Tari Pedang Suku Dayak Mualang

Tari Pedang adalah bentuk tari tunggal, bukan hanya karena tarian itu ditarikan oleh satu orang namun juga karena sifat geraknya

Editor: Nina Soraya
Tribunpontianak.co.id/Istimewa
Guru Mata Pelajaran Seni Budaya SMPN 1 Sekadau Hilir, Margareta Irena, S.Pd 

Oleh: Guru Mata Pelajaran Seni Budaya SMPN 1 Sekadau Hilir, Margareta Irena, S.Pd

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID - Tari Pedang adalah tarian yang ditarikan dalam upacara Ngayau (mencari/memenggal kepala manusia) pada masyarakat Dayak Mualang Desa Merbang Kecamatan Belitang Hilir Kabupaten Sekadau. Upacara Ngayau merupakan upacara ritual masyarakat Dayak Mualang pada zaman dahulu pada saat budaya Ngayau masih ada.

Secara keseluruhan upacara Ngayau merupakan wujud atau ungkapan dan cara berkomunikasi masyarakat Dayak Mualang dengan Sang Pencipta untuk berterima kasih dan meminta pertolongan agar diberkati pada saat perang Ngayau berlangsung.

Instrumen Pada Gamelan Dayak

Upacara Ngayau dilakukan dengan ritual upacara adat yang dipimpin oleh ketua adat dengan mengundang Kamang (roh leluhur) dan Petara (Penguasa alam semesta) untuk memohon petunjuk, memberi kekuatan dan kemudahan bagi para pengayau yang akan melakukan ekspedisi mengayau.

Setelah upacara pemanggilan roh leluhur dilaksanakan, seorang pengayau menunggu petunjuk atau tanda dari Senggalang Burong (Burung yang dianggap keramat atau burung petuah). Petunjuk atau pesan yang disampaikan oleh para leluhur berupa mimpi.

Mengenal “Gendang Simalungun Rayat” Masyarakat Karo

Setelah mendapatkan tanda-tanda maka pengayau harus memberitahukan kepada ketua adat, kemudian pengayau akan mendapatkan arahan atau petuah dari ketua adat.

Setelah mendapatkan arahan atau petuah, ketua adat menghamburkan beras kuning sebagai tanda untuk mulai ritual pemujaan pedang yang dilakukan dengan tarian yang dikenal dengan tari Pedang.

Tari Pedang adalah bentuk tari tunggal, bukan hanya karena tarian itu ditarikan oleh satu orang namun juga karena sifat geraknya yang tidak memiliki keterbatasan baik dari susunan koreografinya, pola lantai dan iramanya secara keseluruhan ciri geraknya adalah gerak spontan.

Kunjungi Desa Maribas, Satono Janji Bangun Jembatan Bagi Warga Dayak di Kecamatan Tebas

Gerak yang dilakukan dengan tiba-tiba sesuai dengan keinginan penari. Properti yang digunakan adalah Mandau yaitu senjata tradisional suku Dayak sejenis pedang yang memiliki ukiran dengan motif tertentu yang melambangkan makna dan prestasi bagi pemegang Mandau.

Tari Pedang sendiri memiliki tujuan yaitu sebagai tari pengantar para pengayau dan penghormatan pedang.

Tarian ini ditarikan oleh kaum laki-laki, yaitu para ksatria atau prajurit yang akan pergi berperang yang dipercayai oleh masyarakat Dayak Mualang sebagai penyemangat kepada para ksatria atau prajurit tersebut.

Wujudkan Kalbar Sehat, Pemuda Dayak Kalbar Deklarasi Dukung Pemerintah Sukseskan Vaksinasi

Masyarakat Dayak Mualang percaya bahwa manusia melakukan komunikasi bukan hanya dengan berbicara, namun melakukan sebuah tanda baik itu dengan sebuah gerak yang merupakan cara mereka berkomunikasi dengan manusia, Tuhan, dan hal lainnya.

Dalam tari Pedang segala sesuatu yang berupa tanda atau simbol disampaikan dalam bentuk gerak tari yang memiliki maksud-maksud tertentu yang terdapat dalam simbol gerak hormat, gerak berkeliling dan gerak bermain pedang atau Mandau.

Gerak dalam tari Pedang tidak memiliki nama khusus, pada umumnya masyarakat dayak Mualang menamakan tariannya sesuai dengan properti ataupun geraknya saja. Begitu juga dengan motif gerak pada tari Pedang, semua gerak dinamakan sesuai dengan gerakan yang dilakukan. 

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved