Doa Katolik
Orang Kudus Katolik 16 Maret Beato Torello
Hidupnya pada semasa kanak-kanak di desa biasa-biasa saja. Tetapi, setelah ayahnya meninggal dunia, Torello mulai mengubah seluruh cara hidupnya.
Penulis: Ridhoino Kristo Sebastianus Melano | Editor: Ridhoino Kristo Sebastianus Melano
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID - Orang Kudus Katolik 16 Maret ini merayakan Beato Torello.
Hidupnya pada semasa kanak-kanak di desa biasa-biasa saja.
Tetapi, setelah ayahnya meninggal dunia, Torello mulai mengubah seluruh cara hidupnya.
Ia bergaul dengan teman-teman yang suka mabuk.
Mereka bukannya bekerja, malahan berkeliaran di kota sepanjang hari.
• Renungan Katolik Rabu 16 Maret 2022 Lengkap Bacaan 1 Bacaan Injil dan Mazmur Tanggapan
Torello menyukai teman-teman barunya ini dan berusaha keras mendapatkan pengakuan mereka.
Suatu hari, ketika ia sedang bermain olahraga di tempat terbuka, seekor ayam jago terbang turun dari tempatnya bertengger dan mendarat di lengan Torello.
Si jago lalu berkokok tiga kali; kokok yang panjang dan lantang.
Torello terdiam kelu. Ia pergi dan tak hendak melanjutkan permainannya.
Ia tidak dapat berpikir bahwa apa yang dilakukan si ayam jago bukanlah suatu kebetulan belaka.
Ia diperingatkan, dengan cara yang sama seperti St Petrus dulu diperingatkan.
Cara hidup Torello yang tak bertanggung jawab akan menghantarnya jauh dari Yesus.
• Orang Kudus Katolik 16 Maret Santo Heribertus dari Cologne
Sektika itu juga Torello berniat mengubah hidupnya.
Ia pergi menemui Abbas San Fedele yang membantunya menyambut Sakramen Tobat dengan baik.
Lalu Torello pergi ke suatu daerah hutan yang tenang dan memilih sebuah tempat dekat sebuah pohon besar.
Ia melewatkan delapan hari lamanya dalam doa.
Di akhir doa, ia memutuskan hendak menjadi seorang pertapa.
Ia pulang ke Poppi dan menjual segala harta miliknya.
Ia menyisakan bagi dirinya hanya cukup uang untuk membeli sepetak tanah dekat pohon besar yang ditemukannya di hutan.
Di sebelah pohon besar ia mendirikan sebuah gubuk di mana ia menghabiskan sepanjang sisa masa hidupnya.
Ia menanam sayur-mayur untuk makanannya dan mengambil air dari sungai.
Ia berdoa dan mengamalkan mati raga, yang paling berat adalah tidur hanya tiga jam saja dalam semalam.
Torello merasa bahwa menjadi seorang pertapa adalah panggilan hidup yang Tuhan kehendaki baginya.
Demikianlah ia melewatkan hidupnya dalam damai.
Semasa ia masih hidup, sedikit saja orang yang tahu mengenai hidupnya sebagai seorang pertapa.
Hanya seorang sahabat tahu akan kehidupan Torello yang tersembunyi di hutan.
Torello wafat dalam usia delapan puluh tahun sesudah melewatkan lebih dari lima puluh tahun hidup sebagai pertapa.
Beato Torello wafat pada tahun 1282.
Ia mengabdikan dirinya dalam melayani Tuhan dengan cara hidup saleh.
Kesalehan dan sikap hidup yang baik mengantanya menjadi kudus.
• Orang Kudus Katolik 15 Maret Santo Paus Zakharia
Sumber: katakombe.org
(*)
[Update informasi seputar Katolik]