Keluhkan Harga Minyak Goreng Naik, Ketua PHRI sudah Berkirim Surat ke Instansi Terkait

Selain secara tertulis, ia bahkan sudah bertemu secara lisan dengan instansi terkait untuk menyampaikan keluhan. Namun hanya diminta untuk menunggu.

Penulis: Anggita Putri | Editor: Try Juliansyah
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID/SEPTI DWISABRINA
Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) wilayah Kalbar, Yuliardi Kamal. 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Ketua PHRI Kalimantan Barat Yuliardi Qamal mengatakan sejak dua minggu lalu, anggota PHRI sudah mengeluh terkait kondisi minyak goreng yang harganya mahal juga langka saat ini.

“Sedangkan di sektor saya memang perlu yang namanya migor dan gas LPG. Jadi ini sangat berdampak,”ujarnya kepada Tribun Pontianak, Jumat 18 Maret 2022.

Sebagai wadahnya, dikatakannya PHRI Provinsi Kalbar sudah mencoba untuk bersurat ke instansi terkait.

Selain secara tertulis, ia bahkan sudah bertemu secara lisan dengan instansi terkait untuk menyampaikan keluhan. Namun hanya diminta untuk menunggu.

Harga Minyak Goreng Mulai Naik, Segini Harganya di Hypermart Ayani Mega Mall Pontianak

“Surat yang kita kirim berisi meminta bantuan untuk mempermudah kita mendapatkan stok barangnya yakni minyak goreng dan gas, lalu meminta stabilitas harga karena kami produsen dimana jika harga naik akan berdampak ke konsumen,”ujarnya.

Ia meminta Dinas yang memprakarsai ini turun kelapangan untuk dapat membantu menstabilitaskan harga. Lalu jika memang stok ada bisa suplay melalui PHRI untuk bisa didistribusikan kepada Anggota PHRI untuk menormalkannya. Sehingga tidak ada gejolak.

Dikatakannya belum lama terdampak karena pandemi Covid-19 selama dua tahun. Baru dalam kondisi pulih dimana tamu sudah ada dan tingkat hunian mulai membaik. Walau tidak kembali seperti jaman sebelum covid-19. Ditambah lagi dengan dampak naiknya harga minyak goreng bahkan gas.

“Saya sebagai ketua PHRI yang notaben PHRI juga sebagai sektor yang menyumbang PAD tidak ingin tersendat,” ujarnya.

Namun dikatakannya ada beberapa upaya yang dilakukan karena naiknya harga minyak goreng. Diantaranya mau tidak mau restoran harus menaikan harga jual ke tamu atau dengan cara mengurangi atau memperkecil kuantiti barang yang dijual.

“Sekarang kami minta tolong kepada pemerintah dengan sektor kami yang cukup signifikan menyumbang PAD. Saya minta untuk diperhatikan agar sumbangan PAD kami kedepan tidak tersendat,” tegasnya.

Dikatakannya kalau migor naik dan harga gas yang naik. Akhirnya pihak restoran dan hotel harus menaikan harga atau mrngurangi kuantiti.

“Sekarang tamu pintar-pintar mereka akan mengurung biaya belinya. Sehingga menyebabkan tingkat hunian dan restoran menurun,”jelasnya

Dikatakannya sektor yang ia pimpin tersebut baru saja bersemangat. Dimana telah ada dengungan dari Menparekraf yang datang ke Pontianak beberapa waktu lalu meminta kegiatan yang ada di instansi pemerintah dan swasta untuk melakukan acara di hotel.

“Akan tetapi ditimpa kejadian migor dan gas yang sulit kita dapatkan dan harga naik bahkan langka. Saya sudah berbuat untuk menyurati instansi terkait . Namun belum ada respon,”ujarnya.

Gubernur Kalbar, Sutarmidji juga menyampaikan minyak goreng sudah jelas diatur oleh pemerintah.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved