Apa Alasan China Membuat Matahari Buatan ?

Pencapaian ini membawa para ilmuwan selangkah lebih dekat untuk menciptakan sumber energi bersih yang hampir tak terbatas.

Editor: Jimmi Abraham
XINHUA/CNNC
Foto dokumen yang diabadikan pada 19 Juli ini memperlihatkan para staf Southwestern Institute of Physics di China National Nuclear Corporation (CNNC) sedang bekerja di lokasi instalasi HL-2M Tokamak, matahari buatan generasi baru milik China, di Chengdu, Provinsi Sichuan, China. 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID - Matahari buatan China memanaskan satu putaran plasma hingga suhu lima kali lebih panas dari Matahari selama lebih dari 17 menit.

Mengutip Xinhua, reaktor fusi nuklir Experimental Advanced Superconducting Tokamak (EAST) mempertahankan suhu 158 juta derajat hahrenheit (70 juta derajat celcius) selama 1.056 detik.

Alhasil, matahari buatan China memecahkan rekor dunia baru.

Pencapaian ini membawa para ilmuwan selangkah lebih dekat untuk menciptakan sumber energi bersih yang hampir tak terbatas.

(Update berita nasional, internasional dan regional menarik lainnya disini)

Cara Registrasi Akun LTMPT 2022 di Portal.ltmpt.ac.id 2022

Saat itu, plasma dalam lingkaran tetap pada suhu yang sama selama selama 390 detik.

EAST sebelumnya telah mencetak rekor lain pada Mei 2021 dengan bertahan selama 101 detik pada suhu 120 juta derajat celcius yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Sementara itu, suhu Matahari yang sebenarnya hanya sekitar 15 juta derajat celcius.

"Operasi baru-baru ini meletakkan dasar ilmiah dan eksperimental yang kuat untuk menjalankan reaktor fusi," kata pemimpin eksperimen Gong Xianzu, dikutip dari Live Science.

Musuh Bebuyutan di Perang Dunia II, Jepang dan Amerika Serikat Kini Bangun Aliansi Hadapi China

Penghasil energi

Para ilmuwan telah mencoba memanfaatkan kekuatan fusi nuklir selama lebih dari 70 tahun.

Dengan menggabungkan atom hidrogen untuk membuat helium di bawah tekanan dan suhu yang sangat tinggi, ini mampu mengubah materi menjadi cahaya dan panas.

Nantinya diharapkan Matahari buatan itu akan menghasilkan energi dalam jumlah besar tanpa menghasilkan gas rumah kaca atau limbah radiaoktif tahan lama.

Akan tetapi, mereplikasi kondisi yang ditemukan di dalam inti bintang bukanlah tugas yang mudah.

Desain yang paling umum untuk reaktor fusi, tokamak, bekerja dengan memanaskan plasma sebelum menjebaknya di dalam ruang reaktor dengan medan magnet yang kuat.

Namun, menjaga gulungan plasma yang bergolak dan super panas di tempatnya cukup lama untuk terjadinya fusi nuklir merupakan proses yang melelahkan.

Ilmuwan Soviet Natan Yavlinsky merancang Tokamak pertama pada tahun 1958.

Kendati demikian, tak ada yang pernah berhasil membuat reaktor eksperimental yang mampu mengeluarkan lebih banyak energi daripada yang dibutuhkan.

Salah satu batu sandungan utama adalah bagaimana menangani plasma yang cukup panas untuk melebur.

Membuat plasma ke suhu yang lebih panas dari Matahari adalah bagian yang relatif mudah, tetapi menemukan cara untuk mengurungnya sehingga tidak membakar dinding reaktor dan tanpa merusak proses fusi merupakan proses yang rumit.

EAST diperkirakan akan menelan biaya lebih dari 1 triliun dollar AS ketika eksperimen selesai pada Juni 2022.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Matahari Buatan China 5 Kali Lebih Panas dari Aslinya, Apa Tujuannya?"

(*)

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved