Penyebab Darah Tinggi pada Usia Muda ! Tak Melihat Umur, Darah Tinggi Bisa Menyerang Siapa Saja
Perlu diketahui, tidak perlu berusia tua terkena penyakit. Semua kalangan usia berpotensi menderita penyakit jika tidak menerapkan pola hidup sehat.
Penulis: Jimmi Abraham | Editor: Jimmi Abraham
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID - Perlu diketahui, tidak perlu berusia tua terkena penyakit. Semua kalangan usia berpotensi menderita penyakit jika tidak menerapkan pola hidup sehat.
Satu diantaranya Hipertensi atau darah tinggi yang sering dijuluki sebagai pembunuh diam-diam atau silent killer.
Bahkan, sebuah studi baru di Journal of American College of Cardiology, para peneliti menemukan bahwa orang dengan tekanan darah di atas normal lebih cenderung memiliki tanda-tanda penyakit jantung di usia paruh baya.
Patut diwaspadai bila pria dan wanita, berusia 18 hingga 30 tahun dengan tekanan darah 120/80 hingga 139/89.
Darah tinggi berkaitan dengan peningkatan risiko penyakit jantung dan stroke.
(Update berita kesehatan lainnya disini)
• Garam untuk Hipertensi Bolehkah ? Berapa Rekomendasi Garam untuk Penderita Darah Tinggi ?
Berdasarkan penyebabnya, hipertensi dibedakan menjadi 2 kelompok, yaitu :
- Hipertensi Essensial
Hipertensi primer yang tidak diketahui penyebabnya (90%)
- Hipertensi Sekunder
Penyebabnya dapat ditentukan (10%), antara lain kelainan pembuluh darah ginjal, gangguan kelenjar tiroid (hipertiroid), penyakit kelenjar adrenal (hiperaldosteronisme) dll.
Berikut ini penyebab darah tinggi pada usia muda yang harus diketahui dikutip dari berbagai sumber dan jurnal :
1. Faktor genetik
Genetik atau keturunan merupakan faktor risiko hipertensi yang tidak dapat diubah.
Bila Anda mengidap hipertensi, kemungkinan besar kondisi ini akan menurun pada anak Anda.
Pada remaja usia muda, hal ini juga sangat mungkin terjadi, terutama bila dibarengi dengan gaya hidup yang buruk.
Kajian literatur yang dilakukan Universitas Indonesia menyebutkan, riwayat hipertensi keluarga merupakan salah satu faktor dominan pada kasus hipertensi di remaja.
Adapun faktor dominan lainnya, yaitu kegemukan atau obesitas dan kualitas tidur yang buruk.
2. Obesitas
Saat ini, ada lebih banyak anak muda dan remaja yang punya berat badan berlebih dibandingkan remaja generasi masa lalu.
Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan, kasus obesitas meningkat tiga kali lipat semenjak tahun 1975.
Pada anak-anak dan remaja usia 5-19 tahun, jumlahnya meningkat dari 4 persen pada 1975 menjadi 18% pada 2016.
Obesitas menjadi satu diantara penyebab utama kasus darah tinggi atau hipertensi pada remaja usia muda semakin meningkat.
Sebuah survei internasional terbitan Experimental and Therapeutic Medicine melaporkan bahwa obesitas adalah penyebab utama dari hipertensi, diabetes, dan penyakit lain yang berhubungan dengan kerusakan sistem pembuluh darah, jantung, dan ginjal.
Jika skor BMI lebih tinggi dari 30 berarti Anda sudah termasuk dalam kategori “berat berlebih (cenderung obesitas)”, maka semakin tinggi risiko hipertensi Anda.
3. Perubahan hormon
Perubahan hormon selama masa puber pun ternyata ikut berperan penting menjadi penyebab darah tinggi pada remaja usia muda.
Perubahan hormon dan fase pertumbuhan yang terjadi pada remaja dapat menyebabkan peningkatan sementara pada tekanan darah, terutama bila dibarengi dengan faktor gaya hidup yang buruk.
Meski begitu, pengaruh hormon terhadap tekanan darah masih belum sepenuhnya dipahami.
Adapun faktor risiko lainnya yang juga bisa menyebabkan hipertensi di usia muda dan remaja, yaitu:
- Kurang olahraga.
- Pola makan yang buruk (asupan natrium/garam berlebih).
- Kurang tidur dan stres.
- Merokok.
- Konsumsi alkohol berlebihan.
Gejala Hipertensi atau Darah Tinggi
Pasalnya, tidak semua penderita hipertensi mengenali atau merasakan keluhan maupun gejala.
Sama seperti penyakit pada umumnya, terdapat keluhan yang dialami oleh penderita darah tinggi.
Berikut ini gejala hipertensi yang dikutip tribunpontianak.co.id dari laman http://p2ptm.kemkes.go.id :
- Sakit kepala
- Gelisah
- Jantung berdebar-debar
- Pusing
- Penglihatan kabur
- Rasa sakit di dada
- Mudah lelah

• Obat Penurun Darah Tinggi Paling Cepat ! Ketahui Juga Efek Sampingnya
Klasifikasi Hipertensi
Untuk menegakkan diagnosis hipertensi dilakukan pengukuran darah minimal 2 kali dengan jarak 1 minggu.
Berikut ini klasifikasi hipertensi menurut JNC - VII 2003 :
1. Kategori Normal
TDS (mmHg) <120 dan TDD (mmHg) < 80
2. Kategori Pra-hipertensi
TDS (mmHg) 120 - 139 atau TDD (mmHg) 80 - 89
3. Hipertensi tingkat 1
TDS (mmHg) 140 - 159 atau TDD (mmHg) 90 - 99
4. Hipertensi tingkat 2
TDS (mmHg) > 160 atau TDD (mmHg) > 100
5. Hipertensi Sistolik Terisolasi
TDS (mmHg) > 140 dan TDD (mmHg) < 90
(*) Joint National Committe on Prevention Detection, Evaluation,and Treatment or High Pressure VII/JNC - VII, 2003

Pengobatan Hipertensi
Pengobatan hipertensi merupakan pengobatan yang lama dan terus menerus sepanjang hidup.
Rekomendasi tindak lanjut berdasarkan pengukuran tekanan darah awal pada pasien hipertensi dewasa tanpa kerusakan organ target.
Berikut ini rekomendasi tindak lanjut hipertensi berdasarkan tekanan darah awal (mmHg) :
- Jika tekanan darah awal (mmHg) normal, maka rekomendasi lanjutan adalah dengan pemeriksaan ulang 2 tahun kemudian
- Jika tekanan darah awal (mmHg) Prehipertensi, maka rekomendasi lanjutan adalah denganemeriksaan ulang 1 tahun kemudian, modifikasi gaya hidup
- Jika tekanan darah awal (mmHg) Derajat 1 hipertensi, maka rekomendasi lanjutan adalah dengan pastikan dalam tempo 2 bulan, modifikasi pola hidup, Evaluasi atau rujuk dalam tempo 1 bulan
- Jika tekanan darah awal (mmHg) Derajat 2 hipertensi, maka rekomendasi lanjutan adalah bila tekanan >180/110 mmHg dilakukan evaluasi dan terapi segera atau rujuk dalam tempo 1 minggu tergantung situasi dan komplikasi.
• Titik Pijat untuk Menurunkan Darah Tinggi dan Melancarkan Aliran Darah Tubuh
Pengendalian Hipertensi dan Cara Mencegahnya
Pola hidup sehat yang dianjurkan untuk mencegah dan mengontrol hipertensi antara lain :
- Gizi seimbang dan pembatasan gula,garam dan lemak (Dietary Approaches To Stop Hypertension)
- Mempertahankan berat badan dan lingkar pinggang ideal Pria < 90 cm dan Wanita < 80 cm
- Gaya hidup aktif/olahraga teratur
- Stop merokok
- Hindari mengkonsumsi alkohol
Sementara itu, pasien dan keluarga hendaknya selalu dinasehati untuk:
- Jangan menambahkan garam di meja makan dan hindari makanan asin, makanan cepat saji, makanan kaleng dan bumbu penyedap makanan/vetsin
- Ukur kadar gula darah, tekanan darah dan periksa urin secara teratur
- Minumlah obat secara teratur, sesuai instruksi dokter.
- Tekanan darah yang diperiksa harus dicatat sehingga dapat dimonitor tekanan darahnya dengan ketat.
(*)