Pola Hidup Sehat

SANGAT VITAL, Ini Gejala Happy Hypoxia Kondisi Sehat dengan Saturasi Oksigen yang Menurun

Gejala yang ditimbulkan oleh penyakit ini semakin bervariasi, salah satunya adalah happy hypoxia.kondisi dimana saturasi oksigen seseorang menurun di

Screenshot Kompas TV
Hanif Dhakiri tertawa dengar candaan Kiky Saputri (Youtube channel Kompas tv) 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID- Perubahan saturasi oksigen pada manusia bisa berubah secara tiba-tiba. 

Kondisi saat ini dalam pandemi global, kita harus waspada pada kondisi kesehatan tubuh. 

Karena pandemi Covid-19 masih jauh dari akhir. Saat ini pandemi di Indonesia sedang menanjak menuju puncak gelombang kedua.

Gejala yang ditimbulkan oleh penyakit ini semakin bervariasi, salah satunya adalah happy hypoxia.

Lebih jauh akan kita bahas dalam artikel ini. 

[Update Informasi Lainnya Disini]

Apa itu Happy Hypoxia Covid ? Gejala Baru Covid di Kalbar ! Apa Penyebab Happy Hypoxia Covid ?

Apa itu happy hypoxia

Happy hypoxia disebut juga dengan silent hypoxia. Happy hypoxia adalah kondisi dimana saturasi oksigen seseorang menurun di bawah normal, namun tidak menunjukkan gejala apapun.

Bahkan beberapa kasus menunjukkan saturasi oksigen hingga di bawah 70 persen.

Pasien dengan kondisi ini seringkali tidak menyadari bahwa mereka sedang kekurangan oksigen.

Bahkan mereka tidak menyadari bahwa mereka telah mengalami kerusakan organ yang lebih parah daripada yang dirasakan.

Hipoksia sendiri adalah kondisi dimana darah tidak membawa oksigen yang cukup ke seluruh organ.

Organ-organ vital, seperti otak dan hati, akan mengalami kerusakan tanpa suplai oksigen dalam beberapa menit saja.

Cara Mengatasi Sesak Nafas dan Penyebab Sesak Nafas Selain Covid-19

Normalnya, pasien yang mengalami hipoksia akan mengalami sesak napas, napas pendek, bahkan hingga pingsan dan mengalami gagal organ.

Ini merupakan mekanisme normal tubuh jika terjadi kekurangan oksigen di dalam darah.

Mekanisme normal tubuh ini merupakan respons dari arteri karotid yang mendeteksi jika adanya kekurangan oksigen dalam darah, kemudian akan mengirimkan sinyal ke otak.

Sumber: Kompas.com
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved