Ramadhan Kareem

Asal Usul Solat Tarawih 23 Rakaat Termasuk Witir Dilaksanakan di Masa Khalifah Umar bin Khattab

Oleh karena itu Ustadz Adi Hidayat mengingatkan agar tidak mempermasalah jika ada yang solat tarawih 23 rakaat beserta witir, atau 11 rakaat termasuk

Penulis: Nasaruddin | Editor: Nasaruddin
AHMAD GHARABLI / AFP
Muslimah Palestina melaksanakan solat Tarawih di depan Kubah Batu, kompleks Masjid Al-Aqsha di kota tua Yerusalem, Palestina, saat puasa Ramadhan pada 31 Juli 2012. Solat Tarawih adalah satu di antara amalan utama di bulan suci Ramadan. 

Terkait Solat Tarawih dengan jumlah 20 rakaat, itu dilaksanakan di masa Umar bin Khattab.

Pada zaman Umar bin Khattab menjadi khalifah, terlihat orang mengambil kesimpulan beda-beda.

Saat itu ada sahabat yang melaksanakan tarawih secara berjamaah.

Namun pada sisi lain masjid ada juga yang melaksanakannya sendiri-sendiri.

"Jadi nggak beraturan. Ada yang berjamaah di pojok kanan, pojok kiri. Di belakang sendirian masing-masing," kata UAH.

"Umar tidak nyaman melihat itu. Kemudian Umar berinisiatif berijtihad. Dikembalikan pada ketentuan yang pertama, yang tiga hari nabi di masjid itu.

Masya Allah dihimpun jadi satu semua mesti di masjid berjamaah, yang sanggup di masjid.

Ditunjuklah kemudian Ubay bin Kaab untuk mengimami.

Disitulah mulai pertama kali kembali orang-orang ke masjid.

Ubay, karena beliau sangat disukai bacaannya oleh Nabi SAW, tahu sifat solat Nabi SAW, diimami 11 rakaat dan persis sifat solat nabi.

Dimana satu rakaat tarawihnya Nabi SAW minimal membaca 5 juz 4 halaman AlQuran.

Besoknya, jumlah jamaah mulai menurun karena nggak kuat berdiri.

Akhirnya diliat oleh Umar kenapa begini.

Ternyata nggak kaut berdiri terlalu lama berdirinya.

Umar melihat lagi bagaimana caranya supaya mereka tetap berjamaah ke masjid.

Halaman
123
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved