Polemik Baru Partai Demokrat, Pengamat Ikut Komentari Langkah Yusril Ihza Mahendra Gugat AD/ART

YIM, begitu ia dikenal pernah bekerja di Sekretariat Negara sebagai penulis pidato Presiden Soeharto dan B.J. Habibie.

TRIBUNPONTIANAK/IMAM MAKSUM
Ketua Umum Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono usai meresmikan kemudian meninjau Kantor DPD Demokrat Kalbar, Kamis 23 September 2021. 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID - Sosok Prof. Dr. Yusril Ihza Mahendra kini terus menjadi perbincangan.

Diketahui, pria kelahiran 5 Februari 1956 ini merupakan seorang advokat, akademisi di bidang hukum tata negara, politikus, dan salah seorang tokoh pemikir dan intelektual Indonesia.

YIM, begitu ia dikenal pernah bekerja di Sekretariat Negara sebagai penulis pidato Presiden Soeharto dan B.J. Habibie.

Yusril juga pernah menjadi anggota DPR/MPR RI, dan selanjutnya menjabat sebagai Menteri Hukum dan Perundang-Undangan, Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia dan Menteri Sekretaris Negara Republik Indonesia.

Kini Yusril Ihza Mahendra ikut serta dalam polemik Partai Demokrat.

Yusril diketahui menjadi kuasa hukum kubu Moeldoko untuk menggugat AD/ART Partai Demokrat ke Mahkamah Agung.

Sontak, keputusan Yusril membantu kubu Moeldoko untuk melawan kubu Ketua Umum Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menjadi sorotan publik.

Hal ini pun mendapat respon dari pengamat politik UIN Syarief Hidayatullah, Adi Prayitno.

Perseteruan Makin Panas, Kubu Moeldoko Gandeng Yusril Ihza Mahendra Gugat AD/ART Partai Demokrat

Adi merasa heran dan menilai keputusan Yusril bisa memunculkan conflict of interest.

"Poin saya pada sosok Yusril-nya, apapun judulnya dia advokat atau lawyer, posisinya di Partai Bulan Bintang (PBB) tentu akan memunculkan conflict of interest," kata Adi, dikutip dari tayangan Youtube Kompas TV, Senin 27 September 2021.

"Ada apa begitu Yusril sebagai pengacara yang cukup terkenal ikut campur dalam persoalan dualisme partai," tambah Adi.

Di sisi lain, Adi juga menyoroti soal bahayanya menggugat AD/ART partai.

Sebab, menurutnya persoalan AD/ART merupakan persoalan internal partai.

"Tentu jadi berbahaya karena persoalan AD/ART itu persoalan dapur partai orang."

"Bisa mancing banyak orang nanti menggugat AD/ART partai-partai lainnya, ini yang bahaya," ungkap Adi.

Halaman
123
Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved