Sekretaris Umum PGRI Kalbar Berikan Tanggapan Soal Belajar Tatap Muka Terbatas Saat Pandemi COVID-19
Sekretaris Umum PGRI Kalbar, Suherdiyanto menanggapi terkakt rencana Pembelejaran Tatap Muka yang akan dilakukan di Kalbar, mengingat daerah di Kalbar
Penulis: Anggita Putri | Editor: Hamdan Darsani
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Sekretaris Umum PGRI Kalbar, Suherdiyanto menanggapi terkakt rencana Pembelejaran Tatap Muka yang akan dilakukan di Kalbar, mengingat daerah di Kalbar telah lepas dari PPKM Level 4, dan daerah di Kalbar berada pada PPKM Level 3.
Ia mengatakan bahwa Pembelajaran tatap muka harus ada kepastian terutama pada daerah yang sudah masuk zona kuning atau hijau.
Akan tetapi berdasarkan ketentuan yang dikeluarkan Menteri Dalam Negeri diatur terkait penyelenggaraan aktivitas masyarakat di masa pandemi Covid-19.
• Banyak Hambatan Belajar Daring, Kepala SMKN 1 Sukadana Sambut Baik Kebijakan Belajar Tatap Muka
Dimana dalam aturan tersebut diatur ketika suatu daerah masuk dalam PPKM level tiga sudah diperbolehkan menyelenggarakan pembelajaran tatap muka dengan pembatasan 50 persen dari kapasitas satuan pendidikan.
Ia juga menegaskan ketika proses pembelajaran tatap muka dilaksanakan harus memperhatikan protokol kesehatan yang sesuai standar dari Dinas Kesehatan.
(Update Informasi Seputar Kota Pontianak)
“Kami PGRI Kalbar mendukung pembelajaran tatap muka yang dilakukan dan harus di koordinasikan dengan baik hingga tingkat kabupaten kota,”ujarnya, Rabu 18 Agustus 2021.
Walau dilakukan terbatas, hal ini bisa menjadi alternatif agar pembelajaran tatap muka bisa dilaksanakan.
“Karena bagaimanapun pembelajaran tatap muka saat ini sangat dirindukan dan dinantikan oleh guru maupun peserta didik,”ujarnya.
Pasalnya pembelajaran daring yang dilakukan hanya merupakan alternatif pilihan mengingat situasi dan kondisi yang tidak memungkinkan pembelajaran tatap muka. Jika dilihat dari efektivitas pencapaian tujuan pembelajaran tidak bisa maksimal jika sistem daring khususnya dalam pembentukan sikap, perilaku dan karakter.
“Apalagi sentuhan sosial, emosional dan psikologi tidak ditemukan secara baik jika hanya dilakukan pembelajaran daring,”ujarnya
Pembelajaran daring orientasinya hanya pada penyampaian pengetahuan itupun terbatas pada akses internet. Sementara wilayah Provinsi Kalbar tersebar dengan kondisi geografis dan akses internet yang tidak merata.
• SMAN 1 Pontianak Belajar Tatap Muka dengan Sistem Ganjil Genap, Prioritas Kelas XII
Pada beberapa tempat mulai dari SD hingga SMA memang terisolasi dari akses jaringan internet. Sehingga hal ini dirasa sangat menyusahkan dan mengganggu aktivitas pembelajaran jika dilakukan secara daring.
“Maka jika ada wacana PTM akan dilakukan kami secara organisasi mendukung. Karena kita sudah melihat aktivitas guru-guru didaerah memang mengharapkan adanya aktivitas yang mereka bisa mengimprov kemampuan mengelola kelas, motivasi dan inspirasi bagi siswa,”ungkapnya.
Sehingga komunikasi antara guru dan siswa dengan segala potensi yang ada bisa menjadi sebuah materi yang menarik.
