Siapakah Orang yang Pertama Kali Memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW?
Abu Sa`id Kukburi - kelahiran 549 Hijriyah dan wafat pada 630 Hijriyah - adalah raja Irbil yang saat ini masuk dalam wilayah Irak.
Ribuan kambing dan unta disembelih untuk hidangan para hadirin yang akan hadir dalam perayaan Maulid Nabi tersebut.
Segenap para ulama saat itu membenarkan dan menyetujui apa yang dilakukan oleh Sultan Al-Muzhaffar tersebut.
Mereka semua berpandangan dan menganggap baik perayaan Maulid Nabi yang digelar untuk pertama kalinya itu.
Dikutip dari laman MUI, sejak itu ada tradisi memperingati hari kelahiran Nabi SAW di banyak negeri Islam.
Inti acaranya sebenarnya lebih kepada pembacaan sajak dan syi`ir peristiwa kelahiran Rasulullah SAW untuk menghidupkan semangat juang dan persatuan umat Islam dalam menghadapi gempuran musuh.
Lalu bentuk acaranya semakin berkembang dan bervariasi.
Di Indonesia, terutama di pesantren, para kyai dulunya hanya membacakan syi’ir dan sajak-sajak itu, tanpa diisi dengan ceramah.
Namun kemudian ada muncul ide untuk memanfaatkan momentum tradisi maulid Nabi SAW yang sudah melekat di masyarakat ini sebagai media dakwah dan pengajaran Islam.
Akhirnya ceramah maulid menjadi salah satu inti acara yang harus ada, demikian juga atraksi murid pesantren.
Menurut Nur Azizah dalam Pro Kontra Maulid Nabi: Mencari Titik Kesepahaman, mengungkapkan, teori lain menyatakan bahwa perayaan Maulid Nabi SAW sudah dilaksanakan pada tahun 579.
Teori ini berdasarkan pendapat Ibnu Jubair yang mengaku mendapati pendudukan Mekah merayakan Maulid kala itu.
Ibnu Jubair sendiri adalah ulama asal Andalusia yang hidup dalam rentang waktu 539 hingga 614 hijriyah.
Dosen Tafsir Fakultas Syariah UIN Raden Mas Said Surakarta, Ahmadi Fathurrohman Dardiri SThI MHum menjelaskan lebih lanjut terkait peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW.
"Maulid artinya kelahiran, sementara Maulud itu artinya orang yang dilahirkan," ujarnya, seperti dilansir Tribun Solo.
Hukum memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW pada dasarnya mubah.