Bagaimana Penyakit Jantung Menyerang Seorang Atlet Markis Kido? Ternyata Melebihi Kapasitas Jantung

Markis Kido meninggal dunia diduga akibat serangan jantung ketika berlatih bulu tangkis di GOR Petrolin, Tangerang.

TRIBUNNEWS.COM
Badminton tanah air berduka, Markis Kido meninggal dunia Senin 14 Juni 2021. 

“Saat seseorang melakukan olahraga dengan intensitas yang melebihi kemampuan jantung, terlebih tanpa mengetahui kondisi kesehatan jantung saat melakukan olahraga, maka hal tersebut dapat membebani kerja jantung, sehingga dalam kondisi tertentu dapat menyebabkan gangguan pada jantung,” jelasnya.

Badminton Indonesia Berduka, Markis Kido Meninggal Dunia

Lalu, bagaimana intensitas olahraga yang baik? Darwin dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Rabu 16 Juni 2021 menegaskan, pemilihan intensitas olahraga sangat penting bagi kita.

Terutama untuk menyesuaikan riwayat penyakit yang sedang atau pernah diderita sebelumnya.

Serangan jantung umumnya memang sangat berisiko pada orang dengan riwayat memiliki penyakit jantung koroner ataupun risikonya seperti hipertensi, kolesterol tinggi, penyakit diabetes, perokok, atau memiliki keturunan penyakit jantung pada keluarga.

Terlebih jika telah terdapat gejala-gejala penyakit jantung koroner seperti berikut:

- Nyeri dada saat beraktivitas

- Cepat lelah

- Sesak napas jika berjalan jauh

- Sesak napas jika menaiki tangga

- Berdebar dan lain sebagainya.

Darwin mengingatkan, olahraga dapat meningkatkan permintaan darah dan oksigen ke dalam otot jantung, maka jika tidak disesuaikan dengan baik intensitas olahraga dengan kondisi tubuh Anda akan semakin meningkat pula risiko serangan jantung terjadi.

Pada pasien dengan penyakit jantung koroner, terdapat sumbatan aliran darah koroner yang dapat menurunkan suplai darah ke dalam otot jantung. 

Perhatikan Gejala dan Hal yang Harus Dilakukan Saat Ada Orang yang Terkena Serangan Jantung

“Disini yang pada akhirnya terjadi missmatch antara supply and demand yang berujung perburukan kondisi otot jantung. Apalagi jika terjadi penyumbatan koroner yang tiba-tiba (rupture plaq) saat berolahraga, sehingga menyebabkan serangan jantung,” jelasnya.

Perlu diketahui, pembentukan penggumpalan darah yang menyebabkan sumbatan pada pembuluh darah koroner memang dapat terjadi secara tiba-tiba.

Hal ini dikarenakan akibat adanya faktor-faktor risiko seperti hipertensi, kolesterol, diabetes melitus, atau radikal bebas akibat merokok.

Sumber: Kompas.com
Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved