Burung Dodo dan Kisah Sedih Kepunahannya, Pantaskah Burung Dodo Punah?
Salah satu kisah sedih kepunahan hewan yang terkenal adalah Burung Dodo dengan nama latin Raphus cucullatus.
Dilansir dari History of Yesterday, babi, kera, dan juga tikus menyerang sarang burung dodo dan memakan telurnya, melakukan predasi dengan sangat cepat.
Perburuan oleh manusia dan predasi oleh spesies invansif membuat burung dodo kewalahan, di mana kemampuan reproduksinya tidak dapat mengganti dodo yang dibunuh secara seimbang.
Hal tersebut menggiring burung dodo pada kepunahannya seabad setelah Mauritius di invansi manusia yaitu pada tahun 1693.
Tragisnya, kepunahan burung dodo dianggap tidak berharga oleh para ilmuan pada abad tersebut.
Bahkan burung dodo dikatakan pantas punah, mereka digambarkan dengan sangat gemuk, lambat, dan bodoh karena memiliki otak yang kecil.
Mereka digambarkan dengan tidak layak dan juga kepunahannya sama sekali tidak dianggap bahkan keberadaannya dianggap sebagai mitos belaka.
Ilmuan modern kemudian banyak meneliti Dodo karena merasa ada yang janggal dengan kepunahannya.
Dua orang ahli peleotologi asal University Museum of Bergen bernama Hume dan Hanneke Meijer mendobrak stereotype burung dodo yang dianggap buruk.
Burung yang kuat dan pintar Dilansir dari The Atlantic, kedua ilmuan tersebut dalam jurnal berjudul Vertebrate of Peleontology mengungkapkan bahwa dodo adalah burung yang kokoh dan kuat dengan tulang kaki yang tebal dan panggul yang luas.
Baca juga: Ada Dua Ekor Burung Kecil yang Tinggal di Dahan Pohon - Kunci Jawaban Tema 7 Kelas 2 Halaman 102-106
Dodo memiliki tempurung lutut yang kuat juga rusuk yang ramping, membuatnya bisa berlari dengan cepat dan bermanuver dengan lincah.
Hal ini mematahkan anggapan bahwa burung dodo adalah burung yang gemuk juga lamban.
Studi berikutnya dilakukan oleh kelompok ilmuan dari American Museum of Natural History.
Mereka mempelajari otak burung dodo dan menemukan bahwa dodo memiliki volume otak yang seimabang dengan besar tubuhnya.
Penemuan ini kembali mematahkan anggapan orang-orang abad ke-17 yang menganggap dodo adalah burung bodoh dan pantas punah.
Burung yang lincah, kuat, serta pintar tersebut selama ratusan tahun dianggap bodoh dan kepunahannya dianggap pantas.