Khazanah Islam

Niat dan Cara Mandi Wajib Perempuan dan Laki-laki Setelah Berhubungan Badan dan Haid

Bagi yang ingin melaksanakan Mandi Wajib, berikut bacaan niat sebelum mandi wajib atau mandi junub...

Penulis: Nasaruddin | Editor: Nasaruddin
tribun manado
Ilustrasi mandi wajib sebelum puasa di bulan Ramadhan. 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID - Mandi wajib adalah mandi yang wajib dilakukan karena berhadas besar.

Mandi wajib biasa juga disebut mandi junub atau mandi janabah.

Bagi yang ingin melaksanakan Mandi Wajib, berikut bacaan niat sebelum mandi:

نَوَيْتُ الغُسْلَ لِرَفْعِ الجِنَابَةِ

Nawaitul ghusla li raf’il janâbati

Artinya: “Saya berniat mandi untuk menghilangkan janabat”

Apakah Mimpi Basah Membatalkan Puasa? Simak Hal-hal yang Membatalkan Puasa Ramadhan

Untuk perempuan yang haid atau nifas ia berniat mandi untuk menghilangkan haid atau nifasnya berikut bacaan niatnya:

نَوَيْتُ اْلغُسْلَ لِرَفْعِ الْحَيْضِ atau لِرَفْعِ النِّفَاسِ

Nawaitul ghusla li raf’il haidli” atau “li raf’in nifâsi

Artinya: “Saya berniat mandi untuk menghilangkan haidl” atau “untuk menghilangkan nifas”

Mandi wajib dikenal juga dengan mandi junub atau mandi janabah.

Catat, 5 Hal Ini Bisa Batalkan Puasa Ramadan

Berikut bacaan niat mandi junub secara umum:

نَوَيْتُ الْغُسْلَ لِرَفْعِ الْحَدَثِ اْلاَكْبَرِ فَرْضًا ِللهِ تَعَالَى

“Nawaitul Ghusla Lifrafil Hadatsil Akbari Fardhan Lillahi Ta’aala.”

Artinya: “Aku berniat mandi besar untuk menghilangkan hadast besar fardhu karena Allah ta’aala.”

Cara Mandi Wajib Sesuai Sunnah

Ustadz Adi Hidayat dalam satu ceramahnya menyampaikan tata cara mandi junub sesuai yang diajarkan Rasulullah SAW.

Menurut UAH, mandi itu disebut mandi janabah karena ingin memberi kesan bahwa mandi itu semua sisi, semua bagian yang ada di bagian tubuh kita mesti tersapu dengan air.

"Jadi bukan seperti mandi biasa, yang mungkin sebagian ada yang tidak terbasuh. Disebut dengan janabah, semua sisinya mesti terbasuh," kata UAH.

Ustadz Adi Hidayat mengatakan, mengenai mandi janabah atau mandi junub ini haditsnya bersumber dari Aisyah dan Maimunah, yang merupakan istri Nabi Muhammad SAW.

Hadits yang diriwayatkan Aisyah termaktub dalam Kitab Sahih Bukhari nomor hadits 248.

Sementara hadits yang diriwayatkan Maimunah terdapat dalam Sahih Muslim nomor hadits 316.

Jika berdasarkan hadits dari A'isyah, Rasul SAW ketika mandi janabah melakukan hal berikut:

1. Menuangkan air untuk membasuh kedua tangan.

2. Berwudhu seperti untuk Solat.

3. Dari bejana (gayung) yang disiapkan, ambil air kemudian menyela-nyela rambut.

4. Mengambil air, membasuh menyiramkan ke kepala keseluruhan.

Ustadz Adi Hidayat mengatakan, ketika Rasulullah SAW tinggal di rumah Maimunah kemudian berhubungan, lalu mandi janabah, haditsnya diriwayatkan Ibnu Abbas.

1. Mengambil air dengan tangannya, kemudian mencuci kemaluan dengan tangan kirinya.

2. Menyela-nyela bagian rambutnya. Bagi perempuan bisa diikat atau dikepang. Setelah itu disiram keseluruhan

3. Setelah itu, baru berwudhu layaknya solat tapi kaki belum dibasuh.

4. Setelah itu siramkan secara keseluruhan

5. Terakhir baru cuci kaki.

Dari dua hadits ini, ulama menggabungkan kedua hadits ini dibuat susunan paling lengkap.

Jadi jika digabungkan maka tata cara pelaksanaan mandi junub adalah sebagai berikut:

1. Cuci tangan

2. Mencuci kemaluan, kemudian cuci dengan sabun.

3. Menyela-nyela rambut

4. Basuh kepala secara keseluruhan

5. Berwudhu seperti layaknya akan solat sampai kakinya.

6. Basuh tubuh secara keseluruhan, mandi dengan rapi.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved