Pertumbuhan Ekonomi 7,07 Persen (yoy), Begini Penjelasan dari BPS Kalbar
Ketika BPS menghitung Produk domestik regional bruto (PDRB) ada perbandingan. BPS menghitung dalam satu tahun ada empat kali
Penulis: Chris Hamonangan Pery Pardede | Editor: Try Juliansyah
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat perekonomian Indonesia berhasil tumbuh positif mencapai 7,07 persen (yoy) pada triwulan II-2021, dibandingkan periode sama tahun lalu. Kepala BPS Kalbar, Moh Wahyu Yulianto memastikan jika data tersebut tanpa ada intervensi dan merupakan akumulasi dari seluruh wilayah di Indonesia.
"Data pusat itu adalah akumulasi dari data daerah. Pertumbuhan ekonomi dihitung dari kinerja ekonomi seluruh sektor. Dari pertanian, perdagangan, kontruksi, pertambangan dan sebagainya, akumulasi dari seluruh wilayah Indonesia," ujarnya, Minggu 8 Agustus 2021.
Dipaparkannya, ketika BPS menghitung Produk domestik regional bruto (PDRB) ada perbandingan. BPS menghitung dalam satu tahun ada empat kali, dihitung setiap triwulan, termasuk juga pertumbuhan satu tahunnya.
Ketika merujuk ke pertumbuhan ekonomi, ada tiga indikator, pertama adalah triwulan dua sekarang dibandingkan dengan triwulan yang sama tahun lalu. Kondisi april mei juni atau triwulan dua 2021 yang sekarang dibandingkan dengan triwulan dua 2020.
• Wisata Baru Kota Pontianak, Warga Bangga dengan Waterfront Teras Parit Nanas
Kedua, pertumbuhan dilihat dari triwulan yang sekarang dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Atau triwulan dengan dua dengan triwulan satu.
Ketiga, komulatifnya dari januari sampai dengan juni atau satu semester dibandingkan dengan kondisi yang sama satu semester juga ditahun 2020.
Masing-masing indikator itu, dikatakan Moh Wahyu mempunyai pola yang berbeda-beda.
"Kalau yang disampaikan pusat, pertumbuhan ekonomi yang triwulan 7,07 itu triwulan yang sekarang dibandingkan dengan triwulan kondisi 2020 lalu. Kita tahu tahun lalu di april mei juni, baru covid 19, tidak boleh kemana-mana, dan tidak tahu harus bagaimana, sehingga saat itu down, begitu juga untuk di Kalbar saat itu minus sama seperti nasional," tuturnya.
"Begitu ada langkah-langkah dari pemerintah seperti stimulus dan bantuan sosial guna menjaga kebutuhan masyarakat ada pergerakan naik atau perbaikan. Triwulan ketiga tahun lalu dibandingkan dengan triwulan duanya sedikit naik, atau kontraksi tidak terlalu dalam. Begitu juga masuk triwulan keempat tahun lalu yang menandakan adanya perbaikan," tambah Wahyu.
Lanjut diterangkannya, saat triwulan pertama di tahun 2021 juga masih terkontraksi, namun negatifnya semakin kecil.
Begitu triwulan kedua naik karena ada momen lebaran, aktivitas ekonomi berjalan, tunjangan dan gaji para ASN turun.
Sehingga ketika dibandingkan dengan 2020 tinggi secara nasional. Bahkan untuk di Kalbar mencapai angka 10,81 lebih tinggi dari nasional.
"Jika mau melihat pertumbuhannya lagi, bagaimana dengan pergerakan jika dibandingkan dengan triwulan yang pertama kemarin, pun kita masih tumbuh lebih baik. Tumbuh 3,31 secara nasional. Jika dibandingkan bagaimana akumulasinya dari januari sampai juni, ditambahkan dengan triwulan satu, dua, nasional tumbuhnya 3,10. Kalbar tumbuh 5,12. Ini sebenarnya yang jadi cerminan, angka pertumbuhan ini harapanya jadi patokan karena masih ada satu semester lagi," katanya.
Untuk satu semester itu, kata dia, juga tergantung pada kebijakan pemerintah atau disupport dengan stimulus. Selain daripada memang pertumbuhan ekonomi juga ditopang oleh konsumsi masyarakat.
"BPS tidak ada intervensi apapun, kita berusaha mendapatkan data real dari lapangan yang juga harapannya masyarakat dapat memahami metedologi yang kita bangun. Kita memang instansi pemerintah tapi kita independen," tutupnya. (*)
(Simak berita terbaru dari Pontianak)