SERAT yang Berbentuk Jaringan Disebut ? Ini Buah yang Dimanfaatkan Sebagai Bahan Serat
Serat alam bersifat alami dan tidak mengandung bahan kimia. Bahan serat alam sudah dikenal sejak ribuan tahun lalu sebelum masehi.
Penulis: Mirna Tribun | Editor: Mirna Tribun
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID - Serat alam berasal dari bahan alam yang bisa dimanfaatkan dan diolah.
Serat alam bersifat alami dan tidak mengandung bahan kimia.
Bahan serat alam sudah dikenal sejak ribuan tahun lalu sebelum masehi.
Beberapa bukti sejarah mencatat bahwa bahan serat alam sudah digunakan sejak tahun 2.640 SM.
Negara yang pertama kali mengolah bahan serat alam adalah China.
Sejak dahulu China sudah menghasilkan serat sutera.
• KENALI Gejala Hipertensi, Untuk Mengatasi Hipertensi Dapat Mengkonsumsi Buah - Buahan Ini
Umumnya serat alam bisa diolah dan dimanfaatkan untuk membuat kerajinan.
Dalam pengambilan dan pemanfaatan serat alam tidak menggunakan bahan kimia.
Sehingga keasliannya tetap terjaga dengan baik.
Mengutip dari situs Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, serat alam dapat dibuat dari bahan tanaman atau hewan yang berupa bahan organik atau mudah terurai di tanah dan berasal dari alam.
Serat alam merupakan jenis bahan baku untuk pembuatan benang atau kain yang berasal dari tumbuhan, hewan, atau melalui proses geologis.
Serat alam juga disebut sebagai serat tekstil.
Terbentuk dari tumbuhan, hewan, atau proses geologis yang mengurai, serat alam pun lebih mudah lapuk.
Namun hal tersebut justru membuat serat alam lebih ramah lingkungan dibandingkan dengan serat buatan atau sintetis.
• BUAH Kesemek Terbukti Mengurangi Risiko Diabetes dan Kanker, Ini Manfaat Luar Biasa Buah Kesemek
Berikut ini contoh kerajinan tekstil dari bahan serat alam.
- Tas Cantik dari Eceng Gondok.
- Tempat Pensil dari Pelepah Pisang.
- Kerajinan dari Daun Pandan.
- Vas Bunga dari Serabut Kelapa.
- Boneka dari Serabut Kelapa.
- Tas dari Anyaman Daun Pisang Kering.
- Bantal dari Bahan Kapuk.
Berdasarkan asal bahan penyusunnya, serat dikelompokkan menjadi serat alami (polimer alami) dan serat sintetis (polimer sintetis).
Serat alami adalah serat yang langsung diperoleh dari alam.
Berdasarkan asal usulnya, serat alam dapat diklasifikasikan menjadi beberapa kelompok,yaitu serat yang berasal dari tumbuhan , hewan , dan bahan tambang.
Serat yang berasal dari tumbuhan mengandung unsur utama berupa selulosa.
Dilansir dari sumber.belajar.kemdikbud.go.id, bagian tumbuhan yang dapat dijadikan serat antara lain biji, daun, dan batang.
Serat yang berasal dari biji misalnya kapas dan kapuk.
Serat yang diambil dari batang misalnya serat jute dan rami.
Serat yang diambil dari daun misalnya abaca, sisal, dan daun nanas.
Salah satu serat alami yang paling mahal adalah linen.
• INI FUNGSI Bunga Batang Daun Akar dan Buah Tumbuhan
Linen dibuat dari tanaman lenan.
Produksi linen membutuhkan banyak tenaga kerja (padat karya), sehingga diproduksi dalam jumlah kecil.
Namun kain linen menjadi bernilai karena sangat sejuk dan segar digunakan dalam cuaca panas.
Serat yang berasal dari hewan merupakan serat protein.
Serat protein ada yang berbentuk stapel misalnya serat wol dan ada yang berbentuk filamen misalnya serat sutera.
Serat wol dihasilkan dari rambut domba, sedangkan serat sutera dihasilkan oleh larva ulat sutera waktu membentuk kepompong.
Selain domba dan ulat sutra, laba-laba juga dapat mengahasilkan serat. Serat tersebut dihasilkan dari benang jala-jala yang dibentuk oleh laba-laba.
Serat mineral, merupakan serat yang berasal dari bahan tambang.
Salah satu bahan tambang yang berbentuk serat adalah asbes.
Bahan galiannya berupa mineral jenis aktinolit dan krisatil yang berserabut.
Pada umumnya kain dari serat alam mempunyai sifat yang hampir sama yaitu kuat, padat, mudah kusut, dan tahan penyetrikaan di samping ciri khusus yang dimilikinya.
Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk menentukan ciri dari bahan serat adalah dengan cara membakarnya.
Kemudian hasil pembakarannya dianalisis.
• INI CONTOH Buah Klimaterik, Contoh Buah Sepanjang Tahun & Buah Musiman
Pada pembakaran serat wol akan tercium bau seperti rambut terbakar dan menghasilkan bekas pembakaran berbentuk gumpalan hitam.
Serat sutera sukar dibakar tetapi setelah terbakar cepat padam, berbau rambut terbakar, dan bekas pembakaran berbentuk abu hitam, bulat dan mudah dihancurkan.
Sedangkan serat kapas mudah terbakar dan bila terbakar nyalanya berjalan terus , berbau seperti kertas, serta meninggalkan abu berwarna kelabu.
Ciri seperti kapas dimiliki juga oleh linen.
Jenis Serat Alam dan Pengolahannya
Serat alam berasal dari bahan alam yang bisa dimanfaatkan dan diolah.
Serat alam bersifat alami dan tidak mengandung bahan kimia.
Umumnya serat alam bisa diolah dan dimanfaatkan untuk membuat kerajinan.
Dalam pengambilan dan pemanfaatan serat alam tidak menggunakan bahan kimia.
Sehingga keasliannya tetap terjaga dengan baik.
Mengutip dari situs Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, serat alam dapat dibuat dari bahan tanaman atau hewan yang berupa bahan organik atau mudah terurai di tanah dan berasal dari alam.
Agar serat alam bisa awet atau tahan lama, dibutuhkan zat pengawet.
Biasanya zat yang digunakan untuk mengawetkan serat alam adalah natrium benzoat (biasanya dimanfaatkan untuk mengawetkan makanan atau minuman).
1. Serat dari Tumbuhan
Serat yang berasal dari tumbuhan dapat dilihat berdasarkan bagian-bagian tumbuhan.
Tidak semua tumbuhan memiliki kandungan yang dapat diolah menjadi serat alam.
Adapun serat yang berasal dari tumbuhan dapat diklasifikasi menjadi empat sebagai berikut :
a. Serat dari Biji
Beberapa biji telah memenuhi persyaratan untuk diolah sebagai bahan serat.
Contohnya biji dari pohon kapas dan kapuk.
Kapas lebih banyak dipergunakan orang sebagai bahan kosmetik dibanding untuk produk tekstil ataupun kerajinan lainnya.
Kapas merupakan serat alam yang halus yang berasal dari serat tumbuhan kapas yang termasuk tanaman dalam jenis Gossypium.
Bahan utama yang digunakan untuk membuat kapas adalah buah dari tanaman yang bernama kapas itu sendiri.
Perlu dilakukan beberapa proses hingga menjadi kapas yang siap pakai.
Proses tersebut merupakan pengolahan kapan menjadi benang yang disebut dengan proses spinning atau pemintalan.
b. Serat dari Batang
Setiap tumbuhan memiliki batang.
Struktur batang yang dihasilkan tumbuhan tentunya tidak sama satu dengan lainnya.
Jenis batang yang menghasilkan serat alam dapat berupa jenis batang yang berkambium ataupun tidak berkambium.
Contohnya batang pohon anggrek, melinjo/ganemon, mahkota dewa, beringin, yonkori, flax, jute, rosella, henep, rami, urena, kenaf, dan sunn.
c. Serat dari Daun
Tumbuhan yang dapat diolah sebagai bahan serat dari daunnya tidaklah banyak.
Namun, banyak orang memanfaatkan serat dari daun sebagai bahan baku produk tekstil.
Contohnya serat daun mendong (purun tikus), daun nanas, daun pandan berduri, daun eceng gondok, daun abaka, daun sisal, dan daun henequen.
d. Serat Berasal dari Buah
Tumbuhan yang memiliki buah sangat banyak dan beragam.
Namun yang menghasilkan buah yang dapat diolah menjadi bahan serat alam tidaklah banyak.
Buah yang sudah dimanfaatkan sebagai bahan serat adalah kelapa.
Buah kelapa memiliki sabut yang melapisi buah.
Sabut tersebut telah banyak digunakan sebagai bahan serat.
2. Serat dari Hewan
Bagian hewan yang dimanfaatkan seratnya adalah bulu.
Bulu hewan yang paling banyak diolah sebagai bahan baku serat produk tekstil di antaranya stapel dan Älamen.
a. Serat dari Stapel
Stapel merupakan serat yang berbentuk rambut hewan yang disebut dengan wol.
Contohnya domba, alpaca, unta, cashmer, mohair, kelinci, dan vicuna. Rambut hewan yang paling banyak digunakan adalah wol dari bulu domba.
b. Serat dari Filamen
Filamen merupakan serat yang berbentuk jaringan.
Contohnya adalah serat yang berasal dari larva ulat sutera yang digunakan untuk membentuk kepompong.
Kepompong inilah yang merupakan serat lalu dipintal menjadi benang.
Karakteristik bahan serat alam yang menjadi perhatian adalah pada permukaan seratnya, seperti kehalusan, kekuatan, daya serap, dan kemuluran atau elastisitas.
Bahan tekstil dari selulosa (kapas) memiliki beberapa karakteristik seperti, bahan terasa dingin dan sedikit kaku, mudah kusut, mudah menyerap keringat, rentan terhadap jamur, dan mudah terbakar.
Sementara serat sutra mempunyai ciri-ciri berkilau, sangat bagus dan lembut, tidak mudah kusut, sangat halus, kekuatannya tinggi, tahan terhadap sinar matahari, daya serap cukup tinggi, tidak mudah berjamur, mudah terbakar, berbau seperti rambut terbakar, bekas pembakaran berbentuk abu hitam, bulat, serta mudah dihancurkan.
Serat wol mempunyai ciri-ciri agak kuat, tidak berkilau, keriting, kekenyalan tinggi, elastisitas tinggi, dan merupakan penahan panas yang baik, tahan terhadap jamur dan bakteri.
Berdasarkan karakteristik tersebut, kita dapat melakukan perawatan pada bahan serat alam lebih maksimal. Hal ini dilakukan agar kualitas bahan serat tetap terjaga dan tahan lama.
Serat Buatan
Serat buatan merupakan serat yang molekulnya disusun secara sengaja oleh manusia.
Sifat-sifat umum dari serat buatan adalah kuat dan tahan gesekan.
Serat buatan dapat diproduksi secara murah dalam jumlah yang besar.
Contoh serat buatan antara lain rayon, polyester, dakron, dan nilon.
Rayon merupakan serat buatan yang pertama dibuat.
Serat rayon berhasil dijual di pasaran karena harganya murah dan dapat digunakan untuk membuat kain yang bagus dengan warna menyerupai wol, sutera, ataupun linen.
Serat rayon pertama kali dibuat untuk membuat pakaian jenis krep atau menyerupai linen.
Seperti halnya serat alami, ciri serat buatan juga dapat kita ketahui melalui analisis pembakaran.
Serat nilon mudah terbakar, meleleh jika dibakar, berbau khas, serta meninggalkan bentuk pinggiran keras yang berwarna coklat.
Serat polyester mudah terbakar tetapi apinya cepat padam, meninggalkan tepi yang keras dan berwarna cokelat muda.
Seperti halnya serat alami, ciri serat buatan juga dapat kita ketahui melalui analisis pembakaran.
Serat nilon mudah terbakar, meleleh jika dibakar, berbau khas, serta meninggalkan bentuk pinggiran keras yang berwarna coklat.
Serat polyester mudah terbakar tetapi apinya cepat padam, meninggalkan tepi yang keras dan berwarna cokelat muda. (*)