iman melemah, maka jari jemari kita berselancar untuk mencari hal-hal yang tidak baik.
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID - Bolehkah main sosmed saat puasa?
Dijawab oleh Ustaz Dr. H. Harjani Hefni, Lc, MA, Dosen Fakultas Ushuluddin, Adab dan Dakwah IAIN Pontianak
Menggunakan smartphone untuk bersosial media adalah bagian dari kehidupan Sebagian besar manusia modern.
Smartphone adalah handphone yang memiliki kemampuan tingkat tinggi, menyerupai komputer dan memiliki beberapa fitur yang mendukung dalam akses internet yang semakin mudah dan cepat.
Alat ini sekarang dimiliki oleh hampir semua orang, mulai dari anak-anak sampai generasi kakek dan neneknya. Tuntutan masyarakat modern yang ingin memperoleh informasi yang cepat dan mudah secara on line membuat smartphone seolah-olah sudah menjadi kebutuhan manusia.
Sebagai alat, smartphone ibarat pisau bermata dua, tergantung bagaimana menggunakannya. Dampak positif alat pintar ini kalau dimanfaatkan dengan benar di antaranya: Pertama, memudahkan untuk mengakses informasi secara luas dan cepat.
• Apakah Bergosip Membatalkan Puasa? Berikut Jawaban Ustaz Harjani Hefni
Kedua, memudahkan untuk berkomunikasi, diskusi, teleconference, dsb; ketiga, memudahkan untuk menambah wawasan dan pengetahuan. Keempat, memperlancar urusan bisnis dan urusan lainnya yang berjarak jauh.
Selain dampak positif di atas, ada beberapa hal yang perlu kita waspadai agar dampak negatifnya tidak membahayakan kita.
Di antara dampak itu adalah Smartphone sudah masuk ke ruang yang paling privacy, kamar tidur kita; kedua, Kelemahan orangtua untuk mendampingi anak-anak.
Ketiga, kelemahan kita untuk menyaring berita; keempat, kelemahan kita untuk melawan nafsu; kelima, kelemahan kita untuk mencari alternatif.
Ketika telepon pintar ini sudah masuk ke kamar, maka kita dihadapkan pada dua pilihan, membiarkannya tersimpan atau iseng untuk mengambil dan memainkannya.
Kalau pilihannya adalah mengambil, kita dihadapkan pada tiga pilihan, mencari konten yang positif atau sekedar iseng atau tergoda mencari konten yang negatif.
Disaat kita menyendiri di dalam kamar, godaan atau bisikan yang negatif kadang-kadang datang. Kalau kita berdua atau lebih maka biasanya kita lebih bersemangat dalam mengamalkan agama. Rasulullah saw bersabda:
Ketahuilah, janganlah seorang laki-laki berkhalwat dengan seorang perempuan yang tidak halal baginya, karena makhluk yang ketiga adalah syetan. Sesungguhnya syetan bersama dengan orang yang menyendiri, kalau berdua dia lebih jauh. (HR. Imam Ahmad)
Selain itu, sebagian orang lupa waktu, sehingga tidurnya menjadi larut. Akhirnya sholat malamnya terlewat dan sholat subuhnya kesiangan, di samping berbahaya bagi kesehatan, karena kurang istirahat atau berbahaya bagi mata karena radiasi. Kalau seseorang sudah sampai stadium ini,berarti dia sudah masuk dalam kategori kecanduan sosmed, game dan aplikasi lainnya.
Orang yang masuk dalam kategori ini menghabiskan cukup besar waktunya dengan smartphonenya. Dampak lain yang kemungkinan terjadi adalah berpalingnya kecintaan seseorang dari ibadah ke smartphone. Kalau ini terjadi, maka dia akan termasuk orang yang merugi.
Kelemahan kedua adalah ketidakmampuan orangtua untuk mendampingi anak. Kondisi anak yang dunianya adalah game dan belum banyaknya bekal mereka untuk menyaring mana yang baik dan mana yang tidak sangat rentan untuk menjadi korban smartphone. Jika orangtua merasa tidak mampu untuk selalu mendampingi anak, sebaiknya mereka tidak diberi smartphone.
Kita harus mendahulukan tindakan pencegahan kerusakan daripada mendapatkan manfaat. Kaedah hukum kita mengatakan:
Sudah banyak penelitian yang menemukan dampak negative smatphone bagi anak-anak. Karena itu, jangan kita karena alasan sayang memberikan kepada mereka sesuatu yang bisa merusak masa depan mereka.
Kelemahan kita untuk menyaring informasi yang masuk dan menyebarkan kembali informasi yang kita terima.
Manusia secara umum haus terhadap informasi dan gemar menyampaikan informasi yang mereka miliki.
Di era di mana informasi yang masuk begitu cepat dan sangat banyak, kadang-kadang kemampuan kita untuk tabayyun menjadi terbatas apalagi memang kesadaran untuk tabayyun memang tidak ada. Akhirnya tersebarlah berita-berita yang tidak benar di tengah-tengah kita.
Karena maraknya berita hoax ini, Majelis Ulama Indonesia mengeluarkan fatwa tentang Hukum dan Pedoman Bermuamalah Melalui Media Sosial.
Keempat, Kelemahan untuk menahan nafsu. Nafsu punya kecenderungan untuk memerintahkan kita melakukan kejahatan.
Nafsu menguat jika iman melemah. Ketika iman melemah, maka jari jemari kita berselancar untuk mencari hal-hal yang tidak baik.
Tidak sedikit rumah tangga hancur gara-gara ber smartphone, anak-anak remaja menjadi bangkit nafsu seks nya lalu mencari mangsa anak-anak gadis yang masih belia.
Kelima, kelemahan mencari alternative. Manusia adalah makhluk yang selalu ingin beraktivitas. Disaat rumah kita sepi dari alternative, maka dia pasti akan mencari kegiatan yang membuatnya tidak bosan.
Di antara yang paling menarik saat ini adalah smartphone. Tetapi kalau suasana rumah saling mencinta, diskusi tentang tema-tema menarik antara orang tua dan anak hidup, atau buku-buku yang bermanfaat tersedia, atau film-film tentang Rasul dan para sahabat tersedia, atau anak-anak memiliki teman-teman yang baik. Jika ini tersedia, maka akan sangat mengurangi waktu mereka untuk ber smarth phone.
Jadi, hukum bermedia sosial mengikuti hukum yang dilakukan dengan saat bermedia sosial. Jika mereka bermedia sosial untuk hal-hal yang positif, maka hukumnya boleh, tapi kalau dipakai untuk yang tidak baik, maka akan mengurangi atau menghilangkan pahala puasa.