KLARIFIKASI Satgas COVID-19 Kalbar Soal Pengumuman Oksigen Habis di IGD RSUD Sy Mohammad Pontianak
Harisson mengatakan, memang benar bahwa pada saat itu stok oksigen dirumah sakit menipis dan hampir kekurangan. Kemudian, petugas di IGD tanpa perinta
Penulis: Ferryanto | Editor: Hamdan Darsani
"PPKM Mikro harus ketat, kan dana desa 8 persen boleh digunakan. Ini kondisi sudah semakin meningkat angka keterjangkitan dan angka fatalitas juga meningkat," kata Sutarmidji.
Kepala daerah harus menjadikan ini perhatian khusus, demi kesehatan masyarakat. Menurutnya masyarakat yang bandel tindak saja, karena membahayakan masyarakat lainnya.
"Edukasi terus dilakukan, vaksinasi di gencarkan. Koordinasi dengan TNI POLRI, jangan pula TNI POLRI maksimal pemda malah kurang peduli," katanya.
Ia sangat khawatir dengan beberapa kabupaten yang dinilainya hampir tak peduli, ssehingga beberapa jumlah BOR rumah sakit pun bupatinya tak tahu.
"Ayo kita berjibaku untuk penanganan Covid, siapkan tempat isolasi dan antisipasi di rumah sakit. Saya imbau agar masyarakat segera vaksin, jangan berdebat masalah tentang vaksin, karena dengan vaksin anda terhindar dari akibat fatal Covid-19," ujarnya.
Sebelumnya, Gubernur Kalimantan Barat, Sutarmidji menyampaikan kabar kurang baik bahwa Kota Pontianak masuk zona merah, Selasa 29 Juni 2021.
• Kadiskes Harisson sebut Vaksinasi COVID-19 Akan Sasar Pelajar Mulai Siswa Kelas XII SMA
Hal itu disampaikan Gubernur Sutarmidji melalui akun Facebook pribadinya @bangmidji. Ia mengatakan bahwa hampir semua kabupaten kota masuk zona oranye di Kalbar.
“Saya mengimbau agar Pemda lebih ketat menerapkan PPKM Mikro dan masyarakat jangan keluar rumah jika tak penting,” tulis Sutarmidji di Facebooknya @bangmidji.
Tak hanya itu saja, Ia mengatakan bahwa angka keterisian tempat tidur (BOR) di rumah sakit sudah mencapai. 74 persen.
“Percepat vaksin, lakukan tracing dan testing, serta jika anda positif minta obat di puskesmas dan gratis. Jika ada gejala tidak enak di badan segera ke puskesmas dan minta swab,”tegasnya. (*)