Doa Katolik

Renungan Katolik Kamis 21 Oktober 2021 Lengkap Bacaan 1 Bacaan Injil dan Mazmur Tanggapan

Renungan Katolik 21 Oktober 2021 pekan biasa XXIX. Bacaan pertama Roma 6:19-23 dan bacaan injil Lukas 12:49-53. Mazmur Tanggapan 1:1-4.6.

Tolga Akmen / AFP
Seorang pria berdoa ketika orang-orang menghadiri misa untuk mengenang anggota parlemen Konservatif Inggris David Amess, yang ditikam dengan fatal, di Paroki Katolik Saint Peter of Eastwood di Leigh-on-Sea, sebuah distrik Southend-on-Sea, di tenggara Inggris pada Oktober 15 Januari 2021. Amess terbunuh setelah ditikam "berkali-kali" dalam sebuah acara di daerah pemilihannya di Inggris tenggara, dalam kematian kedua seorang politisi Inggris saat bertemu pemilih sejak 2016. 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID - Renungan Katolik Kamis, 21 Oktober 2021.

Renungan Katolik 21 Oktober 2021 pekan biasa XXIX.

Bacaan pertama Roma 6:19-23 dan bacaan injil Lukas 12:49-53.

Mazmur Tanggapan 1:1-4.6.

Orang Kudus Katolik 20 Oktober Santa Maria Bertilla Boscardin Santa Irene dan Maria Teresia Soubiran

Bacaan 1: Roma 6:19-23

Sekarang kalian telah dimerdekakan dari dosa dan telah menjadi hamba Allah.

Saudara-saudara, mengingat kelemahanmu, aku berbicara secara manusia.

Sebagaimana kalian sebelumnya telah menyerahkan anggota-anggota tubuhmu menjadi hamba kecemaran dan kedurhakaan yang membawakan kepada kedurhakaan.

Kalianlah sekarang harus menyerahkan anggota-anggota tubuhmu menjadi hamba kebenaran yang membawa kalian kepada pengudusan.

Sebab waktu kalian menjadi hamba dosa, kalian bebas dari kebenaran.

Dan buah apakah Anda petik dari Anda?

Semuanya menyebabkan Anda sekarang merasa malu, karena kesudahannya adalah kematian.

Tetapi, sekarang Anda telah dimerdekakan dari dosa, dan jadilah hamba Allah.

Maka kalian memperoleh buah yang membawakan kalian kepada pengudusan, dan akhirnya hidup yang kekal.

Sebab upah dosa adalah maut; tetapi karunia Allah ada hidup kekal dalam Kristus Yesus, Tuhan kita.

Demikian Sabda Tuhan.

Mazmur: 1:1-4.6

Ref. Bahagia kuterikat pada Yahwe. Harapanku pada Allah Tuhanku.

1. Berbahagialah orang yang tidak berjalan menurut nasihat orang fasik, yang tidak berdiri di jalan orang berdosa, dan yang tidak duduk dalam kumpulan kaum pencemooh; tetapi yang kesukaannya adalah mencari hukum Tuhan, dan siang malam bingungnya.

2. Ia seperti pohon yang ditanam di tepi aliran air, yang menghasilkan buah pada musimnya, dan daunnya tak pernah layu; apa saja yang diperbuatnya berhasil.

3. Bukan demikianlah orang-orang fasik: mereka seperti sekam yang ditiup angin. Sebab Tuhan mengenal jalan orang benar, tetapi jalan orang fasik menuju kebinasaan.

Bacaan Injil: Lukas 12:49-53

Aku datang membawa damai.

Pada suatu ketika Yesus mengatakan kepada murid-murid-Nya, “Aku datang melemparkan api ke bumi, dan meremehkan Kudambakan agar api itu selalu menyala!

Aku harus menerima baptisan dan susah hati-Ku sebelum hal itu berlangsung!

Kalian sangka Aku datang membawa damai ke bumi?

Bukan! Bukan damai, melainkan! Karena mulai sekarang akan ada antara lima orang dalam satu rumah.

Tiga melawan dua dan dua melawan tiga.

Mereka akan saling bertentangan, bapa melawan mereka, dan putra melawan bapanya, ibu melawan anaknya, dan putri melawan ibunya, ibu mertua melawan menantu, dan menantu melawan ibu mertuanya.

Demikian Sabda Tuhan.

Renungan Katolik

Tuhan membawa pemisahan? Injil pada hari ini sangat kolaboratif.

“Kamu sangka, Aku datang untuk membawa damai di atas muka bumi?

Bukan damai melainkan! Kalau dalam keluarga ada lima orang, maka tiga melawan dua dan dua melawan tiga.

Anak laki-laki dan ayahnya akan saling bertentangan, ibu melawan anaknya perempuan, dan seterusnya. Termasuk mertua melawan menantu.”

Apakah benar yang dimaksud oleh Tuhan Yesus seharfiah itu?

Lebih mencengangkan lagi, Yesus berkata: Aku datang ke dunia ini bukan untuk membawa damai.

Pasti ini bertentangan dengan berbagai kalimat yang Yesus katakan sendiri.

Yesus mengajarkan: “Damai sertamu, kasihilah sesamamu seperti dirimu sendiri.”

Kita harus meneliti ayat ini secara saksama agar kita tidak jatuh pada pemahaman makna yang sempit.

Yesus ingin mengajak kita melihat bahwa segala-ikatan di dunia ini akhirnya harus kita lihat.

Secinta-cintanya kita dengan anggota keluarga, sedekat-dekatnya kita dengan sahabat, suatu hari harus terjadi perpisahan di dunia ini dan memang berat yang namanya perpisahan itu, selalu sedih dan kadang-kadang.

Tetapi itu harus kita jalani karena di surga nanti pun menurut Yesus tidak ada yang kawin dan tidak ada yang dikawinkan sehingga di surga nanti kita belum tentu akan bertemu dengan orang-orang yang kita sayangi.

Kita akan bertemu wajah dengan wajah dengan Tuhan, maka di situlah kita hidup lepas dan segala sesuatu manusia.

Kita tidak butuh pasangan, kita tidak butuh istri, kita tidak butuh suami, kita tidak butuh orangtua, dan seterusnya.

Mengapa? Karena kita sudah bertemu dengan Tuhan dan puncak kebahagiaan dan segala-galanya buat kita.

Tuhan, tuntunlah kami pada hidup kekudusan sehingga kelak kami sungguh-sungguh bertemu Yesus dengan Engkau di Kerajaan Surga. Amin.

Sumber: adiutami.com

(Update informasi seputar katolik klik di sini)

(*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved