Aktivitas Anak dan Peran Orang Tua di Masa Pandemi
dr. Eka Ardiani Putri, MARS selaku Dokter dan Dosen Fakultas Kedokteran Universitas Tanjungpura (departemen public healt Universitas Tanjungpura Ponti
Penulis: Faisal Ilham Muzaqi | Editor: Rivaldi Ade Musliadi
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Awal tahun 2022 kita di sambut dengan varian baru dari virus yang sudah bertahan selama dua tahun ini yaitu varian Omicron, mutasi virus corona masih terus berlanjut dan sekarang varian baru bermunculan.
Lalu bagaimana dengan aktivitas anak dan kesehatan anak-anak yang termasuk dalam golongan rentan pada berbagai macam penyakit ini? Langkah apa yang harus di lakukan orang tua dan masyarakat yang memiliki Anak, terutama usia muda (Bayi dan Balita)?.
dr. Eka Ardiani Putri, MARS selaku Dokter dan Dosen Fakultas Kedokteran Universitas Tanjungpura (departemen public healt Universitas Tanjungpura Pontianak) menyampaikan, tentang aktivitas anak dan peran orang tua di masa pandemi.
Terdapat delapan yang harus dilakukan untuk aktivitas anak di masa pandemi.
1. Memastikan Anak dalam kondisi sehat dengan suhu tubuh normal.
Dalam hal ini bagi yang memiliki Anak bayi dan balita, maka perlu mempersiapkan alat pengukur suhu (termometer) di rumah
"Hal ini sangat membantu kita mengetahui suhu tubuh anak apakah dalam keadaan normal atau ada gejala demam, suhu tubuh normal adalah 36-37 derajat celcius, bapak dan ibu wajib waspada bila suhu tubuh diatas angka normal. Seger bawa anak ke pusat kesehatan atau dokter bila anak nampak tidak sehat dan menunjukkan gejala sakit," ujarnya.
• 5 Manfaat Air Rebusan Lemon Untuk Kesehatan, Cocok Untuk yang Ingin Menurunkan Berat Badan
2. Memberikan Anak makanan yang sehat dan teratur (waktu pemberian makan).
Beberapa Anak mungkin dengan mudah mengerti jadwal makan dan bisa menyantap segala jenis makanan yang telah disiapkan orang tua, namun tidak sedikit juga anak yang kesulitan apabila diminta mengkonsumsi buah, sayur, susu dan daging, apalagi anak-anak yang memang tantrum saat waktunya makan.
Maka disini tugas dan keahlian orang tua dilatih, bagaimana caranya untuk anak bisa mengkonsumsi makanan sehat seperti buah sayur, protein nabati lengkap, hewani dan juga karbohidrat, selain itu jangan lupa tambahan susu atau tetap berikan ASI bila usia anak masih bayi, karna belum anak susu formula yang komposisi nya bisa selengkap ASI.
3. Seimbangkan waktu bermain, istirahat dan tidur.
Usia bayi kurang dari 1 tahun tentu saja kebutuhan tidur lebih besar dari Anak usia lebih dari 1 tahun. Istirahat yang cukup pada anak juga dapat menambah imunitas tubuh mereka, dan perkembangan otak anak juga lebih besar terjadi saat anak tertidur dengan kondisi baik atau terlelap tanpa ganguan dan gelisah.
Usahakan jadwal yang konsisten untuk istirahat anak, agar anak tau jadwal bermain dan tidur siang. Dalam hal ini peran dari orang tua sangat penting dalam mendisiplinkan anak.
Berikut ini adalah waktu tidur ideal bagi anak berdasarkan usianya dalam satu hari:
Usia kurang dari 3 tahun lebih dari 12 jam
Usia 3–5 tahun: 10–13 jam
Usia 6–13 tahun: 9–11 jam
Usia 14–17 tahun: 8–10 jam
4. Kebersihan anak dan lingkungan.
Bersih dan sehat tidak bisa di pisahkan, karena untuk kesehatan anak pastikan diri anak sudah bersih, mandi yang teratur, mengunakan sabun, sampo dan jangan lupa sikat gigi.
Untuk anak yang masih menggunakan pampers, rutin memeriksa pampers anak dan menggantinya. Selain itu, baju yang anak gunakan juga harus bersih, segera ganti bila ada kotoran atau anak terlalu banyak berkeringat karen aktifitas bermain nya.
"Selain itu juga, lingkungan rumah juga jangan sampai kotor, rajin membersihkan rumah, dan halaman, pastikan anak berada di lingkungan yang baik dan sehat," katanya.
5. Biasakan anak menerapkan protokol kesehatan.
Dalam hal ini adalah mengajarkan sang anak tentang cara mencuci tangan yang baik dan benar, baik itu dengan hand sanitizer atau dengan sabun dan air mengalir, usahakan mengunakan masker saat keluar dari lingkungan rumah dan untuk usia balita yang belum dapat menggunakan masker dengan baik hindari keluar rumah bila tidak ada keperluan mendesak.
"Ajarkan anak untuk menghindari kerumunan saat di sekolah dan meminjam alat tulis teman nya, bila memungkinkan anak hanya mengunakan barang miliknya sendiri, dan tidak saling pinjam milik temannya," pesannya.
6. Pastikan anak tetap aktif.
Biarkan anak beraktifitas dan bermain di rumah, hindari menonton TV atau bermain handphone. Dalam hal ini orangtua harus memastikan selama di rumah, bahwa anak tetap punya kegiatan yang melatih fisiknya. Misalnya bermain lompat tali atau sekadar menari, bernyanyi, membantu orang tua dengan pekerjaan ringan, merapikan tempat tidur atau memasak bersama.
Jika anak kurang bergerak, maka berpotensi untuk menimbulkan obesitas. Bahkan menurut American Academy of Pediatrics, anak dengan obesitas lebih mungkin mengalami masalah tambahan jika terinfeksi COVID-19.
"Anak dengan obesitas juga berisiko memiliki masalah tekanan darah tinggi, masalah hati, atau diabetes. Hal ini pun menempatkan anak pada kategori risiko tinggi jika sampai terkena COVID-19," ujar dr. Eka Aardiani Putri.
7. Menjaga Kesehatan Mental Anak
Menurutnya, sebagai orang tua selain menjaga kesehatan fisik dan lingkungan anak, orang tua juga memiliki tugas menjaga kesehatan mental anak, maka jadilah pendengar yang baik untuk cerita-cerita sang anak dan berikan waktu untuk saling berbagi cerita dalam satu hari karena anak membutuhkan kasih sayang dan pelukan dalam setiap harinya. "Apalagi bila anak tidak bisa beraktifitas di luar rumah, maka pastikan orang tua bisa memecahkan masalah kebosanan pada anak," jelasnya.
8. Ajarkan Anak Membaca dan Berdoa.
Yang tidak kalah penting dalam menghadapi masa pandemi adalah mengajarkan anak ilmu agama, mendekatkan anak dengan ibadah dan berdoa, juga mengajarkan anak membaca buku dan membacakan cerita pada anak.
"Ilmu yang sangat bermanfaat adalah mendekatkan diri pada Tuhan dan ajarkan juga anak mencintai buku, ajarkan anak gemar membaca sejak usia dini. Salam sehat untuk Kalimantan Barat dan Anak Indonesia," tukasnya. (*)
(Simak berita terbaru dari Pontianak)