Khazanah Islam

Niat dan Cara Sholat Jamak Dzuhur dan Ashar, Berapakah Jarak Musafir Boleh Shalat Jama’?

Adapun Shalat yang boleh dijamak adalah Shalat Dzhuhur dijamak dengan Ashar dan Shalat Maghrib dijamak dengan Isya.

Penulis: Nasaruddin | Editor: Nasaruddin
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID
Ilustrasi panduan Sholat Jamak. 

Berikut ini adalah pandangan empat mazhab terkait berapa hari seseorang boleh melakukan Jamak:

Menurut Mazhab Hanafi, seseorang tetap boleh shalat Jamak dan Qashar hingga menjadi mukim.

Seseorang tidak boleh Qashar Shalat jika berniat mukim di suatu negeri selama 15 hari lebih.

Jika berniat mukim selama itu, maka mesti Shalat normal.

Jika berniat kurang daripada itu, maka Shalat Qashar boleh dilakukan.

Adapun menurut Mazhab Maliki dan Mazhab Syafi’i, jika orang yang musafir itu berniat menetap empat hari, maka ia Shalat secara normal, karena Allah membolehkan shalat Qashar dengan syarat perjalanan.

Sementara orang yang mukim dan berniat mukim tidak dianggap melakukan perjalanan.

Mazhab Maliki mengukur kadar mukim tersebut dengan 20 Shalat.

Jika kurang dari itu, boleh shalat Qashar.

Mazhab Maliki dan Syafi’I tidak menghitung hari masuk dan hari keluar.

Menurut pendapat shahih dalam Mazhab Syafi’I, karena yang pertama adalah hari meletakkan barang-barang dan yang kedua adalah hari keberangkatan, kedua hari tersebut hari kesibukan dalam perjalanan.

Menurut Mazhab Hanbali,jika orang yang musafir itu berniat mukim lebih dari empat hari atau lebih dari 20 Shalat, maka ia Shalat secara normal.

Seseorang boleh melaksanakan Jamak dan Qashar jika perjalanan tidak pasti.

Jamak Takdim dan Jamak Takhir

Jamak Takdim adalah mengerjakan dua Sholat di waktu yang pertama.

Halaman
1234
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved