Ramadhan Kareem

Surat Al Baqarah Ayat 183 dan Kandungannya, Dalil Puasa di Bulan Ramadhan

Ayat perintah puasa Ramadhan ini turun dua tahun Nabi Muhammad SAW hijrah ke Yatsrib (Madinah).

Penulis: Nasaruddin | Editor: Nasaruddin
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID/NASARUDDIN
Ilustrasi Al Quran surah Al Baqarah ayat 183 dalil tentang kewajiban puasa di bulan Ramadhan. 

Biasanya sesuatu yang disebutkan namanya di Quran karena sangat buruk, tapi juga karena kemuliaan dan keagungan yang luar biasa.

"Ramadan, asal katanya adalah 'Romdho' artinya panas. Kenapa bulan ini disebut panas? Karena memang pada saat siang hari, leher ini rasanya kering karena memang panas luar biasa," kata Ustadz Abdul Somad dalam satu tausiyahnya.

"Karena tidak ada air yang lalu di tenggorokan dari terbit fajar sampai terbenam matahari," kata Ustadz Abdul Somad.

Tapi ada juga makna lain dari Ramadan.

"Dia disebut panas ketika kita gali tanah, ditemukan ada besi yang sudah lama di dalam tanah, berkarat, lalu kemudian besi itu kita panaskan ke dalam api yang bergejolak," kata UAS.

"Setelah dia memerah lalu kita tarik, kita pukulkan ke lantai. Satu kali hentakan maka rontoklah karatnya. Begitulah agaknya kita dengan bulan Ramadan," kata Ustadz Abdul Somad.

Selama 11 bulan semuanya berkarat.

Mata berkarat, telingan berkarat, lidah berkarat, otak berkarat, hati berkarat, semuanya berkarat dengan karat-karat dosa.

Lalu dilepaskan semuanya ini dengan panaskan dengan ibadah-ibadah.

"Siangnya diisi dengan shiyam (berpuasa), malamnya diisi dengan qiyam," kata UAS.

Ustadz Abdul Somad mengatakan, siapa yang tegak di waktu malam, karena keimanan dan hanya berharap balasan dari Allah maka diampunkan juga dosa-dosanya di masa lalu.

Lalu kemudian ada waktu yang utama menjelang waktu Subuh, menjelang azan subuh berkumandang, pada waktu sahur manfaatkan untuk beristighfar.

Ustadz Abdul Somad mengatakan, keutamaan-keutamaan bulan ini andai kita tidak mendapatkannya di awal maka jangan sampai di tengah dan akhirpoun tidak mendapatkan.

"Usahakan. Semangatkan diri, bangkitkan jiwa. Jiwa-jiwa yang tertidur bangkitlah, bangunlah. Bersemangatlah. Jadikan ini sebagai Ramadan terakhir," kata Ustadz Abdul Somad.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved