Perbedaan Zat Aditif dan Zat Adiktif serta Contohnya
Selain itu, penambahan zat aditif juga dapat meningkatkan nilai gizi makanan dan minuman seperti penambahan protein, mineral, dan vitamin.
Penulis: Nasaruddin | Editor: Nasaruddin
- Halusinogen, merupakan zat adiktif yang memberikan efek halusinasi atau khayal.
Pengguna zat ini akan mendengar atau melihat sesuatu yang sebenarnya tidak nyata.
Contoh halusinogen misalnya, LSA (Lysergic acid amide) dan LSD (Lysergic acid diethylamide).
Penggunaan LSA dan LSD juga dilarang oleh hukum, oleh karena itu hindarilah zat-zat ini.
Berdasarkan uraian di atas dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Zat aditif adalah zat yang ditambahkan pada makanan dan minuman untuk meningkatkan kualitas, keawetan, kelezatan, dan kemenarikan makanan dan minuman.
2. Zat aditif ada yang bersifat alami dan buatan. Zat aditif dapat berupa bahan pewarna, pemanis, pengawet, penyedap, pemberi aroma, pengental, dan pengemulsi.
3. Contoh pewarna alami misalnya pewarna dari daun suji dan pandan, sedangkan pewarna buatan misalnya tartrazine.
4. Pengawetan dapat dilakukan secara fisik.
Misalnya melalui pemanasan atau penyinaran, dan secara kimia misalnya dengan pemberian natrium benzoat maupun garam.
5. Contoh bahan pemanis alami misalnya gula, sedangkan pemanis buatan misalnya aspartam, siklamat, dan sakarin.
6. Contoh penyedap alami misalnya bunga cengkeh, serai, kayu manis, garam, bawang putih, sedangkan penyedap buatan misalnya vetsin.
7. Penggunaan bahan aditif buatan harus menggunakan bahan yang diizinkan oleh pemerintah dan tidak melebihi jumlah maksimal yang diizinkan.
8. Zat adiktif merupakan bahan makanan atau minuman yang dapat
menimbulkan kecanduan pada penggunanya.
9. Zat adiktif dibedakan menjadi narkotika, psikotropika, zat psiko-aktif lainnya.