Harga Cabai Rawit Naik Hingga Rp 150 Ribu, Kabid DTPH Kalbar Nilai Butuh Terbentuk BUMD Pertanian

Bader Sasmra mengatakan ada beberapa faktor yang menyebabkan harga cabai naik hingga Rp 150 ribu perkilo gram. Dibandingkan harga pasaran biasanya

Penulis: Anggita Putri | Editor: Hamdan Darsani
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID/Ferryanto
Seorang warga yang membeli cabai di Pasar Flamboyan Pontianak, Selasa 28 Desember 2021. Tribun Pontianak Ferryanto. 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Jelang pergantian tahun 2021-2022 tepatnya dipenghujung tahun 2021. Masyarakat Kalbar dihadapkan dengan kenaikan harga cabai rawit yang meningkat drastis.

Kabid Hortikultura Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Kalimantan Barat, Bader Sasmra mengatakan ada beberapa faktor yang menyebabkan harga cabai naik hingga Rp 150 ribu perkilo gram. Dibandingkan harga pasaran biasanya hanya Rp 130 ribu per kg. 

Dimana sejak November ke Desember terjadi perubahan harga pasar yang biasa Rp 130 ribu menjadi kisaran Rp 150 ribu. Sedangkan di harga tingkat petani dari Rp 85 ribu sampai Rp 90ribu.

“Faktor kenapa harga cabai naik karena ada beberapa kabupaten terkena banjir seperti Sanggau, Ketapang, Kubu Raya, Sintang dan Melawi,”ujarnya kepada Tribun Pontianak, Rabu 29 Desember 2021.

Sepanjang Tahun 2021, Polresta Pontianak Tangani 1.113 Kasus

Selain dihadapkan dengan beberepa daerah di Kalbar yang ila banjir beberapa waktu lalu. Fakta lainnya momen Natal dan Tahun Baru.

Ia mengatakan namun demikian, Dinas terkait mengucapkan terima kasih atas swdaya masyarakat Kalbar yang telah menanam cabai dan bawang. Dikatakannya di tahun 2021 bantuan untuk cabai sebanyak 3 Ha yang tersebar di Kabupaten Bengkayang, Sintang dan Kapuas Hulu.

Ia mengatakan dampak beberapa daerah di Kalbar terendam banjir.  Walaupun jumlahnya tidak terlalu banyak, tapi masing-masing lahan cabai ditiap daerah yang terdampak sekitar satu hektare. 

Dikatakannya bahwa sebenarnya Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi  sadari bahwa anggaran untuk cabai dari Pemerintah masih terbilang kecil.

“Bahkan untuk tahun 2021 anggaran untuk cabai hanya 3 hektare. Sedangkan kebutuhannya kita banyak, dan secara keseluruhan masih kurang,”ujarnya.

Ia menambahkan untuk Produksi masih kecil dari Januari sampai Agustus 2021 hanya dapat 4.105 ton, sedangkan untuk kebutuh Kalbar butuh 8000an ton. 

“Rata-rata saya lihat didaerah kita ada cabai,” ucapnya.

Ia mengatakan apa solusi kongkrit yang harus dilakukan pemerintah yakni bisa dengan mendorong petani untuk lebih swadaya karena anggaran untuk cabai masih kecil hanya 3 hektare.

“Jadi kita terus edukasi petani untuk swadaya,” ucapnya.

Selain itu untuk solusi jangka menengah membuat roadmap atau gambar terhadap harga cabe. Kedepan akan dipetakan dimana daerah yang masih kurang cabai dan daerah mana yang banyak cabai rawit.

Lalu hasil petani sebagai dasar untuk mensubsidi cabai di daerah yang kurang untuk menjaga kestabilan harga. Sedangkan untuk solusi jangka panjang dikatakannya perlu stake holder dan pemerintah untuk membangun BUMD Pertanian.

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved