Ramadan
Amalan Utama di Bulan Ramadhan Menurut Ustadz Adi Hidayat, Laksanakan Mulai Senin 12 April 2021
Amalan-amalan utama di bulan Ramadhan yang dikerjakan Rasulullah SAW ini disampaikan Ustadz Adi Hidayat dalam satu kesempatan tanya jawab.
Penulis: Nasaruddin | Editor: Nasaruddin
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID - Amalan utama di bulan Ramadhan yang dikerjakan Rasulullah SAW ini disampaikan Ustadz Adi Hidayat dalam satu kesempatan tanya jawab.
Menurut Ustadz Adi Hidayat, beberapa amalan yang dilakukan Rasulullah SAW di bulan Ramadhan bisa dilihat dalam hadits yang diriwayatkan Ibnu Abbas ra dan Ibnu Umar ra.
Baca juga: Ucapan Menyambut Ramadhan 2021 Menyentuh Hati dalam Bahasa Inggris & Indonesia, Marhaban Ya Ramadan
1. Bersedekah
Rasulullah SAW adalah seorang yang dermawan.
''Bertambah kedermawannnya saat tiba Ramadhan,'' kata Ustadz Adi Hidayat.
Bersedekah, nilainya tinggi. Sedekah yang dimaksud tak harus uang.
Bisa dalam bentuk makanan.
Baca juga: Doa Menjelang Ramadhan Sesuai Hadits Rasulullah SAW Menurut Ustadz Adi Hidayat
2. Membaca Al Quran
Rasulullah SAW menambah bacaan Qurannya di bulan Ramadhan, khususnya setiap Jibril datang di malam Ramadhan.
''Itu bertadarus dengan Nabi SAW," jelas Ustadz Adi Hidayat.
UAH menyatakan, Nabi SAW khatam membaca Al Quran satu kali di bulan Ramadhan.
Pada waktu menjelang meninggal dunia, Nabi SAW khatam dua kali Al Quran dalam satu bulan Ramadhan.
Pahami artinya dengan baik, baca dengan bagus.
Baca juga: Kapan Puasa Ramadhan Pertama Kali Diwajibkan Bagi Orang-orang yang Beriman?
3. Solat Malam
Dalam satu hadits, Rasulullah SAW menyatakan barang siapa yang melaksanakan Solat (Qiyamul Lail) di malam Ramadhan maka dosanya akan diampuni, mulai dari baligh sampai dia masuk ke waktu Ramadhan itu.
Hidupkan Solat malam.
4. Muhasabah
Muhasabah itu instrospeksi diri, minta ampunan dari segala dosa.
5. Memperbanyak doa
Sejarah Puasa Ramadhan Diwajibkan
Puasa Ramadhan adalah puasa yang dilaksanakn di bulan Ramadan dan hukumnya wajib bagi seluruh orang Islam.
Dalil perintah Puasa Ramadhan, terdapat dalam Al Quran Surah Al Baqarah ayat 183-184.
Dalam ayat itu, Allah SWT menyampaikan bahwa puasa seperti puasa di bulan Ramadhan juga diperintahkan kepada umat-umat sebelum umat Nabi Muhammad SAW.
Ustadz Ucu Sibromilsi dalam satu kesempatan menyampaikan, puasa adalah satu di antara bentuk ibadah yang diwajibkan oleh Allah SWT terhadap orang-orang yang beriman.
Dirinya mengungkapkan kapan pertama kali disyariatkannya Puasa termasuk di Bulan Ramadhan.
Menurut Ustadz Ucu, para ahli sejarah banyak yang menyebutkan bahwa permulaan diwajibkannya puasa itu sejak masa Nabi Nuh AS.
Bahkan beliau termasuk orang yang pertama kali melakukan puasa di bulan Ramadan setelah beliau keluar dari bahtera/kapal yang sebelumnya terjadi banjir terbesar sepanjang sejarah umat manusia.
Akan tetapi pendapat yang paling diunggulkan adalah yang diriwayatkan oleh Imam Nujahid bin Jabir (Salah satu mufassir dari generasi Tabi’in) dan salah satu pembesar dari muridnya Ibnu Abbas RA.
“Sesungguhnya Allah SWT. Telah mewajibkan puasa kepada setiap umat manusia. Sedangkan seperti yang diketahui bahwa sebelun Nabi Nuh AS telah ada umat dan generasi dari masa ke masa sejak zaman Nabi Adam AS.” (Tafsir al-Jami’ilahkam al-Quran karangan Imam Al-Qurtubi Juz 2 hal.274 cetakan Dar Al-Kitab Al-‘Arobi th.1387 H/1967M).
Khusus Puasa di bulan Ramadan pertama kali diwajibkan adalah pada tahun ke-2 Hijriyah atau di tahun ke-15 Kenabian.
Artinya, perintah wajib Puasa di bulan Ramadhan turun ketika Nabi SAW sudah berada di Yatsrib atau Madinah.
Dalil yang memerintahkan Puasa Ramadhan seperti disampaikan sebelumnya terdapat dalam Al Quran Surah Al Baqarah ayat 183.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ
Artinya: "Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa."
Sebelum Puasa Ramadhan disyariatkan, Nabi Muhammad SAW dan Kaum Muslimin hanya melakukan tiga hari dalam sebulan, kemudian Puasa Asyura’, baru setelah itu turunlah perintah Wajib puasa Ramadan.
Pada awalnya, puasa yang ada pada umat Islam tidak seringan yang kita rasakan saat ini.
Dahulu, di malam hari puasa umat Islam dilarang untuk bersetubuh begitu juga makan dan minum apabila telah tertidur.
Melansir Intisari, diriwayatkan oleh Ibn Harir dari Mu’adz ibn Jabal r.a., bahwa ketika sampai di Madinah, Nabi Muhammad melihat orang-orang Yahudi berpuasa di tanggal Hari Assyura alias 10 Muharam alias di berpuasa di Hari Asysyura dan berpuasa tiga hari di setiap bulannya.
Di awal-awal tahun Hijriyah, sejatinya sudah ada perintah melakukan puasa yaitu puasa tiga hari setiap bulan.
Selain itu, umat Islam sebelumnya juga terbiasa melakukan puasa pada Hari Assyura.
Ketika berada di Madinah, Nabi juga tahu bahwa orang-orang Yahudi juga kerap melakukan puasa di hari itu.
Puasa itu dilakukan untuk memperingati bebasnya Musa dan umatnya dari kejaran Firaun.
Dibanding orang-orang Yahudi, Nabi Muhammad merasa lebih berhak atas kisah Nabi Musa itu.
Itulah sebabnya Muhammad, pada 10 Muharam, memerintahkan seluruh umat Islam supaya berpuasa di tanggah tersebut.
Tak lama kemudian, tepat di bulan Sya’ban tahun ke-2 Hijriyah, turun perintah Puasa Ramadan melalui Surat Al-baqarah, 183-184.
Lepas dari itu, melalui kitabnya Fiqh As-Shiyam, Syaikh Yusuf Al-Qardhawi menjelaskan bahwa kewajiban puasa di Bulan Ramadan pada tahun ke-2 Hijriyah ini berhubungan dengan periodesasi dakwah Islam.
Awal dakwah Islam dibagi menjadi dua periode: Periode Mekkah dan Periode Madinah.
Periode Mekkah lebih pada penekanan akidah dan pemurnian tauhid.
Sementara Periode Madinah lebih banyak berurusan dengan struktur masyarakat dan muamalat.
Perintah puasa turun di Periode Madinah.
Setelah turun perintah itu, maka kedudukan puasa di Hari Assyura dan puasa tiga hari tiap bulan menjadi sunnah.(*)
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/pontianak/foto/bank/originals/ilustrasi-ramadan-ramadhan-dari.jpg)