PPKM 4 Kabupaten Turun ke Level 2, Harisson Minta Tak Lengah dan Antisipasi Varian Baru Covid-19

Kita juga mengharapkan semua daerah di Kalbar berada pada zona hijau penyebaran Covid-19

Editor: Jamadin
TRIBUNPONTIANAK/Anggita Putri
Kadiskes Kalbar, Harisson saat diwawancarai awak media di Ibis Hotel Pontianak, Sabtu 14 Agustus 2021 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK -  Sebanyak 4 kabupaten di Kalimantan Barat (Kalbar) turun ke level 2 dalam Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).

Hal itu berdasarkan Instruksi Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Nomor 41 Tahun 2021. Awalnya, semua daerah di Kalbar menerapkan PPKM Level 3. Sedangkan, 10 kabupaten dan kota lainnya, di Kalbar masih bertahan menerapkan pada PPKM Level 3.

“Jadi daerah yang masuk PPKM Level 2 di Kalbar, yakni Kabupaten Kapuas Hulu, Ketapang, Sambas dan Sekadau,” ungkap Kepala Dinas Kesehatan Kalbar, Harisson kepada awak media saat ditemui meninjau proses vaksinasi Covid-19, di Masjid Mujahidin Pontianak, Selasa 7 September 2021.

Harisson menjelaskan, penerapan PPKM Level 2 sebenarnya tidak jauh berbeda dengan PPKM Level 3. Pelaksanaannya masih harus melihat zona resiko. Apabila daerah tersebut berada pada zona resiko merah penyebaran Covid-19, maka PPKM Level 2 akan balik lagi seperti PPKM Level 4.

“Jadi, PPKM 2 di kabupaten itu akan bergantung sesuai zona resiko di daerah mereka,” terang Harisson.

Daftar Daerah PPKM Level 2 Jawa Bali Mulai PPKM 7-13 September 2021

Harisson menargetkan, seluruh kabupaten/kota di Kalbar turun ke PPKM Level 2, bahkan Level 1. “Kita juga mengharapkan semua daerah di Kalbar berada pada zona hijau penyebaran Covid-19,” harapnya.

Akan tetapi, Harisson mengingatkan masyarakat tidak lengah meskipun empat daerah turun ke PPKM Level 2. Ia menegaskan, protokol kesehatan (prokes) ketat tetap harus dijaga dengan tetap memakai masker dua lapis, jaga jarak sampai dua meter, dan cuci tangan pakai sabun.

Harisson kembali menegaskan, prokes ketat tetap harus dan wajib diterapkan jangan sampai lengah. Sebab, ia melihat masyarakat sudah melaksanakan aktivitas seperti biasa dan masyarakat mulai lengah.

“Kita khawatir kalau terjadi peningkatan kasus dan penularan lagi, maka rumah sakit kembali penuh. Inilah yang tidak kita harapkan, yang bisa menyebabkan jumlah kematian meningkat,” terangnya.

Dikatakan, sudah cukup teman dan bahkan keluarga yang meninggal karena terpapar Covid-19. “Kita harapkan ke depan tidak ada lagi keluarga kita, dan masyarakat Kalbar meninggal karena Covid-19. Yang penting adalah kesehatannya yang harus tetap dijaga,” pesannya.

Varian Mu
Baru-baru ini ditemukan kembali varian virus corona varian "Mu" yang muncul atau juga dikenal sebagai B.1.621.

Walau belum ditemukan di Indonesia, Harisson mengatakan, Pemprov Kalbar harus tetap melakukan langkah antisipasi. Sebab belajar dari pengalaman sebelumnya dimana seperti varian virus Delta juga sudah terdeteksi di Kalbar, walau langkah antisipasi sudah dilakukan di setiap pintu masuk Kalbar.

“Jadi untuk mengantisipasi masuknya varian MU di Kalbar, kita terus menerus menjaga perbatasan maupun di pintu masuk lainnya. Kalau di Bandara sudah diberlakukan apilkasi e-Hac yang sudah terintegrasi dengan pemeriksaan swab PCR,” ujarnya.

Dikatakatannya, daerah perbatasan Kalbar dengan Serawak Malaysia menjadi titik rawan penyebaran virus varian baru. Apalagi, diungkapkan, kasus Covid-19 di Malaysia masih tinggi.

“Sementara kita sudah rendah. Jadi saya harap Satgas di kabupaten kota di daerah perbatasan harus benar-benar. Jangan sampai lengah,” tegasnya.

DAFTAR PPKM Level 4 hingga 20 September Luar Jawa - Bali

Ia meminta Satgas kabupaten yang berbatasan dengan negara Malaysia untuk terus disiplin. Ia meminta, agar setiap masyarakat yang datang harus dilakukan isolasi selama delapan hari. Lalu, ia meminta, masyarakat Kalbar yang pulang dari Serawak harus dilakukan pemeriksaan Swab PCR.

“Kalau untuk di jalur pelabuhan masuk Kalbar masih kita tutup untuk kapal penumpang,” katanya.

[Update Berita Seputar PPKM Mikro]

Tidak Euforia
Terpisah Wakil Wali Kota (Wawali) Pontianak, Bahasan mengatakan, Kota Pontianak masih menerapkan PPKM Level 3 dengan tidak terdapat kelonggaran aturan-aturan yang baru. Menurutnya, aturan-aturan yang berlaku dalam PPKM level 3 sudah sangat longgar. “Hanya saja kembali kepada masyarakat yang mau atau tidak mentaatinya,” ujarnya.

Bahasan mengimbau masyarakat mentaati aturan-aturan PPKM Level 3. Ia juga meminta masyarakat tidak euforia berlebihan karena kelonggaran-kelonggaran tersebut. “Jangan sampai membuat lengah sehingga kasus positif Covid-19 kembali naik,” katanya.

Bahasan mengatakan, Pemkot Pontianak masih mengikuti Inmendagri tentang PPKM Level 3.

“Pemerintah Kota Pontianak tetap melakukan operasional dan rutinitas sesuai dengan kebijakan dan aturan yang ditetapkan dalam PPKM Level 3,” ujarnya.

Bahasan berharap dengan gencarnya vaksinasi dan seiring dengan penerapan prokes dapat menekan kasus positif Covid-19. “Walaupun bagi masyarakat Kota Pontianak yang bersifat komunal untuk menerapkan fisikal distancing sangatlah sulit,” tuturnya.

Bahasan mengatakan, Pemkot terus berupaya untuk menggenjot vaksinasi agar masyarakat mempunyai kekebalan tubuh yang kuat. “Artinya, tercapai herd immunity yang baik. Jelas kita terus berupaya mengedukasi masyarakat agar mau memvaksin diri,” imbuhnya.

Sementara itu, Kepala Bidang (Kabid) Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan (Diskes) Sanggau, Sarimin Sitepu mengakui, Sanggau masih menerapkan PPKM Level 3. Ia menyampaikan, petujuk teknis (Juknis) PPKM Level 3 ada pada Inmendagri.

"Untuk mengendalikan penyebaran Covid-19 di Kabupaten Sanggau kebijakan yang sudah dikeluarkan Pemerintah Kabupaten Sanggau adalah Peraturan Bupati Nomor 47 Tahun 2020," katanya.

Pihaknya juga tetap melakukan antisipasi masuknya varian baru dengan diperketat pintu masuk negara, termasuk di perbatasan dengan melakukan karantina sesuai SOP yang berlaku.

Ia mengimbau kepada masyarakat untuk tidak abai menjalankan prokes untuk mencegah penyebaran Covid-19 dengan tetap menggunakan masker, menjaga jarak dan rutin mencuci tangan dengan sabun.

"Apabila kita kontak erat dari yang terkonfirmasi agar segera melakukan karantina mandiri dan melaporkannya ke Puskesmas terdekat untuk dilakukan testing dan tracking," ujarnya.

Sarimin juga menyampaikan perkembangan data Covid-19 di Sanggau hingga Selasa 7 September 2021.

"Total jumlah kasus konfirmasi positif Covid-19 di Sanggau sebanyak 4.763 orang. Dari jumlah ini, 4.688 orang telah dinyatakan sembuh," imbuhnya.

Adapun kasus aktif atau dalam proses penyembuhan sebanyak 16 orang. Sebanyak 59 kasus konfirmasi positif Covid-19 meninggal dunia.

Dari 16 kasus aktif ini, empat orang menjalani isolasi perawatan di RSUD M Th Djaman Sanggau. Kemudian, 12 orang menjalani isolasi mandiri. Sebanyak 139 orang masih menunggu hasil laboratorium.

Dihubungi terpisah, Konsultan Biologi Molekuler Lab Jejaring Pemeriksaan COVID 19 RS Untan dan Lab Jejaring Pemeriksaan Covid 19 Labkesda Kalbar di Pontianak, dr Andriani, menanggapi terkait sebaran virus Mu saat ini.

dr Andriani mengatakan bahwa Varian virus MU pertama terdeteksi di Kolombia pada Januari 2020 dan masuk dalam daftar Variant of Interest WHO pada 30 Agustus 2021.

“Kenapa dinyatakan Variant of Interest WHO pasti ada sebabnya. Dimana virus MU ini kalau ditengarai tingkat penularannya tinggi,” ujarnya.

Walaupun sampai saat ini masih belum menyamai varian delta, alfa, beta, maupun varian virus gama, tetapi ditengarai memiliki penularan tinggi dan mempunyai kapasitas escape antibody yang akibat vaksin maupun natural infeksi oleh virus sebelumnya.

Walaupun mekanisme escape antibody, yang dapat membuatnya ‘kebal’ terhadap vaksin perlu diteliti lebih lanjut.

Ia mengatakan sampai saat ini penularannya pada data terakhir untuk varian MU sendiri sudah terdeteksi di 40 negara di dunia. Namun sampai saat ini belum berkembang dan terus dipantau oleh WHO apakah ssbarannya ada lagi ke dinegara lainnya.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved