Tetap Jaga Silaturahmi dengan Sanak Saudara Saat Masa Pandemi Walau via Online
Sekretaris Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kalbar Dr. Zulkifli Abdillah, MA mengungkapkan, pada momen tahun kedua pandemi covid 19 diharapkan masya
Penulis: Chris Hamonangan Pery Pardede | Editor: Hamdan Darsani
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Lebaran idul fitri merupakan momen kemenangan bagi umat Islam setelah sebulan lamanya menjalani puasa.
Satu diantara tradisi disaat idul fitri ialah saling bermaaf-maafan dan saling mengunjungi antar kerabat dan masyarakat sekitar lingkungan.
Dalam sebuah hadits disebutkan beberapa manfaat daripada bersilaturahmi yang artinya Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari Akhir, hendaknya ia memuliakan tamunya, dan barangsiapa beriman kepada Allah dan hari Akhir, hendaknya ia menyambung tali silaturrahmi, dan barangsiapa beriman kepada Allah dan hari Akhir, hendaknya ia berkata baik atau diam". (HR Bukhari).
Selain itu pula, silaturahmi disebutkan dalam hadits dapat melapangkan rezeki dan memperpanjang umur yang artinya Barang siapa ingin dilapangkan rezekinya dan ditambah umurnya, maka hendaklah menjalin silaturrahim." (HR Bukhari).
Baca juga: Indahnya Berbagi Sembako Nasional Kampung Berseri Astra dan Buka Puasa Drive-Thru
Sekretaris Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kalbar Dr. Zulkifli Abdillah, MA mengungkapkan, pada momen tahun kedua pandemi covid 19 diharapkan masyarakat dapat menahan diri untuk tidak melakukan pertemuan tatap muka dengan sanak saudara, terlebih jika sedang keadaan tidak sehat.
Walaupun disebutkannya silaturahmi tatap muka telah menjadi tradisi turun menurun umat Islam selama perayaan idul fitri.
"Silaturahmi dalam konteks lebaran dalam rangka kita membersihkan diri, kalau Allah SWT kita minta ampun kepada Allah SWT. Kepada manusia terutama untuk keluarga maka kita minta maaf minta ampun dengan orang-orang yang ada berinteraksi dan disekeliling kita," ujarnya, Kamis 6 Mei 2021.
"Memang lebaran ada anjuran kita menyambung silaturahim, dalam konteks ini adalah bagaimana kita meminta ampunan dari orang-orang yang pernah kita sakiti, pernah kita bersalah kepada mereka," tambahnya.
Sebenarnya, menurut Zulkifli silaturahim bisa dilakukan secara langsung, seperti bersalam-salaman, saling mengunjungi yang menjadi tradisi selama ini.
Tetapi dalam konteks sekarang ditengah pandemi covid 19, umat Islam juga harus sehat, dan menjaga kesehatan bagi keluarga.
Karena jika saat sakit mudik akan membuat keluarga sakit dan akan menimbulkan dosa baru.
Maka dari itu, ujarnya, silaturahmi ditengah pandemi bisa kita lakukan dengan pemanfaatan teknologi, via telepon, video call, teleconference.
"Tahun lalu juga sudah kita terapkan berdasarkan kesadaran kita masing-masing. Sebenarnya kalau kita mau silaturahim silahkan, tapi jaga keluarga kita, jaga kesehatan, jangan sampai tertular penyakit," ujarnya.
"Sebenarnya silaturahim kita bagaimana kondisi yang dulu beku bisa jadi cair, hubungan yang dulu dingin bisa jadi hangat, sebenarnya begitu tujuannya. Namun jika pulang saat kondisi tidak sehat maka tidak tercapai tujuan mau silaturahmi," tambahnya.
Lanjut dikatakannya pula, ditengah pandemi ini juga tentu menjadi bahan intropeksi diri masing-masing karena sangat merindukan pertemuan dengan keluarga.