Banjir Bandang di Sintang
Warga Bertahan di Lokasi Tanah Longsor, Butuh Bantuan Obat dan Logistik
Data sementara ada 17 kepala keluarga yang terdampak bencana. BPBD belum merinci jumlah jiwa terdampak. Ada sekitar 16 unit pondok warga yang rusak be
Penulis: Agus Pujianto | Editor: Rivaldi Ade Musliadi
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, SINTANG - Warga terdampak bencana tanah longsor disertai banjir bandang di Dusun Muran, Desa Kemantan, Kecamatan Sepauk, Kabupaten Sintang, Kalimantan Barat, masih bertahan di lokasi bencana. Saat ini, 17 kepala keluarga membutuhkan bantuan obat-obatan dan logistik.
"Mereka di sana perlu obat obatan, logistik, pakaian. Karena semua pakaian mereka sampai tempat tidur kasur ndak ada lagi hancur benar (diterjang tanah longsor)," kata Yakupan, Kasi Logistik pada Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sintang, Senin 7 Februari 2022.
Data sementara ada 17 kepala keluarga yang terdampak bencana. BPBD belum merinci jumlah jiwa terdampak. Ada sekitar 16 unit pondok warga yang rusak berat akibat terjangan material longsor bukit muran pada yang terjadi pada Jumat lalu.
Tim BPBD, Tagana, Dinsos, Koramil dan Polsek Sepauk sudah meninjau ke lokasi bencana untuk mendata dan menginventarisir kerusakan dan warga terdampak di Desa Kemantan.
"Sudah kita data. Di sana pondok biasa. Mereka masih bertahan di sana. Rumah memang hancur, hanya ada 1 rumah yang masih berdiri. Yang lain roboh semua," ujar Yakupan.
• Pasutri Selamat Tersangkut Kayu Saat Banjir Bandang Sintang, Sang Anak Meninggal Terseret 800 Meter
Banjir bandang di Desa Kemantan, juga menyebabkan satu unit jembatan rusak berat. Jembatan kayu tersebut akses waga ke sejumlah desa lain di Kecamatan Sepauk-Tempunak.
"Jembatan yang putus itu digunakan oleh masyarakat untuk menuju desa sengkubang, temanang, tempunak, juga ke bernayau, nanga pari. Panjangnya 30 meter, lebar 4 meter. Pondasi jembatan kayu log," ujar Yakupan.
Tanah longsor disertai banjir bandang juga menyebabkan 18 unit sepeda motor warga rusak berat. Saat ini, baru 14 unit yang ditemukan dengan kondisi rusak. 4 sisanya hilang.
Bencana alam juga menyebabkan seorang bocah berusia 6 tahun meninggal dunia terseret material longsor yang terjadi pada Jumat pukul 04.00 wib.
"Masyarakat yang kena bencana ada 17 kk, orangnya belum kita data. Rumahnya hancur, kena air dan batu kayu. Kendaraan ada 18 unit yang hilang, hanyut hancur dan kemarin 14 unit ditemukan, tapi kondisinya rusak berat. Ada juga ndak bisa diambil. Yang belum ketemu 4 unit. Korban jiwa 1 orang anak meningal. Dua orang lagi (orangtua korban) dirawat di rumah sakit," ungkap Yakupan. (*)
(Simak berita terbaru dari Sintang)