Keuletan Naweri Sukses Kelola Pertanian Hortikultura, BI Bidik Jadi Klaster Pengendali Inflasi

Masalah di Kalbar ini kan produktivitas. Seperti cabai itu masih minim produktivitasnya.Makanya kami mendorong peningkatan produktivitas.

Penulis: Nina Soraya | Editor: Nina Soraya
Tribun Pontianak/Nina Soraya
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Kalbar Agus Chusaini bersama Wakil Wali Kota Singkawang Irwan menyerahkan simbolis bantuan Program Sosial Bank Indonesia (PSBI) untuk menunjuang produktivitas pertanian kepada Ketua Poktan JAS-B Naweri di Kelurahan Sedau Kecamatan Singkawang Selatan Kota Singkawang, Sabtu 5 Februari 2022. 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, SINGKAWANG - Kota Singkawang, Kalimantan Barat tak pernah diragukan lagi soal destinasi wisatanya. Satu di antaranya pasir panjang yang tersohor sejak lama.

Namun tak kalah menarik, pelintas yang akan menyusuri ke objek wisata tersebut kerap kali akan melihat pedagang yang menjajakan produk hortikultura seperti jagung, talas dan beragam sayuran.

Sumbernya ternyata masih di kawasan Kecamatan Singkawang Selatan pula.

Hamparan tanaman jagung, talas, cabai, gambas hingga kacang panjang tersebar di lahan lebih kurang 90 hektare di Kelurahan Sedau Kecamatan Singkawang Selatan Kota Singkawang, Provinsi Kalimantan Barat.

Lahan ini dikelola Kelompok Tani (Poktan) Jujur Akur Sukses Bersama (JAS-B) dikomandani oleh Naweri. Sosok pria paruh baya ini sangat menginspirasi menjadi pelopor pertanian terpadu di sana.

Pria asal Monterado Bengkayang ini pernah menjadi korban kerusuhan. Hingga ia memilih menjadi perantau bahkan pernah tinggal lama di Kuala Lumpur Malaysia sebagai TKI.

Mengaku tak betah, Naweri memutuskan pulang dan menetap di Singkawang untuk bercocok tanam jagung. Ia memulai debutnya pada 2001 dengan menanam jagung di sekitaran Sedau dan kemudian menjajakan langsung pada konsumen. Upayanya berhasil.

Rekan-rekannya pun tertarik mengikuti jejaknya. Naweri pun ikut membantu dalam hal pemasaran hasil tanam tersebut.

Lambat laun usahanya makin menunjukkan hasil gemilang. Makanya pada 2010, ia memberanikan untuk membentuk Poktan JAS-B bersama 32 rekannya.

Ketua Poktan JAS-B Naweri menunjukkan areal tanaman jagung yang telah dikelola. Naweri sejak 2001 sudah mulai merintis menjadi petani hortikultura hingga saat ini.
Ketua Poktan JAS-B Naweri menunjukkan areal tanaman jagung yang telah dikelola. Naweri sejak 2001 sudah mulai merintis menjadi petani hortikultura hingga saat ini. (Tribun Pontianak/Nina Soraya)

Saat Tribunpontianak.co.id berkunjung ke sana pada Sabtu, 5 Februari 2022 lalu, bisa dilihat bagaimana bapak sembilan anak ini ulet mengelola pertanianan hortikultura tersebut. Puluhan hektare lahan ini pun dimanfaatkan untuk menanam sayuran hingga sayuran buah.

Misalkan untuk talas dimanfaatkan belasan hektare untuk menghasilkan buah, lalu sekitar 2 hektare lahan di situ dipakai hanya untuk memproduksi benih Talas Singkawang yang kemudian benih tadi akan disebar di seluruh kabupaten kota di Kalbar.

Belum lama ini, ia mampu mengirim 50 ribu batang benih Talas Singkawang ke Kayong Utara. Sebelumnya juga telah dilakukan pengiriman hingga Ketapang, Sintang, Mempawah dan Pontianak.

“Kita kembangkan Talas Singkawang. Talas ini lebih enak saat dibikin keripik. Umbi dan batangnya enak dimakan.

Di JAS-B ada belasan hektare kita tanam talas yang kemudian untuk menyuplai pasar Flamboyan Pontianak. Karena di sana kebutuhan sekitar 2 ton per hari,” ujar Naweri.

Selain Pontianak, talas ini juga dipasarkan di Pinyuh Mempawah dan beberapa daerah lainnya. Harga jualnya dari petani berkisar Rp 4.000- Rp 4.500 per kg. Tapi di pasaran sudah dibanderol seharga Rp 6.000 per kg. 

Harga Cabai Melambung, Distan Sebut Produksi Cabai Kalbar masih Kecil Dibanding Kebutuhan Masyarakat

Poktan JAS-B juga bergabung dengan poktan lainnya ke dalam Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) dengan total lahan yang mereka kelola mencapai 250 hektare di Singkawang.

Untuk cabai, JAS-B sebenarnya sudah mulai menanam sejak 2017 lalu. Naweri menuturkan, dari kebun tersebut bisa menghasilkan 100 kg cabai per hari. Namun karena harganya sangat murah malah membuat petani terpuruk.

“Nanti akan kita alokasikan sekitar 3 Ha untuk cabai. Apalagi kita dibantu siswa-siswa magang jadi akan kami efektifkan lahan yang ada untuk menanam cabai. Tapi harapan kita untuk cabai harganya bagus di tingkat petani,” kata Naweri.

Apalagi pasca dibantu Bank Indonesia Kalbar berupa peralatan pertanian seperti cultivator, segera ia dan petani sekitar pakai untuk mengolah tanah yang akan dibikin bedengan menanam cabai.

Mengelola Poktan JAS-B lebih dari satu dekade, membuat jumlah anggotanya juga terus bertambah. Saat ini sudah menjadi 120 orang. Hal ini pun sejalan dengan tingkat kesejahteraan anggota yang ikut membaik ditopang dengan meningkatnya hasil pertanian yang didapatkan.

Naweri pun mengaku tak segan memberikan pinjaman modal usaha bagi anggotanya dalam hal mengelola pertanian.

“Berapapun yang mereka ingin pinjam untuk bertani akan saya berikan dan itu tanpa bunga. Karena saya ingin membantu agar usaha tani mereka juga berhasil,” kata Naweri.

Dirinya pun mengakui mampu mengembangkan lahan pertanian seluas ini karena dibantu permodalan usaha dari Bank Rakyat Indonesia (BRI).

Dalam mengelola ladang pertanian ini, Naweri melibatkan para ibu-ibu paruh baya. Mereka adalah para janda. Hal ini dilakukan untuk membantu perekonomian keluarga masing-masing.

“Ada sekitar 20 orang yang bekerja setiap harinya di sini. Mereka kita bayar harian. Para ibu-ibu yang mau bekerja ya kami persilakan, jadi bisa membantu ekonomi keluarga juga,” ujarnya.

Memasuki Awal Tahun 2022, Menteri Airlangga: Tercatat Inflasi 2,18% di Januari 2022

Naweri pun menerapkan sistem pertanian terintegrasi. Selain ada tanaman jagung, ada sayuran gantung bahkan ada tambak ikan nila dan paten. Dari tambak ini juga Naweri mampu panen sebanyak 2 ton ikan.

Semua hasil pertanian JAS-B bisa terpakai. Batang jagung, talas bisa menjadi pakan ikan.

Karena konsep tersebut pula, JAS-B sudah memiliki rumah kompos untuk memproduksi pupuk yang bersumber dari dalam kebun pula.

Sebelumnya anggota Poktan JAS-B pun diajarkan mengelola briket dari sisa hasil panen dan pengolahan jagung.

Bicara kendala, kata Naweri, akses jalan yang masih terbilang kecil untuk menuju lokasi pertanian.

“Jalan usaha tani masih kecil. Untuk kendaraan seperti mobil masih sulit masuk untuk mengangkut hasil pertanian tadi,” katanya.

Sayuran seperti mentimun, tomat, cabai serta jagung manis dan talas merupakan hasil pertanian yang dikelola Poktan JAS-B di Singkawang Selatan.
Sayuran seperti mentimun, tomat, cabai serta jagung manis dan talas merupakan hasil pertanian yang dikelola Poktan JAS-B di Singkawang Selatan. (Tribun Pontianak/Nina Soraya)

Ikut Andil Jaga Inflasi

Komoditas bahan pangan memiliki kontribusi besar dalam angka inflasi. Makanya, pengendalian harga bahan makanan menjadi pekerjaan rumah bersama.

Pasalnya, tingginya inflasi bahan makanan akan menurunkan daya beli masyarakat dan dapat menghambat program pengentasan kemiskinan.

Bank Indonesia (BI) pun terlibat dalam pengendalian inflasi. Di Kalimantan Barat (Kalbar), BI Kalbar melakukan upaya pengendalian inflasi dengan membuat program klaster pengendali inflasi.

Program dilaksanakan melalui pengembangan komoditas pertanian penyumbang inflasi utama dengan bersinergi dengan Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) baik di tingkat provinsi maupun kabupaten/kota.

BI Kalbar memilih Poktan JAS-B sebagai penerima Program Sosial Bank Indonesia (PSBI) di Singkawang untuk pengembangan komoditas hortikultura.

Kepala Perwakilan Bank Indonesia Kalimantan Barat, Agus Chusaini mengatakan Singkawang menjadi penyuplai kebutuhan produk hortikultura atau sayuran untuk kabupaten kota di Kalbar.

Tingginya permintaan terhadap hortikultura tersebut menyebabkan produk-produk hortikultura kerap menyumbang inflasi di Kalbar. Seperti cabai rawit, kacang panjang, dan sawi.

“Masalah di Kalbar ini kan produktivitas. Seperti cabai itu masih minim produktivitasnya.

Makanya kami mendorong peningkatan produktivitas di kelompok tani.

Dengan memberikan bantuan alat dan mesin pertanian yang akan mendukung untuk menggenjot produktivitas di Poktan JAS-B,” ungkap Agus Chusaini usai simbolis menyerahkan bantuan Program Sosial Bank Indonesia (PSBI) kepada Poktan JAS-B Singkawang Selatan, Sabtu 5 Februari 2022.

Gubernur Kalbar Terima Piala TPID Terbaik, Tim Pengendalian Inflasi Pusat Harapkan Terus Berinovasi

Bantuan yang diberikan berupa sarana dan prasarana serta teknologi pertanian yang tepat, antara lain cultivator, pompa air, dan mesin pemotong rumput.

“Kami berpesan kepada kelompok untuk mengoptimalkan penggunaan alat-alat pertanian dimaksud untuk peningkatan kualitas budidaya hortikultura dan efisiensi biaya produksi, serta merawatnya, sehingga manfaatnya dapat terus dirasakan di masa yang akan datang.

Agus Chusaini meyakini Poktan JAS-B dapat menjadi role model bagi poktan lainnya dalam meningkatkan produktivitas hasil pertanian.

Dia menuturkan alasan bahan pangan mesti dijaga suplainya karena kerap kali menjadi penyumbang inflasi dari sisi volatile food. Oleh karena harganya bisa bergejolak karena pengaruh musim dan lainnya.

Dalam kesempatan tersebut, Agus Chusaini membenarkan pada Januari 2022 tekanan inflasi Kalbar cukup besar. Hal ini dibuktikan dengan angka inflasi Januari 2022 untuk bulanan sebesar 0,83 persen. Sementara inflasi tahunan di angka 2,36 persen bahkan lebih tinggi dari angka inflasi nasional.

Jika mengutip data Badan Pusat Statistik (BPS) Kalbar komoditas yang memberikan sumbangan inflasi adalah daging ayam ras, cumi-cumi,telur ayam ras sebesar, cabai merah kering hingga rokok kretek.

“Ada momen menyambut Imlek artinya masyarakat melakukan persiapan untuk Imlek. Lalu kita ingat pula beberapa wilayah Kalbar mengalami banjir sehingga menganggu hasil produksi pertanian,” kata Agus Chusaini.

Namun, ia memastikan BI dan TPID akan terus berupaya, melakukan koordinasi agar tekanan inflasi bisa mereda. Serta yang paling penting adalah memastikan distribusi pangan berjalan lancar.

Wakil Wali Kota Singkawang Drs. H. Irwan, M.Si yang turut hadir dalam simbolis penyerahan bantuan PSBI mengapresiasi dan mengucapkan terimakasih pada Bank Indonesia.

“Kami atas nama Pemkot Singkawang mengucapkan terimakasih. PSBI ini dalam rangka meningkatkan produktivitas pertanian dan ini sangat tepat. Sektor pertanian di Singkawang sangat berperan besar,” ungkap Irwan.

Irwan mengakui meski lahan pertanian yang terbatas namun produk hortikultura Singkawang banyak dipasarkan ke luar Singkawang sehingga ikut menopang kebutuhan daerah lainnya.

“Dengan lahan pertanian sekitar 3.000 hektare, kita fokus peningkatan produk hortikultura tersebut. Di sini yang menjadi unggulan kita ada jagung dan talas Singkawang dan lainnya,” kata Irwan.

Terkait kendala jalan usaha tani untuk menopang pertanian di Kelurahan Sedau tersebut, ia berharap anggota legislatif dari dapil tersebut untuk aktif menyuarakan serta para anggota Poktan untuk aktif menyampaikan usulan ini ke dalam Musrembang.

Jadi Sarana Belajar

Poktan JAS-B pun menjadi saran belajar bagi pelajar dan mahasiswa.

Seperti kala itu sekitar 21 pelajar SMKN 1 Samalantan Bengkayang melakukan proses pembelajaran atau magang di kebun yang dikelola JAS-B.

Pelajar SMKN 1 Samalantan melakukan proses magang di kebun milik Poktan JAS-B di Singkawang Selatan.
Pelajar SMKN 1 Samalantan melakukan proses magang di kebun milik Poktan JAS-B di Singkawang Selatan. (Tribun Pontianak/Nina Soraya)

Siswa SMKN 1 Samalantan, Petrianus Candra, menuturkan mereka akan magang di sana selama lima bulan. Setiap kelompok dipercayakan membantu mengelola tanaman seperti jagung.

“Kita di sini belajar dari bedengan untuk jagung, lalu melakukan perawatan setiap harinya. Kelompok yang lain ada juga bertugas mengelola kolam ikan,” kata Petrianus.

Proses belajar ini dilakukan Senin-Jumat. Sementara untuk Sabtu dan Minggu, bila mereka ingin bekerja di kebun maka akan mendapatkan upah harian.

Ketua Poktan JAS-B Naweri mengakui tempanya kerap dijadikan tempat magang bagi pelajar dan mahasiswa. Untuk pelajar dalam setahun ada dua kali program magang yang mereka terima. Mereka dari Bengkayang dan Sambas.

Naweri pun bahkan membiarkan rumahnya dijadikan tempat tinggal dan tempat belajar bagi para pelajar tersebut.

“Tentu saya berharap ke depannya siapapun yang mau membantu agar ada sarana belajar dan menginap yang layak untuk para pelajar atau mahasiswa yang akan magang ini,” harapnya.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved