Kerajaan Apa Saja yang Ada di Indonesia pada Masa Hindu Budha?

Daerah di sekitar tempat pertemuan antara Sungai Mahakam dengan anak sungainya diperkirakan merupakan letak Muarakaman dahulu.

Penulis: Nasaruddin | Editor: Nasaruddin
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID
Kerajaan yang ada di Indonesia pada Masa Hindu Budha. 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID - Setidaknya ada sembilan kerajaan yang ada di Indonesia, khususnya pada masa Hindu Budha.

Kerajaan-kerajaan itu, berkuasa dalam rentang waktu tertentu dengan daerah kekuasaan yang berbeda.

Apa saja kerajaan yang ada di Indonesia pada masa Hindu Budha? 

Berikut ini adalah uraian untuk lima kerajaan yang pernah ada di wilayah Indonesia pada masa Hindu Budha:

Biografi Sunan Kudus, Wali Songo Penyebar Agama Islam dan Panglima Kerajaan Demak

1. Kerajaan Kutai

Kerajaan Kutai ini dipandang sebagai kerajaan Hindu-Buddha yang pertama di Indonesia.

Kerajaan Kutai diperkirakan terletak di daerah Muarakaman di tepi Sungai Mahakam, Kalimantan Timur.

Sungai Mahakam merupakan sungai yang cukup besar dan memiliki beberapa anak sungai.

Daerah di sekitar tempat pertemuan antara Sungai Mahakam dengan anak sungainya diperkirakan merupakan letak Muarakaman dahulu.

Sungai Mahakam dapat dilayari dari pantai sampai masuk ke Muarakaman, sehingga baik untuk perdagangan.

Inilah posisi yang sangat menguntungkan untuk meningkatkan perekonomian masyarakat.

Sumber sejarah Kutai yang utama adalah prasasti yang disebut yupa, yaitu berupa batu bertulis.

Sunan Bonang dan Peran Pentingnya dalam Mengembangkan Islam di Indonesia

Yupa juga sebagai tugu peringatan dari upacara kurban.

Yupa ini dikeluarkan pada masa pemerintahan raja Mulawarman.

Prasasti yupa ditulis dengan huruf pallawa dan bahasa sanskerta.

Dengan melihat bentuk hurufnya, para ahli berpendapat bahwa yupa dibuat sekitar abad ke-5 M.

Satu di antara yupa itu memberi informasi penting tentang silsilah Raja Mulawarman.

Diterangkan bahwa Kudungga mempunyai putra bernama Aswawarman.

Aswawarman mempunyai tiga anak, tetapi yang terkenal adalah Mulawarman.

Raja Mulawarman dikatakan sebagai raja yang terbesar di Kutai. Ia pemeluk agama Hindu-Siwa yang setia.

Tempat sucinya dinamakan Waprakeswara. Ia juga dikenal sebagai raja yang sangat dekat dengan kaum brahmana dan rakyat.

2. Kerajaan Tarumanegara

Sejarah tertua yang berkaitan dengan pengendalian banjir dan sistem pengairan adalah pada masa Kerajaan Tarumanegara.

Untuk mengendalikan banjir dan pertanian yang diduga di wilayah Jakarta saat ini, maka Raja Purnawarman menggali sungai Candrabaga.

Setelah selesai melakukan penggalian sungai maka raja mempersembahkan 1.000 ekor lembu pada brahmana.

Berkat sungai itulah penduduk Tarumanegara menjadi makmur.

Purnawarman adalah raja terkenal dari Tarumanegara.

Sumber sejarah Tarumanegara yang utama adalah beberapa prasasti yang telah ditemukan.

Prasasti-prasasti itu berhuruf pallawa dan berbahasa sansekerta.

Ketujuh prasasti itu adalah:

1. Prasasti Ciareteun

2. Prasati Kebon Kopi

3. Prasasti Jambu

4. Prasasti Tugu

5. Prasasti Pasir Awi

6. Prasasti Muara Cianten

7. Prasasti Lebak

3. Kerajaan Kalingga

Kerajaan Kalingga atau Holing, diperkirakan terletak di Jawa bagian tengah.

Nama Kalingga berasal dari Kalinga, nama sebuah kerajaan di India Selatan.

Menurut berita Cina, di sebelah timur Kalingga ada Po-li (Bali sekarang), di sebelah barat Kalingga terdapat To-po-Teng (Sumatra).

Sementara di sebelah utara Kalingga terdapat Chen-la (Kamboja) dan sebelah selatan berbatasan dengan samudra.

Oleh karena itu, Kalingga diperkirakan terletak di Jawa Tengah, di Kecamatan Keling, sebelah utara Gunung Muria.

Sumber utama mengenai Kerajaan Kalingga adalah berita Cina, misalnya berita dari Dinasti T’ang.

Sumber lain adalah Prasasti Tuk Mas di lereng Gunung Merbabu.

Melalui berita Cina, banyak hal yang kita ketahui tentang perkembangan Kerajaan Kalingga dan kehidupan masyarakatnya.

Kerajaan Kalingga berkembang kira-kira abad ke-7 - ke-9 M.

Ratu Sima adalah penguasa di Kerajaan Kalingga.

Ia digambarkan sebagai seorang pemimpin wanita yang tegas dan taat terhadap peraturan yang berlaku dalam kerajaan itu.

4. Kerajaan Sriwijaya

Sejak permulaan tarikh Masehi, hubungan dagang antara, India dengan Kepulauan Indonesia sudah ramai.

Daerah pantai timur Sumatra menjadi jalur perdagangan yang ramai dikunjungi para pedagang.

Kemudian, muncul pusat-pusat perdagangan yang berkembang menjadi pusat kerajaan.

Kerajaan-kerajaan kecil di pantai Sumatra bagian timur sekitar abad ke-7, antara lain Tulangbawang, Melayu, dan Sriwijaya.

Dari ketiga kerajaan itu, yang kemudian berhasil berkembang dan mencapai kejayaannya adalah Sriwijaya.

Kerajaan Melayu juga sempat berkembang, dengan pusatnya di Jambi.

Pada tahun 692 M, Sriwijaya mengadakan ekspansi ke daerah sekitar Melayu.

Melayu dapat ditaklukkan dan berada di bawah kekuasaan Sriwijaya.

Letak pusat Kerajaan Sriwijaya ada berbagai pendapat.

Ada yang berpendapat bahwa pusat Kerajaan Sriwijaya ada di Palembang, ada yang berpendapat di Jambi, bahkan ada yang berpendapat di luar Indonesia.

Akan tetapi, pendapat yang banyak didukung oleh para ahli, pusat Kerajaan Sriwijaya adalah di Palembang, di dekat pantai dan di tepi Sungai Musi.

Ketika pusat Kerajaan Sriwijaya di Palembang mulai menunjukkan kemunduran, Sriwijaya berpindah ke Jambi

Sumber sejarah Kerajaan Sriwijaya yang penting adalah prasasti.

Prasasti-prasasti itu ditulis dengan huruf Pallawa.

Bahasa yang dipakai Melayu Kuno.

Beberapa prasasti itu antara lain sebagai berikut.

1. Prasasti Kedukan Bukit

2. Prasasti Talang Tuo

3. Prasasti Telaga Batu

4. Prasasti Kota Kapur

5. Prasasti Karang Berahi

5. Kerajaan Mataram Kuno

Pada pertengahan abad ke-8 di Jawa bagian tengah berdiri sebuah kerajaan baru.

Kerajaan itu kita kenal dengan nama Kerajaan Mataram Kuno.

Mengenai letak dan pusat Kerajaan Mataram Kuno tepatnya belum dapat dipastikan.

Ada yang menyebutkan pusat kerajaan di Medang dan terletak di Poh Pitu.

Sementara itu letak Poh Pitu sampai sekarang belum jelas.

Keberadaan lokasi kerajaan itu dapat diterangkan berada di sekeliling pegunungan, dan sungai-sungai.

Untuk mengetahui perkembangan Kerajaan Mataram Kuno dapat digunakan sumber yang berupa prasasti.

Ada beberapa prasasti yang berkaitan dengan Kerajaan Mataram Kuno di antaranya Prasasti Canggal, Prasasti Kalasan, Prasasti Klura, Prasasti Kedu atau Prasasti Balitung.

Di samping beberapa prasasti tersebut, sumber sejarah untuk Kerajaan Mataram Kuno juga berasal dari berita Cina.

6. Kerajaan Kediri

7. Kerajaan Singhasari

8. Kerajaan Majapahit

9. Kerajaan Buleleng dan Kerajaan Dinasti Warmadewa di Bali

Sumber: Buku Sejarah Kelas X Semester 1

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved