Bisnis Asuransi Kesehatan Manulife Melaju, Kuartal III 2021 Mampu Tumbuh 19%

43% responden Indonesia menyatakan telah berinisiatif mencari informasi seputar produk dan layanan asuransi dalam rangka merespons pandemi.

Editor: Nina Soraya
Dok/Manulife Indonesia
Nasabah berjalan keluar dari Customer Contact Centre Manulife, di Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta Pusat, Rabu 8 Desember 2021. Pandemi Covid-19 membuat banyak orang kian sadar perlunya memiliki proteksi untuk kesehatan, begitu juga minat terhadap produk MiAction yang diluncurkan akhir Oktober 2021 lalu yang dalam sebulan memberi kontribusi lebih dari 1000 polis. 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID - Pandemi Covid-19 menjadi alasan masyarakat untuk peduli terhadap kesehatan. 

Produk asuransi kesehatan Manulife Indonesia di kuartal ketiga 2021 tercatat bertumbuh sebesar 19% dari seluruh kanal distribusi dibanding tahun 2020.

Tingginya permintaan masyarakat terhadap produk asuransi kesehatan ini dipengaruhi oleh faktor pandemi Covid-19 yang masih terjadi.

Serta penetrasi asuransi yang kian membaik, terbukti Juni 2021 meningkat menjadi 3,11%.

Hal tersebut membuat produk asuransi Manulife Indonesia masih tetap menjadi primadona nasabah di tahun 2021.

Head of Product Management PT Asuransi Jiwa Manulife Indonesia (Manulife Indonesia) Richard Sondakh di Jakarta, Rabu 8 Desember 2021 menyebutkan, situasi pandemi saat ini membuat masyarakat kian peduli terhadap kesehatan.

Selain itu, edukasi yang dilakukan Otoritas Jasa Keuangan juga ikut membantu mencerahkan masyarakat dalam berasuransi.

Richard mengatakan, melihat situasi pandemi Covid-19 sekarang yang masih belum berakhir, maka produk asuransi kesehatan di tahun 2022 masih tetap menjadi pilihan utama masyarakat.

Sukses Perayaan Hari Asuransi 2021, Bidik Peningkatan Literasi Asuransi Bagi Generasi Milenial

Hal itu sejalan dengan hasil survei Manulife Asia Care 2020 yang dirilis awal tahun ini di mana sebanyak 98% responden di Indonesia menyatakan mereka telah mengambil langkah untuk mengelola kesehatan dan keuangan di tengah situasi pandemi.

"Bahkan, 43% responden Indonesia menyatakan telah berinisiatif mencari informasi seputar produk dan layanan asuransi dalam rangka merespons pandemi," ujarnya.

Angka ini jauh lebih tinggi dibandingkan angka rata-rata responden dari negara-negara lain yakni 32%.

Survei ini dilakukan di delapan pasar Asia yakni Tiongkok, Hong Kong, Indonesia, Jepang, Malaysia, Filipina, Singapura, dan Vietnam dengan melibatkan 3.946 responden.

Mengenai prospek asuransi kesehatan di tahun 2022, Richard tetap optimistis, peluang untuk industri asuransi masih tetap terbuka lebar.

"Kondisi pandemi yang masih belum berakhir, maka industri asuransi masih berpotensi bertumbuh lebih baik lagi," ujarnya.

Contohnya, kata Richard, salah satu produk Manulife Indonesia yang diluncurkan pada akhir Oktober 2021 lalu yakni MiAction dalam waktu satu bulan telah memberikan kontribusi lebih dari 1.000 polis.

Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved