Breaking News

Bayi Meninggal, 5 Unit Rumah dan 10 Lokal Ponpes Terbakar Kurang dari Sepekan di Sintang

Bripka Wardi memastikan tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut, namun korban mengalami kerugian puluhan juta rupiah.

Penulis: Agus Pujianto | Editor: Try Juliansyah
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID/Istimewa
Dua unit rumah warga Desa Nanga Merkak, Kecamatan Ketungau Hilir. Kebakaran marak di Kabupaten Sintang, Kalimantan Barat. Kurang dari sepekan, terjadi 5 kali peristiwa kebakaran. Korban kebakaran, tak hanya kehilangan tempat tinggal, tapi juga ada yang kehilangan nyawa anak kandungnya. 

Pada Minggu siang rumah seorang warga di Dusun Buil, Desa Landau Bara, Kecamatan Kayan Hulu terbakar. Kurang dari 15 menit, rumah milik Welsapri ludes tinggal arang.

Peristiwa kebakaran itu terjadi pada Minggu, 1 Agustus 2021, sekitar pukul 14.00 wib. Diduga, kebakaran akibat racun nyamuk.

Kebakaran sama sekali tak diduga Welsapri. Padahal, saat itu dia sedang berada di halaman rumah. Namun, tetiba api sudah membesar di ruang tengah.

Penyebab kebakaran sementara di perkirakan dari racun nyamuk yang tersimpan di antara ruang tamu dan dapur yang dinyalakan pemilik Rumah.

Pada Senin, 2 Agustus 2021 kemarin, Peristiwa kebakaran rumah penduduk menimpa Yovinus Kambut, warga Dusun Berane, Desa Kolangan Juoi, Kecamatan Ambalau.

Tak ada korban jiwa dalam peristiwa ini, namun satu keluarga kehilangan tempat tinggal akibat rumah papan berukuran 4x8 ludes terbakar.

Menurut keterangan Yulita yang diperoleh Bripka Wardi, kebakaran berawal dari Lusiana Cendi istri dari Yovinus Kambut sedang memasak nasi menggunakan kayu api. Tungku tersebut, dekat dengan tabung gas elpiji 3 Kg.

Pada saat sedang memasak Lusiana Cendi pergi keluar rumah meninggalkan masakannya, pada saat kembali dia melihat api sudah membesar dan membakar seluruh bagian rumahnya.

Bripka Wardi memastikan tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut, namun korban mengalami kerugian puluhan juta rupiah.

Faktor Utama Kelalaian

Berdasarkan analisa dan evaluasi pihak kepolisian faktor utama yang menjadi penyebab maraknya musibah kebakaran di Kabupaten Sintang akibat kelalaian.

"Faktor utamanya karena kelalaian," kata Kapolres Sintang, AKBP Venti Bernard Musak melalui Kasubag Humas Iptu Hariyanto kepada Tribun Pontianak, Selasa 3 Agustus.

Hariyanto menegaskan, ada tiga hal yang perlu diperhatikan sebagai langkah pencegahan. Kewaspadaan yang paling utama, sebab kebakaran bisa datang sewaktu-waktu jika teledor.

Menurut Hariyanto, masyarakat harus melakukan pencegahan, misalnya, sebelum meninggalkan rumah pastikan arus listrik pada perangkat elektronik sudah padam. Kemudian periksa kembali regulator tabung gas untuk menghindari kebocoran tabung gas.

"Pastikan lilin, lampu lentera atau pun racun nyamuk padam usai digunakan. Masalah api kompor baik gas atau manual, lampu lentera, lilin dan obat nyamuk dampak awal terjadi kebakaran. Harusnya lilin dan obat nyamuk saat dinyalakkam di alas pakai bahan yang tidak mudah terbakar, tapi kadang kalau ditabrak kucing yang lewat juga bisa menyebabkan kebakaran. Karena di kampung orang masih pakai lampu lentera minyak tanah dan racun nyamuk bakar," ungkap Hariyanto. (*)

(Simak berita terbaru dari Sintang)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved