Pedulilindungi Sertifikat Vaksin ke 2 Login ! Akses Juga Pedulilindungi.id Sertifikat Vaksin ke 1

Sertifikat diberikan bagi masyarakat Indonesia yang sudah mengikuti vaksinasi Covid-19, baik vaksin dosis pertama maupun dosis kedua.

Penulis: Jimmi Abraham | Editor: Jimmi Abraham
tribunnews.com
Ilustrasi vaksin. 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID - Saat Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat ( PPKM), sertifikat vaksin Covid-19 menjadi satu diantara syarat bagi pelaku perjalanan transportasi publik.

Sertifikat diberikan bagi masyarakat Indonesia yang sudah mengikuti vaksinasi Covid-19, baik vaksin dosis pertama maupun dosis kedua.

Pemerintah juga terus menggenjot angka cakupan vaksinasi di seluruh Indonesia dalam rangka mengejar Herd Immunity.

(Update berita nasional, internasional dan regional menarik lainnya disini)

Disadur dari situs covid19.go.id, saat ini pengecekan sertifikat vaksin secara online sangat mudah.

Berikut ini panduan cara melihat sertifikat vaksin secara online : 

1. Kunjungi website PeduliLindungi di https://www.pedulilindungi.id atau https://www.pedulilindungi.id/periksa-sertifikat.

Isi info login sesuai petunjuk.

Jika belum punya akun, bisa daftar terlebih dulu.

2. Jika sudah berhasil mengakses tautan di atas, periksa Sertifikat Vaksinasi COVID-19 dengan memasukkan data vaksinasi seperti:

- Nama Lengkap

- NIK / No. Paspor

- Tanggal Lahir

- Tanggal Vaksinasi

- Jenis Vaksin yang diterima.

3. Pastikan data yang dimasukkan sesuai, lalu klik tombol "Periksa" untuk tampilkan hasilnya.

4. Bila sertifikat tidak tersedia, hubungi CALL CENTER 119 dengan extension 9 untuk mendapatkan bantuan.

5. Ingat, jangan mengumbar data ataupun sertifikat vaksinasi sembarangan atau ke publik.

Ada banyak data pribadi berharga di situ yang dapat disalahgunakan pihak tidak bertanggung jawab.

Untuk informasi terkait COVID-19 kunjungi situs resmi Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional https://covid19.go.id dan https://s.id/infovaksin.

Ilustrasi sertifikat vaksin covid 19 terbaru.
Ilustrasi sertifikat vaksin covid 19 terbaru. (Kompas.com)

Vaksin Tanpa Jarum Suntik, Ahli Swedia Kembangkan Vaksin Covid-19 Berbentuk Bubuk atau Pil

Pemerintah Datangkan Vaksin Sinovac Lagi

Pemerintah terus berupaya mendatangkan vaksin Covid-19 untuk percepatan program vaksinasi nasional.

Terbaru, sebanyak 21,2 dosis vaksin Covid-19 Sinovac dalam bentuk bahan baku atau bulk tiba pada Selasa kemarin, 27 Juli 2021. 

Anggota DPR Komisi IX Yahya Zaini menilai penambahan stok vaksin oleh Ketua Komite Penanganan Covid dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN) Airlangga Hartarto tersebut merupakan langkah tepat.

Karena untuk dapat menekan pandemi Covid-19, salah satunya dengan vaksinasi, selain pembatasan aktivitas, serta mengintensifkan tracing, testing, dan treatmen.

"Penambahan stok vaksin oleh KPCPEN  tersebut memberi ketenangan kepada masyarakat yang akan menerima vaksin,” kata Yahya, Rabu 28 Juli 2021.

Dengan tambahan stok vaksin tersebut Yahya meminta masyarakat untuk tidak ragu dalam mengikuti vaksinasi.

Ilustrasi vaksin.
Ilustrasi vaksin. (tribunnews.com)

Pasalnya, pemerintah telah memastikan keamanan (safety), mutu (quality), dan khasiat (efficacy) untuk seluruh jenis vaksin yang diperoleh. 

Selain itu, vaksin yang disediakan di Indonesia telah melalui proses evaluasi oleh Badan POM dan rekomendasi dari ITAGI, WHO, dan para ahli.

"Vaksin merupakan solusi yang amat penting dalam perang melawan pandemi. Apabila Indonesia sudah mencapai target kekebalan komunal (herd immunity), otomatis perang melawan pandemi akan makin ringan,” tegas Yahya.

Sebelumnya Ketua KPCPEN Airlangga Hartarto yang juga menjabat Ketua Umum Golkar menegaskan vaksin yang sudah diterima Indonesia sampai saat ini total sekitar 173,1 juta dosis.

Rincianya, vaksin jadi Sinovac 3 juta dosis, Astra Zeneca 14,9 juta dosis, Sinopharm 6 juta dosis,  dan Moderna 4,5 juta dosis.

Jika ditambah kedatangan pada hari ini, total vaksin Sinovac dalam bentuk bulk yang sudah diterima sebanyak 144,7 juta. 

Hingga 26 Juli 2021, telah dilakukan vaksinasi sejumlah 64,13 juta dosis atau suntikan, yang terdiri dari 45,5 juta dosis pertama dan 18,6 juta dosis kedua.

Untuk mencapai kekebalan kelompok dibutuhkan sekitar 208,2 juta penduduk Indonesia yang sudah divaksinasi.

Jumlah ini meningkat setelah ditambahkan kelompok anak berusia 12-17 tahun.

Sekarang 718 ribu anak telah mendapat dosis pertama. Semakin cepat, semakin baik.

(*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved