Bagaimana Proses Angin Puting Beliung Terjadi dan Apa Penyebab serta Tanda Datangnya?

Biasanya, angin puting beliung terbentuk beberapa waktu setelah terdapat tanda langit gelap, awan hujan badai yang hitam, dan munculnya corong dari aw

Editor: Nasaruddin
Tribunnews/Istimewa
Ilustrasi angin puting beliung. Bagaimana proses terjadinya angin puting beliung dan apa saja penyebabnya? 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID - Angin puting beliung adalah angin kencang yang datang secara tiba-tiba, memiliki pusat, dan bergerak menyerupai spiral.

Kecepatan angin puting beliung dapat mencapai 40 hingga 50 km/jam.

Angin ini menyentuh permukaan bumi dan akan hilang setelah 3 hingga 5 menit.

Biasanya, angin puting beliung terbentuk beberapa waktu setelah terdapat tanda langit gelap, awan hujan badai yang hitam, dan munculnya corong dari awan secara tiba-tiba.

Angin puting beliung sering terjadi pada siang hari atau sore hari pada musim pancaroba.

Pemkab Sambas Gelar Rakor Siaga Bencana Banjir, Puting Beliung dan Tanah Longsor

Angin ini dapat menghancurkan apa saja yang diterjangnya, karena dengan pusarannya benda yang terlewati terangkat dan terlempar.

Penyebab Angin Puting Beliung Terjadi

Angin puting beliung adalah peristiwa alam yang terjadi karena adanya perbedaan tekanan udara yang berbeda sehingga tekanan udara membentuk pusaran dalam sistem cuaca.

Melansir laman BMKG, penyebab angin puting beliung terjadi dipicu karena adanya awan yang sangat besar menjulang yang disebut sebagai awan Cumulonimbus (Cb).

Kuatnya pergolakan udara yang berlangsung di dalam awan ini dan rendahnya dasar awan yang mendekati permukaan bumi, membuat udara di bawah awan membentuk formasi pusaran yang berpusar hingga ke permukaan bumi.

Upin Ipin Viral, Darimana Kartun Upin dan Ipin Berasal?

Pusaran ini akan melewati segala sesuatu di permukaan bumi serta membuat nya terlempar.

Ada 3 tahap pembentukan angin puting beliung, yaitu fase tumbuh, fase dewasa, dan fase punah.

Fase tumbuh ditandai dengan adanya arus udara yang naik ke atas dengan tekanan kuat, di dalam awan.

Pada tahap ini, titik-titik dan kristal air belum bisa menjadi hujan karena masih tertahan arus udara yang bergerak naik.

Selanjutnya, pada fase dewasa, hujan mulai turun dan menyebabkan adanya gaya gesek antara arus udara yang naik dan turun.

Saat arus udara naik dan turun akan menimbulkan arus geser yang memutar lalu membentuk pusaran.

Semakin lama, arus udara akan semakin cepat dan membentuk sebuah siklon yang menyentuh permukaan bumi.

Pada saat itulah, angin puting beliung terjadi.

Kemudian pada fase terakhir, yaitu fase punah, massa udara akan meluas di seluruh awan, lalu berhenti, dan angin puting beliung dapat berakhir.

Satarudin Nilai Pemkot Perlu Langkah Antisipasi agar Kerusakan di Waterfront Tidak Semakin Parah

Gejala Angin Puting Beliung

Berikut ini adalah beberapa gejala terjadinya Angin Puting Beliung:

1. Udara panas dan gerah.

2. Di langit tampak ada pertumbuhan awan kumulus (awan putih bergerombol berlapis-lapis).

3. Awan tiba-tiba berubah dari warna putih menjadi hitam pekat (awan Cumulonimbus).

4. Ranting pohon dan daun-daun bergoyang cepat karena tertiup angin yang terasa sangat dingin.

5. Jika fenomena ini terjadi, kemungkinan besar hujan diasertai angin kencang akan datang.

Menurut BMKG, tanda-tanda awal kemunculan angin puting beliung umumnya bisa dirasakan pada pagi hari.

Udara di pagi hari umumnya sejuk dan segar berubah menjadi panas gerah.

Jumlah tutupan awan di langit juga awalnya tidak terlalu banyak/tidak terlalu berawan, namun mendekati siang hari atau siang menjelang sore hari didapati adanya pertumbuhan awan yang begitu cepat dan pesat.

Suhu udara yang dirasakanpun tiba-tiba berubah menjadi dingin dan sejuk dengan penurunan suhu mulai 3 hingga 4 derajat celcius dalam 1 jam.

Ciri-ciri selanjutnya yang dapat dilihat adalah dari arah dan kecepatan angin yang dirasakan.

Angin yang awalnya bertiup secara stabil dari arah tertentu dengan kecepatan yang konstan, tiba-tiba pada siang atau sore harinya berubah arah dan bertiup lebih kencang.

Kencangnya hembusan angin ini menyebabkan ranting pohon bergoyang dengan hebat, membuat kita kesulitan menggunakan payung serta adanya efek tahanan ketika kita mencoba berjalan melawan angin.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved