Ramadhan Kareem
Apa Saja Persiapan Menyambut Bulan Ramadhan 2022 ? Ini Penjelasan Buya Yahya
Kata Buya, dalam menyambut bulan suci Ramadhan kita harus mempersiapkan diri dengan dua persiapan, yakni persiapan lahir dan batin.
Termasuk urusan dunia yang harus kita lakukan pun harus dimasukan di dalam jadwal kita untuk melaksanakan amal akhirat.
Kalau kita telah rinci dan rapi dalam menyusun sebuah rencana, maka sesungguhnya kita tinggal melaksanakannya.
Rencana yang kita susun itu tidak lain adalah tanda bahwasanya kita rindu kepada Ramadhan, yang artinya juga rindu kepada Allah SWT, lanjut Buya.
Begitu pula untuk orang yang bekerja jangan sampai lupa, bahwa mencari nafkah adalah sangat mulia, kalau memang didasarkan atau niat yang benar karena Allah SWT.
Kalau orang yang bekerja mungkin sulit untuk melakukan shalat atau membaca Al Qur’an, akan tetapi jangan sampai mulut ini diam dari dzikir kepada Allah SWT.
Yang berada dipasar-pasar pun demikian, berhenti menghindari omongan yang kotor lalu merubah lidah kita dengan menyebut nama Allah SWT, imbuh Buya.
Lanju Buya, ini adalah tanda bahwa kita adalah orang yang mengerti keagungan bulan suci Ramadhan dan masih banyak yang lainnya.
Kegiatan-kegiatan yang kita lakukan harus kita atur dan kita rapikan.
Jangan sampai kita ini melakukan suatu pekerjaan yang tidak penting di saat-saat kita harus membaca al Qur’an dan melakukan ibadah tarawih dan sebagainya. Ini adalah termasuk tanda bahwasanya kita mengagungkan bulan suci Ramadhan, kata Buya.
• Link Download Jadwal Imsakiyah Ramadhan 1443 H Seluruh Daerah Indonesia
2. Persiapan batin
Persiapan batin di sini artinya, kita harus benar-benar mempersiapkan hati kita, agar kita bisa beruntung di bulan suci Ramadhan.
Adapun maksud tersebut kata Buya seperti mempersiapkan hati dengan ketulusan mengabdi kepada Allah, menghilangkan ketakaburan dan menghilangkan rasa dengki.
Karena takabur atau sombong, dengki dan iri itu hanya akan menjadikan kita melakukan ibadah puasa terasa berat dan tidak diterima oleh Allah SWT.
Berat karena capek hati, sebab hati kita kotor, mendengki orang lain, melihat orang lain mendapat nikmat sakit hingga akhirnya menggunjing orang yang kita dengki.
Takabur dengan merasa kita ini lebih dari yang lainnya, sehingga muncul di hati kita rasa mudah tersinggung, mudah marah, mudah emosi atau bahkan meremehkan orang lain.