Kebutuhan Oksigen Capai 3000 Tabung Perhari, Pemprov Kalbar Datangkan Tiga Iso Tank dari Malaysia
“Adapun jumlahnya sebanyak tiga ISO tank berarti sekitar 6000 tabung. Mulai besok saya rasa sudah normal,”ujar Gubernur Kalbar
Penulis: Anggita Putri | Editor: Try Juliansyah
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat terus mengupayakan untuk ketersediaan stok oksigen di Kalbar. Dimana sejauh ini untuk Se-Kalbar membutuhkan sekitar 3000 tabung oksigen per hari.
Gubernur Kalimantan Barat, Sutarmidji mengatakan sudah menyurati Menteri Besar Serawak Malaysia terkait memasok oksigen dari Malaysia.
Gubernur Sutarmidji memastikan untuk oksigen dari Malaysia jika lancar urusan di perkirakan akan datang pada besok hari.
“Adapun jumlahnya sebanyak tiga ISO tank berarti sekitar 6000 tabung. Mulai besok saya rasa sudah normal,”ujarnya, Kamis 22 Juli 2021.
• Gubernur Sutarmidji Minta Rumah Sakit Tak Tolak Pasien karena Tak Ada Oksigen atau Tak Ada Obat
Selain menunggu kedatangan pasokan oksigen dari Malaysia, Sutarmdiji mengatakan pada hari ini akan datang oksigen di Pelabuhan sebanyak dua ISO tank yakni bisa untuk mengisi 4000 tabung.
Ia langsung meminta untuk malam hari ini oksigen tersebut bisa didistribusikan ke daerah-daerah.
Lalu Provinsi Kalbar juga sudah membeli oksigen dari Batam sebanyak 800 tabung dan satu ISO tank untuk sekitar 2000 tabung yang diperkirakan datang besok.
“Hari ini yang kosong sepertinya di Kabupaten Sambas, tetapi saya sudah minta untuk mengirimkan 10 tabung oksigen untuk Sambas,”ujarnya.
Dikatakannya bahwa untuk masalah oksigen sebetulnya tergantung pada manajemen rumah sakit. Kenapa RSUD dr Soedarso bisa aman karena mereka menjaga hubungan dengan pemasok oksigen.
“Masalah pemasok di putus begitu saja, sebab ada pemasok pada saat waktu normal tabung mereka tidak dipakai. Lalu ditaruh di pojok-pojok sehingga mereka tersinggung,”ujarnya.
Bahkan ia mengatakan ada yang menelpon tengah malam untuk mengabarkan oksigen habis. Dikatakannya seharunya Bupati melakukan langkah antisipasi untuk menjaga pasokan oksigen.
Gubernur Sutarmidji mengatakan jika manajemen rumah sakit mempunyai hubungan baik dengan distributor oksigen maka dirasakannya RS tersebut tidak akan terlalu kolaps.
“Ada rumah sakit yang sudah habis sama sekali baru mereka ngomong. Harusnyakan mereka bisa menghitung kebutuhan oksigen yang diperlukan,”ujarnya.
Sedangkan di RSUD dr Soedarso selalu mengirimkan kebutuhan oksigen. Bahkan secara langsung Sutarmidji selalu mengontrol kebutuhan oksigen di RSUD dr Soedarso.
“Pasien Covid-19 di Provinsi Kalbar ini kurang lebih ada 1000. Saya berpikir jika oksigen sekitar 2000 hingga 3000 mungkin ditambah pasien lain, namun untuk pasien lain kebutuhan oksigennya tidak terlalu,”ujarnya.