PRANCIS Vs Australia Memanas, Pecah Kongsi Kapal Selam Bikin Amerika Serikat & Uni Eropa Ikut Ribut!
Uni Eropa secara gamblang menunjukkan dukungan terhadap Prancis terkait keputusan Australia membatalkan kerjasama pembangunan kapal selam nuklir
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID - Prancis dan Australia adalah dua negara yang kerap terlibat dalam banyak kerjasama bilateral.
Namun, hubungan dua negara besar ini kini renggang !
‘Pecah kongsi’ dari rencana pembelian kapal selam oleh Australia kepada Prancis menjadi penyulur bara api pertikaian itu
Sampai-sampai, aksi sepihak Australia yang secara tiba-tiba membatalkan pesanan kapal selam canggih bertenaga nuklir dari Prancis tersebut membuat banyak pihak lain ikutan ribut
• Harga Kapal Selam Mulai dari Tipe KRI Nanggala, Buatan Dalam Negeri hingga yang Paling Canggih
Terbaru, ada Amerika Serikat atau USA yang kini turut bersitegang dengan Uni Eropa imbas dari konflik Prancis Vs Australia terkait pembatalan pemesanan kapal selam canggih dari negaranya Napoleon Bonaparte tersebut.
Alhasil, perpecahan antara Amerika Serikat (AS) dengan Uni Eropa (UE) kian meruncing.
Uni Eropa secara gamblang menunjukkan dukungan terhadap Prancis terkait keputusan Australia membatalkan kerjasama pembangunan kapal selam nuklir dengan Prancis dan memilih AS dan Inggris.
• Video Gumpalan Mirip Kapal Selam KRI Nanggala 402 di Langit Bali Viral di Media Sosial
Melansir dari laman Kontan.co.id yang merangkum dari laman Reuters, Selasa 21 September 2021 lalu, para menteri luar negeri Uni Eropa menyatakan dukungan dan solidaritas dengan Prancis.
Di mana dukungan itu diumumkan pada hari Senin 20 September 2021 lalu.
Tepatnya yakni selama pertemuan di New York untuk membahas pembatalan pesanan kapal selam senilai 40 miliar dolar oleh Australia dengan Paris, demi kesepakatan AS dan Inggris.
Berbicara setelah pertemuan tertutup di sela-sela pertemuan tahunan para pemimpin dunia di Markas PBB, kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa Josep Borrell mengatakan:
“Lebih banyak kerja sama, lebih banyak koordinasi, lebih sedikit fragmentasi" diperlukan untuk mencapai kawasan Indo-Pasifik yang stabil dan damai di mana China merupakan tujuan utama dan kekuatan utama yang meningkat.
Sementara itu, Australia mengatakan pekan lalu akan membatalkan pesanan kapal selam konvensional dari Prancis.
• Ustaz Abdul Somad Galang Dana Beli Kapal Selam, Berapa Sesungguhnya Harga Kapal Selam per Unit?
Dan sebaliknya Australia malah akan membangun setidaknya delapan kapal selam bertenaga nuklir dengan teknologi AS dan Inggris.
Hal itu setelah Australia memastikan telah menjalin kemitraan keamanan dengan negara-negara tersebut dengan nama AUKUS.
"Tentu saja, kami terkejut dengan pengumuman ini," kata Josep Borrell.
Keputusan itu membuat Prancis marah.
Dan sebelumnya pada hari Senin di New York, Menteri Luar Negeri Prancis Jean-Yves Le Drian menuduh pemerintahan Presiden AS Joe Biden melanjutkan tren pendahulunya Donald Trump.
Terutama tentang "unilateralisme, ketidakpastian, kebrutalan, dan tidak menghormati sejawat Anda," ucapnya.
Amerika Serikat telah berusaha meredakan kemarahan di Prancis, sekutu NATO. Presiden Prancis Emmanuel Macron dan Presiden AS Joe Biden akan berbicara di telepon dalam beberapa hari ke depan.
• CHINA Tugaskan Kapal Selam Nuklir Dekat Laut China Selatan, Juga Kapal Perang Berpeluru Kendali
"Kami adalah sekutu, kami berbicara dan tidak menyembunyikan strategi yang berbeda. Itu sebabnya ada krisis kepercayaan," kata Le Drian.
"Jadi semua itu perlu klarifikasi dan penjelasan. Mungkin butuh waktu," tuturnya.
Respon Amerika Serikat
Sementara itu, Juru bicara Gedung Putih Jen Psaki mengatakan pada hari Senin bahwa dia mengharapkan Joe Biden menegaskan kembali komitmen AS untuk bekerja dengan satu di antara mitra tertua dan terdekat AS dalam berbagai tantangan yang dihadapi komunitas global.
Hal itu ia katakan ketika berbicara dengan Presiden Prancis, Emanuel Macron.
Tidak jelas apakah perselisihan itu akan berimplikasi pada putaran pembicaraan perdagangan UE-Australia berikutnya.
Di mana agenda tersebut dijadwalkan akan digelar pada 12 Oktober 2021 nanti.
Josep Borrell bertemu dengan Menteri Luar Negeri Australia Marise Payne di New York pada hari Senin.
• Kisah Nyata Tenggelamnya Kapal Selam Kursk Milik Rusia yang Dijadikan Film The Command
Presiden Dewan Eropa Charles Michel mengatakan bahwa dia merasa sulit untuk memahami langkah Australia, Inggris, dan Amerika Serikat.
"Mengapa? Karena dengan pemerintahan Joe Biden yang baru, Amerika kembali,”
“Ini adalah pesan bersejarah yang dikirim oleh pemerintahan baru ini dan sekarang kami memiliki pertanyaan,’
“Apa artinya, Amerika kembali?,”
“Apakah Amerika kembali ke Amerika atau di tempat lain? Kami tidak tahu," katanya kepada wartawan di New York.
Jika China adalah fokus utama bagi Washington maka sangat aneh bagi Amerika Serikat untuk bekerja sama dengan Australia dan Inggris, katanya, menyebutnya sebagai keputusan yang melemahkan aliansi transatlantik.
Pejabat tinggi dari Amerika Serikat dan Uni Eropa akan bertemu di Pittsburgh, Pennsylvania, akhir bulan ini untuk pertemuan perdana Dewan Perdagangan dan Teknologi AS-UE yang baru dibentuk.
Tetapi Michel mengatakan beberapa anggota UE mendorong agar ini ditunda.
Materi di artikel ini juga telah tayang di Kontan.co.id dengan judul Uni Eropa dukung Prancis, perpecahan dengan AS kian meruncing. (*)